Pamit ke Kebun, Seorang Pria di Sangihe Ditemukan Meninggal Dunia
Jum'at, 20 Agustus 2021 - 19:35 WIB
SANGIHE - Janis Paususeke alias Anis (65) warga Warga Lindongan 1 Kampung Lesabe 1, Tabukan Selatan, ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di perkebunan Nena Kampung Bowone, Tabukan Selatan Tengah, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, Kamis (19/08/2021) sore.
Kapolsek Tabukan Selatan AKP R.H. Pakaya mengatakan, menurut keterangan Meitje Tulas selaku istri korban, pada Senin (16/8/2021) korban pergi ke kebun untuk memotong rumput dan mengatakan akan menginap di pondok seperti biasanya.
"Namun hingga Kamis siang, korban tak kunjung pulang. Istri korban yang khawatir terjadi sesuatu, kemudian mencari korban di kebun," kata Kapolsek Tabukan Selatan AKP R.H. Pakaya, Jumat (20/8/2021).
Sesampainya di kebun , istri korban lalu menuju pondok dan melihat pintu dalam keadaan terbuka, sedangkan mesin pemotong rumput berada di dalamnya. Dia pun mengira korban sedang mengambil air di sumur yang berada tak jauh dari pondok tersebut.
"Sambil menunggu korban, saksi memasak sagu untuk dimakan bersama.Namun hingga beberapa saat kemudian korban tak kunjung terlihat. Saksi akhirnya makan karena sudah lapar. Setelah itu saksi menuju sumur untuk mengambil air dan mendapati sepatu boots milik korban," tutur AKP R.H. Pakaya.
Curiga bercampur khawatir, saksi terus mencari keberadaan korban, yang didapatinya dalam keadaan tengkurap dan kepala korban berada di dalam air sumur. Sontak, saksi langsung berteriak meminta pertolongan. Saksi kemudian bertemu dengan seorang warga bernama Ahasia Manake yang sedang memotong rumput tak jauh dari kebun korban.
Selanjutnya saksi meminta Ahasia Manake agar menghubungi keluarganya di kampung. Tak berselang lama pihak kepolisian bersama Puskesmas Salurang dan masyarakat mendatangi TKP.
Menurut keterangan lisan dr. Murni Rahayu, selaku dokter di Puskesmas Salurang, korban diperkirakan meninggal sejak tiga hari sebelumnya. Dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
"Berdasarkan keterangan pihak keluarga, korban memiliki riwayat penyakit hipertensi. Diduga korban meninggal akibat penyakit yang dideritanya itu kambuh. Pihak keluarga menolak otopsi melalui surat pernyataan, dan menerima kejadian ini sebagai musibah Jenazah korban lalu diserahkan ke pihak keluarga untuk disemayamkan dan dimakamkan," ujar AKP R.H. Pakaya.
Kapolsek Tabukan Selatan AKP R.H. Pakaya mengatakan, menurut keterangan Meitje Tulas selaku istri korban, pada Senin (16/8/2021) korban pergi ke kebun untuk memotong rumput dan mengatakan akan menginap di pondok seperti biasanya.
"Namun hingga Kamis siang, korban tak kunjung pulang. Istri korban yang khawatir terjadi sesuatu, kemudian mencari korban di kebun," kata Kapolsek Tabukan Selatan AKP R.H. Pakaya, Jumat (20/8/2021).
Sesampainya di kebun , istri korban lalu menuju pondok dan melihat pintu dalam keadaan terbuka, sedangkan mesin pemotong rumput berada di dalamnya. Dia pun mengira korban sedang mengambil air di sumur yang berada tak jauh dari pondok tersebut.
"Sambil menunggu korban, saksi memasak sagu untuk dimakan bersama.Namun hingga beberapa saat kemudian korban tak kunjung terlihat. Saksi akhirnya makan karena sudah lapar. Setelah itu saksi menuju sumur untuk mengambil air dan mendapati sepatu boots milik korban," tutur AKP R.H. Pakaya.
Curiga bercampur khawatir, saksi terus mencari keberadaan korban, yang didapatinya dalam keadaan tengkurap dan kepala korban berada di dalam air sumur. Sontak, saksi langsung berteriak meminta pertolongan. Saksi kemudian bertemu dengan seorang warga bernama Ahasia Manake yang sedang memotong rumput tak jauh dari kebun korban.
Selanjutnya saksi meminta Ahasia Manake agar menghubungi keluarganya di kampung. Tak berselang lama pihak kepolisian bersama Puskesmas Salurang dan masyarakat mendatangi TKP.
Menurut keterangan lisan dr. Murni Rahayu, selaku dokter di Puskesmas Salurang, korban diperkirakan meninggal sejak tiga hari sebelumnya. Dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
"Berdasarkan keterangan pihak keluarga, korban memiliki riwayat penyakit hipertensi. Diduga korban meninggal akibat penyakit yang dideritanya itu kambuh. Pihak keluarga menolak otopsi melalui surat pernyataan, dan menerima kejadian ini sebagai musibah Jenazah korban lalu diserahkan ke pihak keluarga untuk disemayamkan dan dimakamkan," ujar AKP R.H. Pakaya.
(don)
tulis komentar anda