Masuk Zona Merah, Kesadaran Prokes di Daerah Masih Rendah dan Stigma Sosial Tinggi
Minggu, 15 Agustus 2021 - 09:32 WIB
Padahal masyarakat di Tana Toraja juga masih suka berkerumun. Tadinya kampung yang ditinggalinya steril. Sekarang dengan adanya transmisi COVID-19 mulai ada yang meninggal dunia.
Belum lagi soal vaksinasi, banyak masyarakat yang masih enggan disuntik vaksin COVID-19. Selain itu, akses untuk dapat vaksin masih sangat terbatas. Bersama FSK, Dinny ingin mengedukasi masyarakat tentang pentingnya patuh protokol kesehatan dan vaksinasi COVID-19.
Dia mencari cara yang tepat dan menyenangkan agar pesan ini sampai ke masyarakat. "Kami inginnya jangka panjang dan pendek melakukan sosialisasi dan edukasi dengan pendekatan kearifan lokal. Bisa menggandeng tokoh masyarakat untuk jadi role model atau teladan."
"Karena kita sudah hidup berdampingan dengan COVID-19. Mikirnya sekarang kalau seandainya kena COVID-19 harus berbuat apa," bebernya.
Melihat kenyataan ini, Koordinator Nasional Forum Solidaritas Kemanusiaan, Sudirman Said menilai, kebijakan PPKM serta langkah pencegahan COVID-19 yang telah diterapkan pemerintah seharusnya dipatuhi oleh masyarakat di mana saja. Kaitannya dengan patuh prokes dan ikut vaksinasi.
"Vaksinasi akan memerlukan waktu, karena menyangkut ketersediaan pasokan, manajemen logistik, dan juga beban tenaga kesehatan," terangnya. Dia menyebut sambil diimbangi dengan pelaksanaan prokes ketat, edukasi dan literasi akan sangat menentukan keberhasilan mengendalikan pandemi.
Sudirman menambahkan, masalah stigma di masyarakat menjadi tantangan bersama. Menurutnya, antar warga harus menjaga keharmonisan, agar tidak terjadi saling curiga. "Peran para pemimpin masyarakat akan sangat penting menjaga saling percaya antar warga. Bahkan semangat saling bantu yang harus digelorakan," tuturnya.
Selain itu, dia mengatakan ada 3 upaya penting yang akandilakukan FSK, mulai dari edukasi dan peningkatan literasi secara massif, membantu pemulihan kesehatan, serta memperkuat pemberdayaan sosial dan ekonomi sebagai dampak dari pandemi.
Belum lagi soal vaksinasi, banyak masyarakat yang masih enggan disuntik vaksin COVID-19. Selain itu, akses untuk dapat vaksin masih sangat terbatas. Bersama FSK, Dinny ingin mengedukasi masyarakat tentang pentingnya patuh protokol kesehatan dan vaksinasi COVID-19.
Dia mencari cara yang tepat dan menyenangkan agar pesan ini sampai ke masyarakat. "Kami inginnya jangka panjang dan pendek melakukan sosialisasi dan edukasi dengan pendekatan kearifan lokal. Bisa menggandeng tokoh masyarakat untuk jadi role model atau teladan."
"Karena kita sudah hidup berdampingan dengan COVID-19. Mikirnya sekarang kalau seandainya kena COVID-19 harus berbuat apa," bebernya.
Melihat kenyataan ini, Koordinator Nasional Forum Solidaritas Kemanusiaan, Sudirman Said menilai, kebijakan PPKM serta langkah pencegahan COVID-19 yang telah diterapkan pemerintah seharusnya dipatuhi oleh masyarakat di mana saja. Kaitannya dengan patuh prokes dan ikut vaksinasi.
"Vaksinasi akan memerlukan waktu, karena menyangkut ketersediaan pasokan, manajemen logistik, dan juga beban tenaga kesehatan," terangnya. Dia menyebut sambil diimbangi dengan pelaksanaan prokes ketat, edukasi dan literasi akan sangat menentukan keberhasilan mengendalikan pandemi.
Sudirman menambahkan, masalah stigma di masyarakat menjadi tantangan bersama. Menurutnya, antar warga harus menjaga keharmonisan, agar tidak terjadi saling curiga. "Peran para pemimpin masyarakat akan sangat penting menjaga saling percaya antar warga. Bahkan semangat saling bantu yang harus digelorakan," tuturnya.
Selain itu, dia mengatakan ada 3 upaya penting yang akandilakukan FSK, mulai dari edukasi dan peningkatan literasi secara massif, membantu pemulihan kesehatan, serta memperkuat pemberdayaan sosial dan ekonomi sebagai dampak dari pandemi.
(shf)
tulis komentar anda