Potret Kemiskinan, Wajah Bocah di Luwu Utara Terbakar Hanya Diobati Ala Kadarnya
Jum'at, 29 Mei 2020 - 06:28 WIB
LUWU UTARA - Wajah Mardal bocah 12 tahun ini hangus terkena cairan spiritus setelah bermain petasan jenis baraccung bersama temannya, di Dusun Lettekeng, Waetuo, Kecamatan Malangke Barat, Kabupaten Luwu Utara, Sulsel Kamis, 21 Mei 2020 lalu.
Kondisi yang serba kekurangan membuat bocah 12 tahun ini hanya diobati menggunakan obat kampung yang dibantu oleh seorang sandro (dukun anak) lantaran tak memiliki cukup biaya untuk operasi di rumah sakit. (Baca: Protes 8 Warganya Ditangkap, Jalinsum Lumpuh 3 Jam Akibat Diblokade Massa)
Anak kedua dari pasangan Uda' dan Arjuna dikenal sangat rajin bahkan dia tak malu membantu ibunya sebagai pekerja serabotan (penggiling jagung) untuk mencari pundi-pundi rupiah demi memenuhi kebutuhan dan uang jajan di sekolah, kondisi ini terpaksa dilakukan setelah ayah menceraikan ibu dan meninggalkan mereka.
"Setiap pulang sekolah saya membantu ibu bekerja, ikut gajian deros jagungnya orang. Biasa juga bantu panen dikebun orang baru kita digaji," kata Mardal, Kamis 28 Mei 2020.
Mardal merupakan anak ke dua dari tiga saudara dia bersama ibu dan saudaranya yang tinggal di sebuah rumah kumuh dan reot yang tak memiliki kamar mandi dan jamban.
Bahkan untuk keluar dan masuk rumah, mereka harus lewat diantara sela tembok bangunan tetangga karena posisi rumah mereka tepat berada di belakang rumah tetangga.
Saat ini Mardal tengah menempuh pendidikan kelas 6 SDN di Kecamatan Malangke Barat.
Di sekolahnya Mardal dikenal anak yang cerdas dan rajin, dia bahkan merupakan salah satu murid yang menonjol karena kemampuannya membaca ayat-ayat Alquran.
Kondisi yang serba kekurangan membuat bocah 12 tahun ini hanya diobati menggunakan obat kampung yang dibantu oleh seorang sandro (dukun anak) lantaran tak memiliki cukup biaya untuk operasi di rumah sakit. (Baca: Protes 8 Warganya Ditangkap, Jalinsum Lumpuh 3 Jam Akibat Diblokade Massa)
Anak kedua dari pasangan Uda' dan Arjuna dikenal sangat rajin bahkan dia tak malu membantu ibunya sebagai pekerja serabotan (penggiling jagung) untuk mencari pundi-pundi rupiah demi memenuhi kebutuhan dan uang jajan di sekolah, kondisi ini terpaksa dilakukan setelah ayah menceraikan ibu dan meninggalkan mereka.
"Setiap pulang sekolah saya membantu ibu bekerja, ikut gajian deros jagungnya orang. Biasa juga bantu panen dikebun orang baru kita digaji," kata Mardal, Kamis 28 Mei 2020.
Mardal merupakan anak ke dua dari tiga saudara dia bersama ibu dan saudaranya yang tinggal di sebuah rumah kumuh dan reot yang tak memiliki kamar mandi dan jamban.
Bahkan untuk keluar dan masuk rumah, mereka harus lewat diantara sela tembok bangunan tetangga karena posisi rumah mereka tepat berada di belakang rumah tetangga.
Saat ini Mardal tengah menempuh pendidikan kelas 6 SDN di Kecamatan Malangke Barat.
Di sekolahnya Mardal dikenal anak yang cerdas dan rajin, dia bahkan merupakan salah satu murid yang menonjol karena kemampuannya membaca ayat-ayat Alquran.
tulis komentar anda