Viral Video Warga Tuduh RS Covid-kan Pasien, Keluarga Pasien Akhirnya Minta Maaf

Rabu, 04 Agustus 2021 - 14:05 WIB
Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara
SURABAYA - Sebuah video berdurasi 2,41 menit viral di media sosial yang memperlihatkan beberapa orang masuk ke RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) Surabaya dengan nada marah. Mereka melakukan tindakan tidak menyenangkan kepada salah satu tenaga kesehatan (nakes) di RS tersebut.

Arthur, mewakili pihak keluarga pasien yang meninggal menuturkan, pihaknya telah membuat video klarifikasi permohonan maaf dan menjelaskan bahwa video yang beredar tersebut tidak benar. “Kami atas nama keluarga ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya pada RS BDH atas insiden yang terjadi. Kami juga mengucapkan terima kasih atas pelayanan kesehatan yang diberikan” katanya, Rabu (4/8/2021).

Baca juga: Sebanyak 250 Tahanan di Polda Jatim Jalani Vaksinasi COVID-19



Sementara itu, Sandy, penyebar video tersebut melalui aplikasi tiktok juga telah membuat video permintaan maaf yang diunggah di akun tiktok pribadinya. Dalam video tersebut, Sandy mengakui bahwa dirinya tidak mengetahui permasalahan yang terjadi di RS BDH.

“Saya ingin meminta maaf terkait video yang saya unggah di aplikasi tiktok kepada RS BDH. Saya berjanji tidak akan terulang lagi kejadian yang seperti ini,” jelasnya.

Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara menuturkan, permasalahan ini terjadi ketika ada pasien yang merupakan rujukan dari Puskesmas Lontar dengan diagnosa suspek COVID-19 melalui hasil swab antigen yang dilakukan di RSAU dr Soemitro. Di samping itu, hasil swab PCR pasien tersebut, juga positif COVID-19. “Hasil swab antigennya dari RSAU Soemitro itu positif, hasil PCR-nya juga menyatakan positif,” kata Febri.

Ia menambahkan, pihak keluarga inti dari pasien, sebenarnya tidak mempermasalahkan dengan status pasien. Namun, pada 25 Juli 2021, kondisi pasien memburuk, hingga akhirnya meninggal dunia. Melalui hasil diskusi dengan keluarga inti pasien, mereka sepakat jenazah akan dimakamkan pukul 08.00 WIB pada keesokan harinya sembari menunggu proses pemulasaraan yang sesuai dengan agama yang dianut.

“Keluarga inti sudah setuju pemakaman dilakukan pada 26 Juli, jam delapan pagi. Difasilitasi juga untuk dua anggota keluarga untuk melihat jenazah untuk terakhir kali,” jelasnya.

Namun, lanjutnya, ada sekelompok orang yang mengaku sebagai kerabat dan menerobos masuk untuk melihat jenazah. Pada saat itu, mereka diduga seperti dalam kondisi mabuk. Sehingga, mereka menuduh RSUD BDH meng-covidkan pasien yang sudah meninggal tersebut. Padahal, saat itu nakes sedang mencoba untuk memberikan pemahaman kepada oknum keluarga pasien terkait kondisi sebenarnya.

“Sebelum selesai memberikan penjelasan, nakes tersebut menerima tindakan kekerasan oleh oknum tersebut,” ujarnya.

Melihat hal itu, kepala tim keamanan RSUD BDH langsung berkoordinasi dengan Polsek Benowo agar segera merapat ke lokasi kejadian. Berdasarkan hasil mediasi, Febri menyatakan, kelompok oknum keluarga pasien sepakat untuk meminta maaf kepada pihak yang dirugikan. Dan, mereka juga berjanji untuk membimbing anggota kelompoknya agar mematuhi protokol kesehatan dan peraturan rumah sakit.

“Perwakilan dari oknum keluarga meminta maaf karena tidak mengetahui prosedur yang berlaku dan membuat surat pernyataan bermaterai,” tegasnya.
(msd)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content