COVID-19 Hanya Bisa Dikontrol, Tidak Bisa Hilang Total
Rabu, 27 Mei 2020 - 13:32 WIB
JAKARTA - Relawan Medis Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 , dr Tirta Mandira Hudhi menegaskan bahwa virus Corona (COVID-19) tidak bisa hilang secara total. Sehingga dibutuhkan adaptasi New Normal, namun harus sesuai dengan protokol kesehatan.
“Jadi terlepas ini dilaksanakan atau enggak, banyak netizen dan masyarakat bertanya New Normal itu apa? Jadi gini, New Normal itu adalah sebuah adaptasi gaya yang baru. Karena COVID-19 itu tidak bisa hilang total. COVID-19 itu hanya bisa dikontrol, itu adalah hal sesuatu yang kita harus tahu,” ungkap dr Tirta di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, Rabu (27/5/2020). (Baca juga : Kepala Puskesmas PB Selayang II Kota Medan Positif Terinfeksi Covid-19 )
Bahwa banyak yang bertanya kapan COVID-19 itu hilang? dr Tirta pun menegaskan bahwa COVID-19 itu tidak bisa hilang, layaknya TBC, layaknya DBD, layaknya malaria, HIV, Hepatitis dan yang lainnya. “Dan hanya bisa dikontrol sampai titik minimal. Nah untuk memutus rantai infeksi ini, karena ini sesuatu yang baru kita dibutuhkan adaptasi yang baru namanya New Normal,” jelasnya.
dr Tirta menegaskan bahwa dalam menerapkan New Normal harus sesuai dengan protokol kesehatan yang selama ini telah diajarkan oleh Gugus Tugas. “Nah New Normal ini yang penting, satu menetapkan segala sesuatu protokol kesehatan yang sudah diajarkan oleh Gugus Tugas dari bulan Maret yaitu pakai masker, entah itu kain, yang medis pakai masker medis, lalu cuci tangan terus di setiap waktu, hindari menyentuh mulut mata dan hidung, tetap jaga jarak,” tegasnya.
Ia pun meminta masyarakat terus menjaga kebersihan diri ketika New Normal diberlakukan. “Nah sambil kita menunggu kebijakan yang sesuai dengan pemerintah, let's say kalau emang pasar buka, berarti kita sebagai relawan mengedukasi pedagang untuk menjaga kebersihan diri. Konsumennya kita jaga kebersihan diri. Terus yang kedua ini, mal buka tanggal 8 Juni, berarti semua mal harus menerapkan protokol kesehatan, seperti itu,” jelas dr Tirta.
Namun, dr Tirta meminta masyarakat tidak salah kaprah dengan adaptasi New Normal. Masyarakat harus tetap menjalankan kehidupan normal namun dengan menerapkan protokol kesehatan. “Yang paling penting adalah maksudnya menerima di sini bukan kita salaman sama COVID-19, bukan.”
“Tetapi, saya akan menerangkan maksudnya Pak Presiden (Joko Widodo), beliau bilang menerima itu bukan artian kita menerima wae lah, pasrah, bukan. Tetapi COVID-19 ini dikontrol, dia akan selalu ada. Supaya menjaga minimal, kita tetap harus memutus rantai infeksi,” tegas dr Tirta.
Selain itu, New Normal juga harus tetap mengupayakan untuk memutus mata rantai penyebaran virus ini. “Dengan cara apa? Adaptasi baru, let’s say ada restoran buka, restoran buka kan ada meja-mejanya. Apa adaptasi gaya barunya? Sekarang setiap restoran, setiap meja dikasih celah plastik,” kata dr Tirta mencontohkan.
Bahkan saat ini, kata dr Tirta, New Normal yang telah dilaksanakan masyarakat adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Kini banyak orang membeli makanan yang bersih. (Baca juga : Catat! Ini Panduan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Tempat Kerja )
“Kita lihat karena COVID-19, semua warga Indonesia melakukan PHBS lebih cepat. Dan itu sebenarnya adalah agenda kita dari tahun 70-an. Jadi, PHBS ini harus kita laksanakan lebih lanjut. Protokol kesehatan kita jalankan sesuai dengan kebijakan dari pemerintah, atas sampai bahwa terstruktur. Itu sebenarnya pada dasarnya adalah New Normal,” terangnya.
“Jadi terlepas ini dilaksanakan atau enggak, banyak netizen dan masyarakat bertanya New Normal itu apa? Jadi gini, New Normal itu adalah sebuah adaptasi gaya yang baru. Karena COVID-19 itu tidak bisa hilang total. COVID-19 itu hanya bisa dikontrol, itu adalah hal sesuatu yang kita harus tahu,” ungkap dr Tirta di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, Rabu (27/5/2020). (Baca juga : Kepala Puskesmas PB Selayang II Kota Medan Positif Terinfeksi Covid-19 )
Bahwa banyak yang bertanya kapan COVID-19 itu hilang? dr Tirta pun menegaskan bahwa COVID-19 itu tidak bisa hilang, layaknya TBC, layaknya DBD, layaknya malaria, HIV, Hepatitis dan yang lainnya. “Dan hanya bisa dikontrol sampai titik minimal. Nah untuk memutus rantai infeksi ini, karena ini sesuatu yang baru kita dibutuhkan adaptasi yang baru namanya New Normal,” jelasnya.
dr Tirta menegaskan bahwa dalam menerapkan New Normal harus sesuai dengan protokol kesehatan yang selama ini telah diajarkan oleh Gugus Tugas. “Nah New Normal ini yang penting, satu menetapkan segala sesuatu protokol kesehatan yang sudah diajarkan oleh Gugus Tugas dari bulan Maret yaitu pakai masker, entah itu kain, yang medis pakai masker medis, lalu cuci tangan terus di setiap waktu, hindari menyentuh mulut mata dan hidung, tetap jaga jarak,” tegasnya.
Ia pun meminta masyarakat terus menjaga kebersihan diri ketika New Normal diberlakukan. “Nah sambil kita menunggu kebijakan yang sesuai dengan pemerintah, let's say kalau emang pasar buka, berarti kita sebagai relawan mengedukasi pedagang untuk menjaga kebersihan diri. Konsumennya kita jaga kebersihan diri. Terus yang kedua ini, mal buka tanggal 8 Juni, berarti semua mal harus menerapkan protokol kesehatan, seperti itu,” jelas dr Tirta.
Namun, dr Tirta meminta masyarakat tidak salah kaprah dengan adaptasi New Normal. Masyarakat harus tetap menjalankan kehidupan normal namun dengan menerapkan protokol kesehatan. “Yang paling penting adalah maksudnya menerima di sini bukan kita salaman sama COVID-19, bukan.”
“Tetapi, saya akan menerangkan maksudnya Pak Presiden (Joko Widodo), beliau bilang menerima itu bukan artian kita menerima wae lah, pasrah, bukan. Tetapi COVID-19 ini dikontrol, dia akan selalu ada. Supaya menjaga minimal, kita tetap harus memutus rantai infeksi,” tegas dr Tirta.
Selain itu, New Normal juga harus tetap mengupayakan untuk memutus mata rantai penyebaran virus ini. “Dengan cara apa? Adaptasi baru, let’s say ada restoran buka, restoran buka kan ada meja-mejanya. Apa adaptasi gaya barunya? Sekarang setiap restoran, setiap meja dikasih celah plastik,” kata dr Tirta mencontohkan.
Bahkan saat ini, kata dr Tirta, New Normal yang telah dilaksanakan masyarakat adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Kini banyak orang membeli makanan yang bersih. (Baca juga : Catat! Ini Panduan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Tempat Kerja )
“Kita lihat karena COVID-19, semua warga Indonesia melakukan PHBS lebih cepat. Dan itu sebenarnya adalah agenda kita dari tahun 70-an. Jadi, PHBS ini harus kita laksanakan lebih lanjut. Protokol kesehatan kita jalankan sesuai dengan kebijakan dari pemerintah, atas sampai bahwa terstruktur. Itu sebenarnya pada dasarnya adalah New Normal,” terangnya.
(nfl)
tulis komentar anda