Pantauan Sinyal GPS Android, Pergerakan Warga Jateng Sangat Tinggi
Rabu, 27 Mei 2020 - 09:20 WIB
SEMARANG - Pergerakan masyarakat Jawa Tengah terpantau sangat tinggi pasca- Ramadhan dan Idul Fitri 1441 H. Mobilitas masyarakat itu diketahui dari sinyal GPS ponsel Android yang digunakan masing-masing warga.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku telah menerima laporan data tersebut dari Universitas Indonesia (UI). Untuk itu, pelaksanaan rapid test massal sangat mendesak untuk melihat perkembangan persebaran virus corona jenis baru, COVID-19 pasca-Ramadhan.
"(Rapid test) untuk melihat perkembangan. Umpama kemarin dari UI itu memberikan data kepada kita di mana pergerakan masyarakat Jawa Tengah dari versi Google itu tinggi sekali," kata Ganjar, Selasa (26/5/2020).( )
"Artinya masih banyak yang keluyuran. Karena banyak yang keluyuran di kerumunan, ini membikin potensi penularan (Covid-19) yang tinggi," ujarnya.
Meski demikian, data tersebut belum mencerminkan titik-titik persebaran kasus COVID-19 di Jawa Tengah. Data hanya mengungkap fakta tingginya pergerakan masyarakat. Dimungkinkan warga sibuk mencari beragam kebutuhan untuk kepentingan Lebaran.
"Tidak ada informasi lebih detail sampai ke sana (persebaran). Tapi itu gambaran seluruh Jateng, karena basisnya adalah mobile phone yang dia pakai. Jadi HP yang dia pakai itu dipantau yang Android seberapa dia membawa, karena GPS kan hidup, ternyata kita (Jateng) cukup tinggi," katanya.
Untuk deteksi persebaran COVID-19, digelontorkan 38.111 rapid test dalam dua tahap. Tahap pertama, jumlah rapid test yang terdistribusi sebanyak 27.011. Untuk Dinas Kesehatan kabupaten/kota sebanyak 24.641, sementara untuk rumah sakit sejumlah 2.370. Dari jumlah tersebut yang sudah dilakukan pemeriksaaan sebanyak 22.337, yang reaktif terdapat 809 orang, nonreaktif ada 21.528.
Sementara untuk tahap kedua, yang distribusikan ke 35 kabupaten/kota sejumlah 11.100. Sampai saat ini sudah dilakukan pemeriksaan sebanyak 3.411. 94 di antaranya reaktif dan 3.317 nonreaktif. Saat ini rapid test yang tersisa sebanyak 12.363.
"Sekarang kita tinggal meminta tempat kerumunan di rapid test, selain mereka yang pasti dirapid test seperti pemudik, pekerja migran, di pasar, mal atau berasal dari daerah episentrum COVID-19," katanya.
Lihat Juga: PUPR Penurunan Muka Tanah di Jateng Capai 14 Cm Pertahun, Lebih Cepat Tenggelam dari Jakarta
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku telah menerima laporan data tersebut dari Universitas Indonesia (UI). Untuk itu, pelaksanaan rapid test massal sangat mendesak untuk melihat perkembangan persebaran virus corona jenis baru, COVID-19 pasca-Ramadhan.
"(Rapid test) untuk melihat perkembangan. Umpama kemarin dari UI itu memberikan data kepada kita di mana pergerakan masyarakat Jawa Tengah dari versi Google itu tinggi sekali," kata Ganjar, Selasa (26/5/2020).( )
"Artinya masih banyak yang keluyuran. Karena banyak yang keluyuran di kerumunan, ini membikin potensi penularan (Covid-19) yang tinggi," ujarnya.
Meski demikian, data tersebut belum mencerminkan titik-titik persebaran kasus COVID-19 di Jawa Tengah. Data hanya mengungkap fakta tingginya pergerakan masyarakat. Dimungkinkan warga sibuk mencari beragam kebutuhan untuk kepentingan Lebaran.
"Tidak ada informasi lebih detail sampai ke sana (persebaran). Tapi itu gambaran seluruh Jateng, karena basisnya adalah mobile phone yang dia pakai. Jadi HP yang dia pakai itu dipantau yang Android seberapa dia membawa, karena GPS kan hidup, ternyata kita (Jateng) cukup tinggi," katanya.
Untuk deteksi persebaran COVID-19, digelontorkan 38.111 rapid test dalam dua tahap. Tahap pertama, jumlah rapid test yang terdistribusi sebanyak 27.011. Untuk Dinas Kesehatan kabupaten/kota sebanyak 24.641, sementara untuk rumah sakit sejumlah 2.370. Dari jumlah tersebut yang sudah dilakukan pemeriksaaan sebanyak 22.337, yang reaktif terdapat 809 orang, nonreaktif ada 21.528.
Sementara untuk tahap kedua, yang distribusikan ke 35 kabupaten/kota sejumlah 11.100. Sampai saat ini sudah dilakukan pemeriksaan sebanyak 3.411. 94 di antaranya reaktif dan 3.317 nonreaktif. Saat ini rapid test yang tersisa sebanyak 12.363.
"Sekarang kita tinggal meminta tempat kerumunan di rapid test, selain mereka yang pasti dirapid test seperti pemudik, pekerja migran, di pasar, mal atau berasal dari daerah episentrum COVID-19," katanya.
Lihat Juga: PUPR Penurunan Muka Tanah di Jateng Capai 14 Cm Pertahun, Lebih Cepat Tenggelam dari Jakarta
(abd)
tulis komentar anda