Penyebaran COVID-19 Belum Terkendali, Kota Bogor Tidak Gelar PTM
Senin, 28 Juni 2021 - 23:31 WIB
BOGOR - Wali Kota Bogor , Bima Arya memastikan pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Bogor belum bisa dilakukan lantaran penyebaran COVID-19 masih belum terkendali.
PTM baru bisa dilaksanakan jika angka penyebarannya sudah melandai. Penegasan Wali Kota Bogor tersebut disampaikan pada kesempatan Diskusi Media (Dismed) Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) yang digelar secara virtual, Senin (28/06/2021).
"Tidak. Sampai kemudian kita pastikan angkanya sudah landai dan terkendali," kata Bima Arya dalam diskusi bertajuk 'Mengejar Prestasi di Tengah Pandemi' itu.
Ia pun menjelaskan bahwa PTM hanya bisa dilakukan ketika syarat utama terpenuhi, yakni penularan COVID-19 melandai. "Jadi kalau COVID tidak landai sangat mungkin untuk dikaji kembali. Hari ini bukan saja tidak landai, tapi kita berada pada fase darurat dan genting," jelas dia.
Langkah tersebut, lanjut Bima, diambil karena berdasarkan analisa tim yang merasa di lapangan situasinya masih belum terkendali, meskipun Kota Bogor masih berada di zona orange."Jadi walaupun kita tidak merah, masih orange tapi kalau hari ini diminta untuk melaksanakan tatap muka, saya kira belum menjadi pilihan," kata Bima.
Bima sendiri mengakui bahwa pembelajaran jarak jauh (PJJ) bukanlah metode pembelajaran yang ideal. Namun mengingat kondisi saat ini berbeda, dimana penularan COVID-19 semakin tinggi, PPJ harus ditempun.
Dia mengatakan bahwa ketika pemerintah beberapa waktu lalu berencana akan membuka PTM, dirinya sangat antusias dan telah melakukan simulasi. "Waktu itu sudah berlangsung simulasinya, dan saya cek di beberapa lokasi simulasinya berjalan dengan sangat baik," ujarnya.
Selain simulasi berjalan baik, semua guru pun telah melaksanakan vaksinasi. Termasuk menyediakan fasilitas penunjang dan membentuk satuan tugas pelajar yang bisa mengawasi siswa/siswi di luar. "Di dalam sekolah kondisi bagus. Tapi ketika naik angkot bertumpuk, kemudian tetap nongkrong di luar, kan tetap bahaya," jelas dia.
Namun hari ini, tegas dia, perkembanganya berbeda. Ia pun telah menyampaikan hal ini kepada pihak sekolah. "Minggu lalu saya perintahkan langsung menghentikan simulasi. Jadi simulasi langsung di stop," kata Bima.
Menurut dia, kondisi di beberapa rumah sakit penuh, penularan anak-anak semakin meningkat dan fasilitas kesehatan nyaris lumpuh. Karena itu, dia mengimbau seluruh warga Bogor untuk semaksimal mungkin membatasi kegiatan di luar dan tetap berada di dalam di rumah.
PTM baru bisa dilaksanakan jika angka penyebarannya sudah melandai. Penegasan Wali Kota Bogor tersebut disampaikan pada kesempatan Diskusi Media (Dismed) Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) yang digelar secara virtual, Senin (28/06/2021).
Baca Juga
"Tidak. Sampai kemudian kita pastikan angkanya sudah landai dan terkendali," kata Bima Arya dalam diskusi bertajuk 'Mengejar Prestasi di Tengah Pandemi' itu.
Ia pun menjelaskan bahwa PTM hanya bisa dilakukan ketika syarat utama terpenuhi, yakni penularan COVID-19 melandai. "Jadi kalau COVID tidak landai sangat mungkin untuk dikaji kembali. Hari ini bukan saja tidak landai, tapi kita berada pada fase darurat dan genting," jelas dia.
Langkah tersebut, lanjut Bima, diambil karena berdasarkan analisa tim yang merasa di lapangan situasinya masih belum terkendali, meskipun Kota Bogor masih berada di zona orange."Jadi walaupun kita tidak merah, masih orange tapi kalau hari ini diminta untuk melaksanakan tatap muka, saya kira belum menjadi pilihan," kata Bima.
Bima sendiri mengakui bahwa pembelajaran jarak jauh (PJJ) bukanlah metode pembelajaran yang ideal. Namun mengingat kondisi saat ini berbeda, dimana penularan COVID-19 semakin tinggi, PPJ harus ditempun.
Dia mengatakan bahwa ketika pemerintah beberapa waktu lalu berencana akan membuka PTM, dirinya sangat antusias dan telah melakukan simulasi. "Waktu itu sudah berlangsung simulasinya, dan saya cek di beberapa lokasi simulasinya berjalan dengan sangat baik," ujarnya.
Selain simulasi berjalan baik, semua guru pun telah melaksanakan vaksinasi. Termasuk menyediakan fasilitas penunjang dan membentuk satuan tugas pelajar yang bisa mengawasi siswa/siswi di luar. "Di dalam sekolah kondisi bagus. Tapi ketika naik angkot bertumpuk, kemudian tetap nongkrong di luar, kan tetap bahaya," jelas dia.
Baca Juga
Namun hari ini, tegas dia, perkembanganya berbeda. Ia pun telah menyampaikan hal ini kepada pihak sekolah. "Minggu lalu saya perintahkan langsung menghentikan simulasi. Jadi simulasi langsung di stop," kata Bima.
Menurut dia, kondisi di beberapa rumah sakit penuh, penularan anak-anak semakin meningkat dan fasilitas kesehatan nyaris lumpuh. Karena itu, dia mengimbau seluruh warga Bogor untuk semaksimal mungkin membatasi kegiatan di luar dan tetap berada di dalam di rumah.
(don)
tulis komentar anda