Gawat, Bahasa Pasan di Minahasa Tenggara Jarang Dipakai dan Terancam Punah
Rabu, 23 Juni 2021 - 14:05 WIB
MINAHASA TENGGARA - Bahasa Pasan yang merupakan salah satu bahasa daerah di Sulawesi Utara dari etnis Minahasa jarang dipakai dalam percakapan sehari-hari dan kini terancam punah.
Baca juga: Kluster Minimarket di Sulut Menggila, Kasus COVID-19 Bertambah 39 Orang
Berdasarkan penelitian Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Minahasa Tenggara, sebagian besar kelompok masyarakat tidak lagi menggunakan bahasa yang berasal dari sub etnis Pasan ini.
Baca juga: Penampakan Rumah Senilai Rp400 Juta yang Dihancurkan Suami Lantaran Istri Selingkuh
"Dari kajian kami bersama dengan Dinas Kebudayaan Provinsi, Bahasa Pasan yang ada di Kabupaten Minahasa Tenggara saat ini terancam punah," kata Kepala Disparbud Kabupaten Minahasa Tenggara, Sartje Taogan, Rabu (23/6/2021).
Dia mengungkapkan bahwa karena sudah jarang digunakan maka lama-kelamaan mulai dilupakan. "Saat ini kesulitan mencari masyarakat yang masih menggunakan bahasa tersebut," ujarnya.
Sartje menambahkan, pihaknya berupaya agar tokoh-tokoh budaya di sub etnis Pasan dilibatkan dalam pelestarian bahasa daerah ini.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Minahasa Tenggara, Ascke Benu mengungkapkan, saat ini sedang diupayakan agar bahasa daerah masuk dalam mata pelajaran siswa.
"Saat ini kami memasukkan bahasa daerah sebagai mata pelajaran muatan lokal, yang diajarkan pada tingkatan pendidikan dasar," katanya.
Baca juga: Kluster Minimarket di Sulut Menggila, Kasus COVID-19 Bertambah 39 Orang
Berdasarkan penelitian Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Minahasa Tenggara, sebagian besar kelompok masyarakat tidak lagi menggunakan bahasa yang berasal dari sub etnis Pasan ini.
Baca juga: Penampakan Rumah Senilai Rp400 Juta yang Dihancurkan Suami Lantaran Istri Selingkuh
"Dari kajian kami bersama dengan Dinas Kebudayaan Provinsi, Bahasa Pasan yang ada di Kabupaten Minahasa Tenggara saat ini terancam punah," kata Kepala Disparbud Kabupaten Minahasa Tenggara, Sartje Taogan, Rabu (23/6/2021).
Dia mengungkapkan bahwa karena sudah jarang digunakan maka lama-kelamaan mulai dilupakan. "Saat ini kesulitan mencari masyarakat yang masih menggunakan bahasa tersebut," ujarnya.
Sartje menambahkan, pihaknya berupaya agar tokoh-tokoh budaya di sub etnis Pasan dilibatkan dalam pelestarian bahasa daerah ini.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Minahasa Tenggara, Ascke Benu mengungkapkan, saat ini sedang diupayakan agar bahasa daerah masuk dalam mata pelajaran siswa.
"Saat ini kami memasukkan bahasa daerah sebagai mata pelajaran muatan lokal, yang diajarkan pada tingkatan pendidikan dasar," katanya.
tulis komentar anda