Bertemu Prabowo Subianto, Ridwan Kamil Jalin Kedekatan dengan Petinggi Partai
Selasa, 22 Juni 2021 - 09:17 WIB
Kang Emil yakin, komitmen yang disampaikan Prabowo Subianto kepada Ketua DPRD Jabar Taufik Hidayat yang juga Ketua DPD Partai Gerindra Jabar itu dapat terwujud. Terlebih, kata Kang Emil, selama menjabat Gubernur Jabar, dirinya memiliki kedekatan yang sangat baik dengan Taufik Hidayat.
"Pak Taufik ini walaupun latar belakangnya militer, tapi belajarnya sangat cepat. Sehingga, di masa kepemimpinan Pak Taufik ini , hubungan lebih mudah dan kita saling menghormati tidak kaku. Sehingga, hubungan saya dengan Gerindra sangat baik," tuturnya.
Kang Emil juga menegaskan bahwa hubungannya dengan Prabowo Subianto yang sudah terjalin sejak lama sangat baik. Meski begitu, Kang Emil mengakui bahwa sebelumnya, dia kesulitan untuk berkomunisi langsung dengan Prabowo Subianto.
"Dari dulu juga sangat baik. Hanya dulu terlalu banyak pintu yang harus saya lewati. Tadi saya izin ke Pak Prabowo kalau boleh komunikasi bisa lebih langsung," ungkapnya.
"Sehingga, kalau ada apa-apa ada komunikasi, ada yang harus diluruskan dengan mudah tanpa harus melewati banyak pintu. Beliau menyepakati agar komunikasi bisa lebih cepat langsung kepada beliau," lanjut Kang Emil.
Disinggung apakah pertemuannya dengan Prabowo Subianto juga menjadi wujud komitmen bertemu pimpinan partai, Kang Emil menyatakan bahwa sebagai Gubernur Jabar, dirinya harus dekat dengan semua partai. Dia yakin, kedekatannya dengan para petinggi partai bakal menjadikannya sukses memimpin Jabar.
"Karena semakin banyak dukungan semakin sukses. Sehingga, (pertemuan) dengan Bu Mega, Pak Prabowo, Cak Imin, Pak Zulkifli, Pak Surya Paloh, Presiden PKS, Mas AHY, Pak Airlangga, hampir semua sudah dalam waktu berdekatan, semua di awal 2021," katanya.
Saat ditanya soal peluang 'rujuk' dengan Partai Gerindra menyusul kegagalannya diusung Partai Gerindra pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar 2018 lalu, Kang Emil berujar tak ingin menggunakan istilah 'rujuk'. Menurutnya, kegagalan dirinya diusung Partai Gerindra pada Pilgub Jabar 2018 terjadi hanya karena situasi dan kondisi saat itu.
"Kalau boleh tidak ada istilah itu ya karena dulu juga lebih pada situasi dan kondisi saja. Hormat saya kepada secara pribadi dan hormat saya kepada Partai Gerindra. Masing-masing punya pilihan di momen yang tidak sesederhana yang orang lihat dalam media," tandas Kang Emil.
"Pak Taufik ini walaupun latar belakangnya militer, tapi belajarnya sangat cepat. Sehingga, di masa kepemimpinan Pak Taufik ini , hubungan lebih mudah dan kita saling menghormati tidak kaku. Sehingga, hubungan saya dengan Gerindra sangat baik," tuturnya.
Kang Emil juga menegaskan bahwa hubungannya dengan Prabowo Subianto yang sudah terjalin sejak lama sangat baik. Meski begitu, Kang Emil mengakui bahwa sebelumnya, dia kesulitan untuk berkomunisi langsung dengan Prabowo Subianto.
"Dari dulu juga sangat baik. Hanya dulu terlalu banyak pintu yang harus saya lewati. Tadi saya izin ke Pak Prabowo kalau boleh komunikasi bisa lebih langsung," ungkapnya.
"Sehingga, kalau ada apa-apa ada komunikasi, ada yang harus diluruskan dengan mudah tanpa harus melewati banyak pintu. Beliau menyepakati agar komunikasi bisa lebih cepat langsung kepada beliau," lanjut Kang Emil.
Disinggung apakah pertemuannya dengan Prabowo Subianto juga menjadi wujud komitmen bertemu pimpinan partai, Kang Emil menyatakan bahwa sebagai Gubernur Jabar, dirinya harus dekat dengan semua partai. Dia yakin, kedekatannya dengan para petinggi partai bakal menjadikannya sukses memimpin Jabar.
"Karena semakin banyak dukungan semakin sukses. Sehingga, (pertemuan) dengan Bu Mega, Pak Prabowo, Cak Imin, Pak Zulkifli, Pak Surya Paloh, Presiden PKS, Mas AHY, Pak Airlangga, hampir semua sudah dalam waktu berdekatan, semua di awal 2021," katanya.
Saat ditanya soal peluang 'rujuk' dengan Partai Gerindra menyusul kegagalannya diusung Partai Gerindra pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar 2018 lalu, Kang Emil berujar tak ingin menggunakan istilah 'rujuk'. Menurutnya, kegagalan dirinya diusung Partai Gerindra pada Pilgub Jabar 2018 terjadi hanya karena situasi dan kondisi saat itu.
"Kalau boleh tidak ada istilah itu ya karena dulu juga lebih pada situasi dan kondisi saja. Hormat saya kepada secara pribadi dan hormat saya kepada Partai Gerindra. Masing-masing punya pilihan di momen yang tidak sesederhana yang orang lihat dalam media," tandas Kang Emil.
(msd)
tulis komentar anda