Pesta Budaya Rondang Bittang, Momen Muda Mudi Simalungun Cari Jodoh

Sabtu, 19 Juni 2021 - 05:01 WIB
"Itu merupakan simbol kesejahteraan sekaligus ungkapan syukur dan bentuk penghormatan kepada raja-raja,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Pemkab Simalungun, Resman Saragih.

Resman menambahkan, sebelum penyelenggaraan PRB, panitia maupun keturunan raja-raja Simalungun akan berziarah ke makam raja-raja yaitu Raja Simalungun, Raja Siantar, Pane, Tanah Jawa, Purba, Dolok Silou, Silimakuta, dan makam Raja Raya, Saragih Garingging.



Usai pulang dari makam, keturunan raja dan tetua adat saling memberikan dayok nabinatur. Makanan tradisional, ayam masak dicampur perasan kulit kayu, jahe, dan cabai rawit jadi penutup mamuhun. Barulah pada malam harinya digelar pesta seni dan budaya sebagai hiburan untuk masyarakat.

Arti kata Rondang Bittang adalah "terang benderang". Yang berasal dari kata rondang yang berarti terang, benderang, melebihi terang yang biasa. Itu sebabnya pesta rondang bintang biasanya digelar pada malam hari di saat bulan purnama.

Bagi masyarakat Simalungun, Rondang Bittang merupakan pesta adat yang menggambarkan ungkapan bentuk rasa syukur atas panen raya yang telah dilakukan. Para muda-mudi Simalungun memanfaatkannya sebagai sarana mencari jodoh.

Cerita orang tua, pada zaman dahulu, pada pesta ini para gadis keluar untuk menumbuk padi bersama. Dan setelah perhatian didapat dari sang pemuda, maka para gadis pun mengikuti proses maranggir atau pembersihan diri. Ramuan khusus yang digunakan pada pembersihan diri ini adalah jeruk purut sebagai simbol pembersihan badan, hati, dan pikiran.

Sampai kini pesta budaya Rondang Bintang masih tetap agenda tahunan untuk dilaksanakan di Simalungun, namun dua tahun belakangan tidak terlaksana, karen larangan kerumunan massa di tengah pandemi COVID-19.

(don)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More