BOR RS Hampir 80 Persen, Satgas Kota Bandung Waspadai Kenaikan Kasus COVID-19
Selasa, 08 Juni 2021 - 10:11 WIB
BANDUNG - Satgas COVID-19 Kota Bandung mewaspadai potensi terjadinya kenaikan kasus COVID-19, efek atas libur Lebaran dan lainnya pada Mei 2021 lalu. Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Kota Bandung, Ema Sumarna menyatakan Kota Bandung terus waspada terhadap pergerakan kasus COVID-19.
Menurut Ketua Satgas COVID-19 Kota Bandung Ema Sumarna, pihaknya selalu sigap mengantisipasi setiap pergerakan pandemi COVID-19. Termasuk ketika kasus menanjak yang membuat Bed Occupancy Ratio (BOR) di Kota Bandung mencapai angka di 90 persen.
“Kalau mengambil pola sebelumnya, kami minta Kepala Dinas Kesehatan mengoordinasikan dengan seluruh pimpinan rumah sakit untuk mengomunikasikan persiapan untuk menambah tempat tidur,” ucap Ema. Baca juga: Terus Meningkat, Demam Berdarah di Karawang Mencapai 457 Kasus dan 2 Meninggal
Langkah berikutnya, yaitu mengakselesari Satgas Penanganan COVID-19 di Kecamatan untuk menyediakan tempat isolasi mandiri. Saat ini, di Kota Bandung sudah tersedia 50 tempat isolasi mandiri yang tersebar di 19 kecamatan
“Kemudian yang kedua kita dorong di setiap kecamatan itu untuk mengoptimalkan tempat Isoman, terutama bagi masyarakat yang OTG. Karena menurut ahli kesehatan yang bergejala ringan sebetulnya bisa isoman,” lanjutnya.
Di samping mengakselerasi tempat isolasi mandiri di kewilayahan, Ema juga memastikan Dinas Kesehatan Kota Bandung tengah menjalin komunikasi dengan sejumlah pengelola tempat untuk menambah lokasi ruang isolasi terpadu.
“Isolasi di angka 80 sekian, sekarang kita sedang negosiasi rencana untuk menambah tempat isoman. Kan ada dua, awalnya ada tiga tapi kemarin sudah selesai. Sekarang ada keinginan untuk kita perpanjang,” jelasnya.
Ema memaparkan, BOR Kota Bandung yang sekarang berada di angka 79 persen memberikan indikasi bahwa pasien dengan bergejala cukup berat. Meski begitu, dia memastikan kasus di Kota Bandung masih tertangani dengan baik.
“BOR kita 79 (persen), memang dulu pernah di angka 93 (persen). Artinya yang bergejala bertambah. Tapi positifity rate kita di angka 6,9 artinya ini sudah lebih baik,” ulasnya. Baca juga: Urai Kemacetan, Kota Bandung Bangun Jalan Kopo-Cibaduyut
Ema mengungkapkan, yang harus diperhatikan dalam membaca angka BOR ini tidak secara keseluruhan rumah sakit dihuni oleh pasien yang berasal dari Kota Bandung. Sebab, sebagai iIbu Kota Provinsi, maka angka tersebut juga mencakup seluruh pasien yang berasal dari luar daerah Kota Bandung.
“Layanan kesehatan tidak berdimensi otonomi. Sebetulnya angka kemarin 52 persennya itu penduduk Kota Bandung, sementara 48 persen penduduk di luar Kota Bandung yang sekarang sedang di rawat rumah sakit,” katanya.
Menurut Ketua Satgas COVID-19 Kota Bandung Ema Sumarna, pihaknya selalu sigap mengantisipasi setiap pergerakan pandemi COVID-19. Termasuk ketika kasus menanjak yang membuat Bed Occupancy Ratio (BOR) di Kota Bandung mencapai angka di 90 persen.
“Kalau mengambil pola sebelumnya, kami minta Kepala Dinas Kesehatan mengoordinasikan dengan seluruh pimpinan rumah sakit untuk mengomunikasikan persiapan untuk menambah tempat tidur,” ucap Ema. Baca juga: Terus Meningkat, Demam Berdarah di Karawang Mencapai 457 Kasus dan 2 Meninggal
Langkah berikutnya, yaitu mengakselesari Satgas Penanganan COVID-19 di Kecamatan untuk menyediakan tempat isolasi mandiri. Saat ini, di Kota Bandung sudah tersedia 50 tempat isolasi mandiri yang tersebar di 19 kecamatan
“Kemudian yang kedua kita dorong di setiap kecamatan itu untuk mengoptimalkan tempat Isoman, terutama bagi masyarakat yang OTG. Karena menurut ahli kesehatan yang bergejala ringan sebetulnya bisa isoman,” lanjutnya.
Di samping mengakselerasi tempat isolasi mandiri di kewilayahan, Ema juga memastikan Dinas Kesehatan Kota Bandung tengah menjalin komunikasi dengan sejumlah pengelola tempat untuk menambah lokasi ruang isolasi terpadu.
“Isolasi di angka 80 sekian, sekarang kita sedang negosiasi rencana untuk menambah tempat isoman. Kan ada dua, awalnya ada tiga tapi kemarin sudah selesai. Sekarang ada keinginan untuk kita perpanjang,” jelasnya.
Ema memaparkan, BOR Kota Bandung yang sekarang berada di angka 79 persen memberikan indikasi bahwa pasien dengan bergejala cukup berat. Meski begitu, dia memastikan kasus di Kota Bandung masih tertangani dengan baik.
“BOR kita 79 (persen), memang dulu pernah di angka 93 (persen). Artinya yang bergejala bertambah. Tapi positifity rate kita di angka 6,9 artinya ini sudah lebih baik,” ulasnya. Baca juga: Urai Kemacetan, Kota Bandung Bangun Jalan Kopo-Cibaduyut
Ema mengungkapkan, yang harus diperhatikan dalam membaca angka BOR ini tidak secara keseluruhan rumah sakit dihuni oleh pasien yang berasal dari Kota Bandung. Sebab, sebagai iIbu Kota Provinsi, maka angka tersebut juga mencakup seluruh pasien yang berasal dari luar daerah Kota Bandung.
“Layanan kesehatan tidak berdimensi otonomi. Sebetulnya angka kemarin 52 persennya itu penduduk Kota Bandung, sementara 48 persen penduduk di luar Kota Bandung yang sekarang sedang di rawat rumah sakit,” katanya.
(don)
tulis komentar anda