Positif COVID-19 di Jatim Naik, Khofifah Minta Jangan Mudik
Sabtu, 23 Mei 2020 - 21:57 WIB
JAKARTA - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengimbau masyarakat khususnya warga Jawa Timur, agar tidak mudik untuk merayakan Idul Fitri 1441 H pada masa pandemi COVID-19. Sebab, aktivitas mudik berpotensi menularkan virus corona jenis baru kepada keluarga di kampung halaman.
(Baca juga: Takbir Keliling Berkumandang Sambut Hari Kemenangan )
Khofifah, melalui video telekonferensi yang disiarkan di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, pada Sabtu (23/5/2020) mengatakan, seseorang yang berasal dari daerah episentrum COVID-19 dan melakukan perjalanan ke suatu daerah, maka dia adalah orang yang termasuk dalam kategori Orang Dengan Risiko (ODR).
"Nah, kapan orang dengan resiko ini kemudian kembali ke kampung atau mudik, maka potensial menyebarkan, menularkan siapa saja yang akan kita temui, kalau misalnya ternyata kita adalah OTG, Orang Tanpa Gejala," kata Khofifah.
Dalam kesempatan tersebut, mantan Menteri Sosial itu juga mengungkapkan bahwa Orang Tanpa Gejala (OTD) yang terkonfirmasi positif COVID-19 di Provinsi Jawa Timur dalam beberapa hari terakhir mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
Mereka yang dinyatakan terinfeksi virus melalui serangkaian tes ini adalah orang yang memang tidak menunjukkan gejala COVID-19 pada umumnya seperti flu, batuk, demam, sesak nafas dan lainnya.
"Contoh di Jawa Timur, semula 21%, naik 26%, dua hari belakangan, sudah 34,2%. Artinya, yang kita tidak ada gejala flu, pilek, sesak nafas apalagi, demam juga tidak, tapi ternyata dia carrier," jelas Khofifah.
(Baca juga: Cegah Penularan COVID-19, Polri Tutup Pintu Masuk Jakarta )
Oleh sebab itu, Khofifah menganjurkan agar warga dapat bersabar dan mengurungkan niat untuk mudik. Dia memahami bahwa momentum Idul Fitri memang lekat dengan silaturahmi dengan keluarga di kampung halaman, akan tetapi selama pandemi COVID-19, maka hal itu dapat diganti dengan memanfaatkan teknologi.
(Baca juga: Takbir Keliling Berkumandang Sambut Hari Kemenangan )
Khofifah, melalui video telekonferensi yang disiarkan di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, pada Sabtu (23/5/2020) mengatakan, seseorang yang berasal dari daerah episentrum COVID-19 dan melakukan perjalanan ke suatu daerah, maka dia adalah orang yang termasuk dalam kategori Orang Dengan Risiko (ODR).
"Nah, kapan orang dengan resiko ini kemudian kembali ke kampung atau mudik, maka potensial menyebarkan, menularkan siapa saja yang akan kita temui, kalau misalnya ternyata kita adalah OTG, Orang Tanpa Gejala," kata Khofifah.
Dalam kesempatan tersebut, mantan Menteri Sosial itu juga mengungkapkan bahwa Orang Tanpa Gejala (OTD) yang terkonfirmasi positif COVID-19 di Provinsi Jawa Timur dalam beberapa hari terakhir mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
Mereka yang dinyatakan terinfeksi virus melalui serangkaian tes ini adalah orang yang memang tidak menunjukkan gejala COVID-19 pada umumnya seperti flu, batuk, demam, sesak nafas dan lainnya.
"Contoh di Jawa Timur, semula 21%, naik 26%, dua hari belakangan, sudah 34,2%. Artinya, yang kita tidak ada gejala flu, pilek, sesak nafas apalagi, demam juga tidak, tapi ternyata dia carrier," jelas Khofifah.
(Baca juga: Cegah Penularan COVID-19, Polri Tutup Pintu Masuk Jakarta )
Oleh sebab itu, Khofifah menganjurkan agar warga dapat bersabar dan mengurungkan niat untuk mudik. Dia memahami bahwa momentum Idul Fitri memang lekat dengan silaturahmi dengan keluarga di kampung halaman, akan tetapi selama pandemi COVID-19, maka hal itu dapat diganti dengan memanfaatkan teknologi.
tulis komentar anda