Gubernur Khofifah Dorong Optimalisasi PPP Mayangan Kota Probolinggo
Selasa, 25 Mei 2021 - 08:06 WIB
SURABAYA - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mendorong optimalisasi utilitas atau daya guna pada Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Mayangan, Kota Probolinggo.
Salah satunya, yakni bersinergi bersama Tempat Pelelangan Ikan (TPI) milik Pemkot Probolinggo.
"Sektor perikanan termasuk tiga besar komoditas ekspor Jatim. Saat pandemi COVID-19 tetap bertahan. Nilai tukar nelayan (NTN) juga positif. Dan yang sangat penting sektor perikanan ini padat karya. Jadi ibaratnya kalau APBD digunakan untuk pembenahan di sini, perbaikan di sini, akan memberikan percepatan break event point dan manfaat yang besar bagi masyarakat,” kata Khofifah, Selasa (25/5/2021).
Berdasarkan data BPS Jatim, NTN Jatim bulan Januari 2021 naik 0,35% dari 96,26 di bulan Desember 2020 menjadi 96,60 di bulan Januari 2021.
Kenaikan ini disebabkan karena indeks harga yang diterima nelayan naik sebesar 0,58%, lebih besar daripada indeks harga yang dibayar nelayan yang naik sebesar 0,23%.
"Maksimalisasi utilitas PPP Mayangan ini penting karena di saat pandemi NTN tumbuh positif di Jatim. Artinya sektor perikanan tetap tumbuh saat pandemi COVID-19," tandas Khofifah.
Khofifah menjelaskan, beberapa langkah dalam hal maksimalisasi utilitas dapat dilakukan. Pertama, maksimalisasi dengan pengerukan dilakukan hingga breakwater. Hal ini untuk mengurangi dampak pendangkalan pada PPP Mayangan.
Kedua, tambahan gedung untuk bongkar muat agar lebih representatif khususnya di saat hujan dan ketiga akses listrik yang lebih mencukupi khususnya saat bongkar muat.
“Kalau dulu kemungkinan terjadi pendangkalan 5 tahun sekali, sekarang rupanya pendangkalan 2 tahun sekali. Karenanya, maksimalisasi kemungkinan kapal bisa merapat menjadi berkurang jika tidak dilakukan pengerukan sampai breakwater,” jelasnya.
Salah satunya, yakni bersinergi bersama Tempat Pelelangan Ikan (TPI) milik Pemkot Probolinggo.
"Sektor perikanan termasuk tiga besar komoditas ekspor Jatim. Saat pandemi COVID-19 tetap bertahan. Nilai tukar nelayan (NTN) juga positif. Dan yang sangat penting sektor perikanan ini padat karya. Jadi ibaratnya kalau APBD digunakan untuk pembenahan di sini, perbaikan di sini, akan memberikan percepatan break event point dan manfaat yang besar bagi masyarakat,” kata Khofifah, Selasa (25/5/2021).
Berdasarkan data BPS Jatim, NTN Jatim bulan Januari 2021 naik 0,35% dari 96,26 di bulan Desember 2020 menjadi 96,60 di bulan Januari 2021.
Kenaikan ini disebabkan karena indeks harga yang diterima nelayan naik sebesar 0,58%, lebih besar daripada indeks harga yang dibayar nelayan yang naik sebesar 0,23%.
"Maksimalisasi utilitas PPP Mayangan ini penting karena di saat pandemi NTN tumbuh positif di Jatim. Artinya sektor perikanan tetap tumbuh saat pandemi COVID-19," tandas Khofifah.
Khofifah menjelaskan, beberapa langkah dalam hal maksimalisasi utilitas dapat dilakukan. Pertama, maksimalisasi dengan pengerukan dilakukan hingga breakwater. Hal ini untuk mengurangi dampak pendangkalan pada PPP Mayangan.
Kedua, tambahan gedung untuk bongkar muat agar lebih representatif khususnya di saat hujan dan ketiga akses listrik yang lebih mencukupi khususnya saat bongkar muat.
“Kalau dulu kemungkinan terjadi pendangkalan 5 tahun sekali, sekarang rupanya pendangkalan 2 tahun sekali. Karenanya, maksimalisasi kemungkinan kapal bisa merapat menjadi berkurang jika tidak dilakukan pengerukan sampai breakwater,” jelasnya.
tulis komentar anda