Paramedis COVID-19 yang Tewas Ditembak KKB, Asal Suku Moni Intan Jaya
Sabtu, 23 Mei 2020 - 06:19 WIB
JAYAPURA - Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan COVID-19 Provinsi Papua, mengecam aksi penembakan dan penganiayaan terhadap dua tenaga medis gugus tugas COVID-19 Intan Jaya oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Wandai Intan Jaya.
Melalui Wakil Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Papua Aaron Rumainum, Satgas menilai aksi KKB tersebut sangat menciderai dan melukai nurani semua petugas medis yang tengah berjibaku melawan ganasnya COVID-19. Dua tenaga medis COVID-19 yakniEunico Somou dan Almalek Bagau sedang menjalankan tugas mulia. (Baca: 2 Paramedis COVID-19 di Intan Jaya Papua Ditembak Kelompok Bersenjata, 1 Tewas)
“Kami mengecam aksi penganiayaan atau penembakan yang dilakukan KKB. Ini benar-benar mencederai nurani kita dan melukai semua petugas medis di Papua yang tengah berjuang melawan Covid. Mereka diserang saat sedang bertugas membangun kesehatan masyarakat di sana," kata dr Aaron, melalui pesan WhatsApp kepada awak media di Jayapura, Jumat (22/5/2020) malam.
Atas peristiwa tersebut, pihaknya dan seluruh tim Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Papua berbela sungkawa, dan berharap para korban segera dievakuasi, termasuk korbam kritis segera mendapat pertolongan medis.
"Atas nama Satgas COVID-19 Provinsi Papua, kami menyampaikan turut berduka cita kepada keluarga ditinggalkan. Dan semoga yang masih dalam kondisi kritis segera mendapat pertolongan,” timpalnya.
Aaron mengaku jika dirinya sangat mengenal korban Eunico yang dikabarkan meninggal dunia atas aksi brutal KKB tersebut. Berawal saat pelayanan medis di Puskesmas Sugapa 2003 silam.
“Euico Somau adalah anak yang baik. Pernah bantu saya waktu tidak ada tenaga kesehatan di Puskesmas Sugapa sekitar tahun 2003. Waktu itu dia masih sekolah SPK. Eunico termasuk anak asli Suku Moni Intan Jaya yang ditarik ke Dinkes untuk dikaderkan menjadi pemimpin masa depan. Saya turut berduka dan kehilangan,” ucapnya.
"Dia adalah putra asli Intan Jaya yang merupakan kader kesehatan potensial di Dinas Kesehatan setempat. Korban adalah mantan Kepala Puskesmas Homeyo, kemudian ditarik ke Dinas Kesehatan Intan Jaya sebagai pengelola Program Imunisasi," ungkapnya.
Bupati Intan Jaya Natalius Tabuni mengaku akan berupaya mengevakuasi para korban esok hari menggunakan heli. Korban kritis akan diupayakan segera mendapat pertolongan di RSUD Nabire.
“Kita berharap, korban luka masih dapat bertahan untuk kami jemput untuk ditangani di Nabire. Atas nama Pemerintah Intan Jaya dan seluruh masyarakat, kami menyampaikan duka yang mendalam bagi korban yang meninggal dunia,”katanya.
Melalui Wakil Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Papua Aaron Rumainum, Satgas menilai aksi KKB tersebut sangat menciderai dan melukai nurani semua petugas medis yang tengah berjibaku melawan ganasnya COVID-19. Dua tenaga medis COVID-19 yakniEunico Somou dan Almalek Bagau sedang menjalankan tugas mulia. (Baca: 2 Paramedis COVID-19 di Intan Jaya Papua Ditembak Kelompok Bersenjata, 1 Tewas)
“Kami mengecam aksi penganiayaan atau penembakan yang dilakukan KKB. Ini benar-benar mencederai nurani kita dan melukai semua petugas medis di Papua yang tengah berjuang melawan Covid. Mereka diserang saat sedang bertugas membangun kesehatan masyarakat di sana," kata dr Aaron, melalui pesan WhatsApp kepada awak media di Jayapura, Jumat (22/5/2020) malam.
Atas peristiwa tersebut, pihaknya dan seluruh tim Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Papua berbela sungkawa, dan berharap para korban segera dievakuasi, termasuk korbam kritis segera mendapat pertolongan medis.
"Atas nama Satgas COVID-19 Provinsi Papua, kami menyampaikan turut berduka cita kepada keluarga ditinggalkan. Dan semoga yang masih dalam kondisi kritis segera mendapat pertolongan,” timpalnya.
Aaron mengaku jika dirinya sangat mengenal korban Eunico yang dikabarkan meninggal dunia atas aksi brutal KKB tersebut. Berawal saat pelayanan medis di Puskesmas Sugapa 2003 silam.
“Euico Somau adalah anak yang baik. Pernah bantu saya waktu tidak ada tenaga kesehatan di Puskesmas Sugapa sekitar tahun 2003. Waktu itu dia masih sekolah SPK. Eunico termasuk anak asli Suku Moni Intan Jaya yang ditarik ke Dinkes untuk dikaderkan menjadi pemimpin masa depan. Saya turut berduka dan kehilangan,” ucapnya.
"Dia adalah putra asli Intan Jaya yang merupakan kader kesehatan potensial di Dinas Kesehatan setempat. Korban adalah mantan Kepala Puskesmas Homeyo, kemudian ditarik ke Dinas Kesehatan Intan Jaya sebagai pengelola Program Imunisasi," ungkapnya.
Bupati Intan Jaya Natalius Tabuni mengaku akan berupaya mengevakuasi para korban esok hari menggunakan heli. Korban kritis akan diupayakan segera mendapat pertolongan di RSUD Nabire.
“Kita berharap, korban luka masih dapat bertahan untuk kami jemput untuk ditangani di Nabire. Atas nama Pemerintah Intan Jaya dan seluruh masyarakat, kami menyampaikan duka yang mendalam bagi korban yang meninggal dunia,”katanya.
(sms)
Lihat Juga :
tulis komentar anda