Kementerian BUMN Bakal Gabungkan Bulog dengan PTPN dan RNI
Jum'at, 22 Mei 2020 - 13:49 WIB
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sedang menyusun rencana penggabungan perusaahan pelat merah di bidang pangan, antara lain Perum Bulog, PTPN dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI.
"Saat ini BUMN sedang menyiapkan roadmap untuk industri pangan di BUMN. Dengan penggabungan PTPN, Bulog dan RNI dalam klaster pangan akan mendorong terbentuknya rantai industri pangan yang terkonsolidasi di BUMN," ungkap Erick di Jakarta, Jumat (22/5/2020).
Dia melanjutkan, penggabungan perusahaan-perusahaan ini juga akan mengurangi ketegantungan impor bahan pangan yang hingga kini masih banyak dilakukan perusahaan pelat merah.
"Seperti industri kesehatan, impor juga menjadi masalah krusial di industri pangan, dimana kita masih bergantung pada asing, hal ini perlu direformasi untuk memastikan ketahanan pangan di Indonesia," tegasnya. (Baca Juga: Erick Thohir Minta BUMN Turun Tangan Stabilkan Harga Pangan)
Menteri BUMN menjelaskan bahwa saat ini BUMN memiliki 130.000 ha tanah di bawah PTPN dan 140.000 ha lahan yang dimiliki oleh rakyat yang dikelola BUMN.
Aset itu seharusnya dapat untuk menyeimbangkan kebutuhan 3,5 juta ton gula di Indonesia, yang mana 36% di antaranya dipenuhi oleh swasta dan 800.000-900.000 ton dari impor.
"Dengan penggabungan kluster pangan ini, kami yakin BUMN dapat mengurangi impor dan kedepannya bisa mewujudkan ketahanan pangan menuju Indonesia Emas tahun 2045," pungkasnya.
Lihat Juga: 13 Kampus Jurusan Ekonomi dan Bisnis Terbaik di Indonesia Versi THE WUR By Subject 2024, Pilih Mana?
"Saat ini BUMN sedang menyiapkan roadmap untuk industri pangan di BUMN. Dengan penggabungan PTPN, Bulog dan RNI dalam klaster pangan akan mendorong terbentuknya rantai industri pangan yang terkonsolidasi di BUMN," ungkap Erick di Jakarta, Jumat (22/5/2020).
Dia melanjutkan, penggabungan perusahaan-perusahaan ini juga akan mengurangi ketegantungan impor bahan pangan yang hingga kini masih banyak dilakukan perusahaan pelat merah.
"Seperti industri kesehatan, impor juga menjadi masalah krusial di industri pangan, dimana kita masih bergantung pada asing, hal ini perlu direformasi untuk memastikan ketahanan pangan di Indonesia," tegasnya. (Baca Juga: Erick Thohir Minta BUMN Turun Tangan Stabilkan Harga Pangan)
Menteri BUMN menjelaskan bahwa saat ini BUMN memiliki 130.000 ha tanah di bawah PTPN dan 140.000 ha lahan yang dimiliki oleh rakyat yang dikelola BUMN.
Aset itu seharusnya dapat untuk menyeimbangkan kebutuhan 3,5 juta ton gula di Indonesia, yang mana 36% di antaranya dipenuhi oleh swasta dan 800.000-900.000 ton dari impor.
"Dengan penggabungan kluster pangan ini, kami yakin BUMN dapat mengurangi impor dan kedepannya bisa mewujudkan ketahanan pangan menuju Indonesia Emas tahun 2045," pungkasnya.
Lihat Juga: 13 Kampus Jurusan Ekonomi dan Bisnis Terbaik di Indonesia Versi THE WUR By Subject 2024, Pilih Mana?
(boy)
tulis komentar anda