Erupsi Freatik, Wisatawan Dilarang Dekati Kawah Sileri hingga Radius 500 Meter
Jum'at, 30 April 2021 - 09:26 WIB
SEMARANG - Erupsi freatik terjadi di Kawah Sileri yang berada di kawasan dataran tinggi Dieng , Jawa Tengah, Kamis (29/4/2021) pukul 18.25 WIB.
Erupsi freatik menghasilkan lontaran material 400 meter ke arah selatan (material batuan 200 meter dan lumpur 400 m).
Kemudian, ke arah timur (material batuan 200 meter dan lumpur 300 m), ke arah barat 200 meter berupa lumpur. Tinggi lontaran lumpur tidak teramati karena terjadi malam hari.
Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), mengingat sifat dan karakter erupsi G. Dieng, saat ini potensi erupsi freatik masih bisa terjadi dengan tidak didahului oleh peningkatan aktivitas visual atau pun kegempaan.
“Potensi ancaman bahaya berupa semburan material batuan dan lumpur di sekitar kawah,” kata Kepala PVMBG Badan Geologi, Andiani dalam siaran pers yang diterima, Jumat (30/4/2021) pagi.
Dia mengatakan, aktivitas vulkanik G. Dieng, khususnya Kawah Sileri pascaerupsi freatik, baik secara visual maupun instrumental tidak teramati adanya gejala perubahan sifat erupsi ataupun peningkatan potensi ancaman bahaya.
Sebaran material erupsi pada 29 April 2021, kata dia, masih pada radius Kawasan Rawan Bencana (KRB) yang direkomendasikan.
“Untuk saat ini dihimbau untuk tidak memasuki area kawah Sileri dengan radius 500 meter dari bibir kawah Sileri. Tingkat aktivitas G. Dieng adalah Level I (Normal),” katanya.
Baca juga: Erupsi Freatik Kawah Sileri Dieng, Lontarkan Lumpur dan Batu Sejauh 400 Meter
Menurutnya, dalam tingkat aktivitas Level I (Normal) agar masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak mendekati Kawah Sileri pada radius 500 meter dari bibir kawah.
Baca juga: Erupsi Freatik Kawah Sileri, Ini Penjelasan Kepala PVMBG Badan Geologi
“Selain itu tidak beraktivitas di sekitar Kawah Timbang untuk menghindari ancaman gas-gas vulkanik konsentrasi tinggi yang dapat membahayakan jiwa,” ujarnya.
Erupsi freatik menghasilkan lontaran material 400 meter ke arah selatan (material batuan 200 meter dan lumpur 400 m).
Kemudian, ke arah timur (material batuan 200 meter dan lumpur 300 m), ke arah barat 200 meter berupa lumpur. Tinggi lontaran lumpur tidak teramati karena terjadi malam hari.
Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), mengingat sifat dan karakter erupsi G. Dieng, saat ini potensi erupsi freatik masih bisa terjadi dengan tidak didahului oleh peningkatan aktivitas visual atau pun kegempaan.
“Potensi ancaman bahaya berupa semburan material batuan dan lumpur di sekitar kawah,” kata Kepala PVMBG Badan Geologi, Andiani dalam siaran pers yang diterima, Jumat (30/4/2021) pagi.
Dia mengatakan, aktivitas vulkanik G. Dieng, khususnya Kawah Sileri pascaerupsi freatik, baik secara visual maupun instrumental tidak teramati adanya gejala perubahan sifat erupsi ataupun peningkatan potensi ancaman bahaya.
Sebaran material erupsi pada 29 April 2021, kata dia, masih pada radius Kawasan Rawan Bencana (KRB) yang direkomendasikan.
“Untuk saat ini dihimbau untuk tidak memasuki area kawah Sileri dengan radius 500 meter dari bibir kawah Sileri. Tingkat aktivitas G. Dieng adalah Level I (Normal),” katanya.
Baca juga: Erupsi Freatik Kawah Sileri Dieng, Lontarkan Lumpur dan Batu Sejauh 400 Meter
Menurutnya, dalam tingkat aktivitas Level I (Normal) agar masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak mendekati Kawah Sileri pada radius 500 meter dari bibir kawah.
Baca juga: Erupsi Freatik Kawah Sileri, Ini Penjelasan Kepala PVMBG Badan Geologi
“Selain itu tidak beraktivitas di sekitar Kawah Timbang untuk menghindari ancaman gas-gas vulkanik konsentrasi tinggi yang dapat membahayakan jiwa,” ujarnya.
(boy)
tulis komentar anda