Ada Masjid Bernuansa China di Lubuklinggau, Bikin Warga Penasaran
Kamis, 15 April 2021 - 06:41 WIB
LUBUKLINGGAU - Bangunan Masjid Musi Al Mualaf di Kota Lubuklinggau, membikin warga penasaran. Arsitekturnya yang khas China, dengan warna merah menyala, dipadukan warna kuning, menjadi pusat perhatian warga, sehingga ramai dikunjungi masyarakat.
Masjid yang terletak di Jalan Kali Kesik, Kelurahan Taba Jemekeh, Kecamatan Lubuklinggau Timur 1, menjadi salah satu tujuan wisata religi baru di Kota Lubuklinggau, sejak diresmikan beberapa waktu lalu.
Sekretaris Masjid Musi Al Muallaf, Sepriyanto mengungkapkan, Masjid Musi Al Mualaf ini dibangun oleh seorang warga keturunan Tionghoa mualaf bernama Agussyah. "Ia sengaja membangun masjid ini sebagai bentuk kecintaannya kepada agama yang dianutnya saat ini," tuturnya.
Sekarang warga menyebutnya sebagai Masjid Cheng Ho -nya Lubuklinggau, karena ornamennya sangat mirip Masjid Cheng Ho di Kota Palembang. "Masjid ini diberi nama Masjid Musi Al Mualaf karena pewakafnya orang Tionghoa mualaf, dan istrinya kebetulan warga suku Musi. Jadi namanya perpaduan nama suku dan agama," katanya.
Ditambahkan oleh Sepriyanto, untuk warna merah dan kuning emas ini sengaja dipilih karena permintaan istri dari yang memberi wakaf agar diberi warna merah dan ornamen Tionghoa , mengikuti budaya dari suaminya.
Ia pun meminta doa dan dukungan dari masyarakat Kota Lubuklinggau, ke depan agar pengurus masjid mampu membangun pagoda dan memperlebar area lahan parkir masjid.
Sejak rampung penggarapannya pada Idul Fitri tahun lalu, masjid dengan luas bangunan 16 x 20 meter tersebut, mampu menampung 300 jamaah, dan sudah dimanfaatkan warga untuk beribadah sehari-hari. "Untuk ramadhan tahun ini, masjid ini menggelar tarawih perdana. Alhamdulillah antusias masyarakat tinggi," ujarnya.
Masjid yang terletak di Jalan Kali Kesik, Kelurahan Taba Jemekeh, Kecamatan Lubuklinggau Timur 1, menjadi salah satu tujuan wisata religi baru di Kota Lubuklinggau, sejak diresmikan beberapa waktu lalu.
Sekretaris Masjid Musi Al Muallaf, Sepriyanto mengungkapkan, Masjid Musi Al Mualaf ini dibangun oleh seorang warga keturunan Tionghoa mualaf bernama Agussyah. "Ia sengaja membangun masjid ini sebagai bentuk kecintaannya kepada agama yang dianutnya saat ini," tuturnya.
Baca Juga
Sekarang warga menyebutnya sebagai Masjid Cheng Ho -nya Lubuklinggau, karena ornamennya sangat mirip Masjid Cheng Ho di Kota Palembang. "Masjid ini diberi nama Masjid Musi Al Mualaf karena pewakafnya orang Tionghoa mualaf, dan istrinya kebetulan warga suku Musi. Jadi namanya perpaduan nama suku dan agama," katanya.
Ditambahkan oleh Sepriyanto, untuk warna merah dan kuning emas ini sengaja dipilih karena permintaan istri dari yang memberi wakaf agar diberi warna merah dan ornamen Tionghoa , mengikuti budaya dari suaminya.
Ia pun meminta doa dan dukungan dari masyarakat Kota Lubuklinggau, ke depan agar pengurus masjid mampu membangun pagoda dan memperlebar area lahan parkir masjid.
Baca Juga
Sejak rampung penggarapannya pada Idul Fitri tahun lalu, masjid dengan luas bangunan 16 x 20 meter tersebut, mampu menampung 300 jamaah, dan sudah dimanfaatkan warga untuk beribadah sehari-hari. "Untuk ramadhan tahun ini, masjid ini menggelar tarawih perdana. Alhamdulillah antusias masyarakat tinggi," ujarnya.
tulis komentar anda