Dukung Program Ridwan Kamil, Hipmi Jabar Himpun Offtaker Serap Produk Petani Milenial
Selasa, 30 Maret 2021 - 18:11 WIB
Tidak hanya mendapatkan dukungan permodalan, lanjut Surya, Hipmi Jabar pun bakal memberikan pendampingan kepada para petani dengan melibatkan para ahli, sehingga kualitas produk agrikultur yang dihasilkan dapat terjaga dan harga yang diperoleh menguntungkan kedua belah pihak.
"Ada dua cara untuk mengakses program ini. Pertama (petani) bisa menghubungi offtaker yang sudah tergabung di Hipmi Jabar atau bisa jga bergabung dengan program petani milenialnya Pemprov Jabar. Dari situ pun nanti akan larinya salah satu oftekernya di Hipmi Jabar juga," katanya.
Sementara itu, Divisi Kredit UMKM Bank BJB, Denny Mulyadi mengatakan, kerja sama yang dibangun pihaknya bersama Hipmi Jabar menjadi solusi bagi petani dan masyarakat yang bergerak di sektor agrikultur, agar memiliki kepastian saat memulai atau meningkatkan produksinya.
"Lewat program ini, hasil produksi bisa diserap dan dijual dengan harga yang stabil, termasuk pada saat kondisi hasil panen melimpah," katanya.
Pihaknya sendiri sudah menyiapkan dana hingga Rp1,1 triliun lewat pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) guna mendukung program pengembangan pertanian di Jabar, termasuk membiayai offtaker dalam menyerap produk-produk agrikultur.
Disinggung mekanismenya, Denny menjelaskan, Bank BJB akan memberikan pembiayaan untuk membiayai kebutuhan sektor agrikultur. Namun, petani ataupun peternak tidak akan menerima uang tunai. Pencairan modal tersebut akan masuk ke dalam rekening petani dan nantinya dipindahkan ke dalam rekening offtaker.
"Petani dan peternak ini nantinya akan menerima benih, menerima pupuk maupun pendampingan atau infrastruktur serta sarana produksinya. Saat hasil panen dibeli offtaker, maka uangnya masuk ke rekening para petani. Baru dari situ, petani dipotong untuk angsurannya. Offtaker juga dimungkinkan dibiayai saat panen raya karena hasil tani atau ternak harus dibeli kontan," jelasnya.
Masih di tempat yang sama, Kepala Biro (Kabiro) Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Jabar, Benny Bachtiar mendukung program yang dijalin Hipmi Jabar dan Bank BJB tersebut. Pasalnya, kata dia, salah satu permasalahan sektor agrikultur adalah petani yang kerap kebingungan menjual produknya.
"Hal ini menjadi hambatan bagi para petani untuk mendapatkan keuntungan, mereka hanya bisa pasrah menjual produknya dengan harga murah," ungkapnya.
Oleh karenanya, dia menilai, program program 100 Offtaker yang digagas Hipmi Jabar bidang menjadi solusi. Apalagi, program ini bisa bersinergi dengan program Petani Milenial yang digagas Gubernur Jabar, Ridwan Kamil.
"Ada dua cara untuk mengakses program ini. Pertama (petani) bisa menghubungi offtaker yang sudah tergabung di Hipmi Jabar atau bisa jga bergabung dengan program petani milenialnya Pemprov Jabar. Dari situ pun nanti akan larinya salah satu oftekernya di Hipmi Jabar juga," katanya.
Sementara itu, Divisi Kredit UMKM Bank BJB, Denny Mulyadi mengatakan, kerja sama yang dibangun pihaknya bersama Hipmi Jabar menjadi solusi bagi petani dan masyarakat yang bergerak di sektor agrikultur, agar memiliki kepastian saat memulai atau meningkatkan produksinya.
"Lewat program ini, hasil produksi bisa diserap dan dijual dengan harga yang stabil, termasuk pada saat kondisi hasil panen melimpah," katanya.
Pihaknya sendiri sudah menyiapkan dana hingga Rp1,1 triliun lewat pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) guna mendukung program pengembangan pertanian di Jabar, termasuk membiayai offtaker dalam menyerap produk-produk agrikultur.
Disinggung mekanismenya, Denny menjelaskan, Bank BJB akan memberikan pembiayaan untuk membiayai kebutuhan sektor agrikultur. Namun, petani ataupun peternak tidak akan menerima uang tunai. Pencairan modal tersebut akan masuk ke dalam rekening petani dan nantinya dipindahkan ke dalam rekening offtaker.
"Petani dan peternak ini nantinya akan menerima benih, menerima pupuk maupun pendampingan atau infrastruktur serta sarana produksinya. Saat hasil panen dibeli offtaker, maka uangnya masuk ke rekening para petani. Baru dari situ, petani dipotong untuk angsurannya. Offtaker juga dimungkinkan dibiayai saat panen raya karena hasil tani atau ternak harus dibeli kontan," jelasnya.
Masih di tempat yang sama, Kepala Biro (Kabiro) Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Jabar, Benny Bachtiar mendukung program yang dijalin Hipmi Jabar dan Bank BJB tersebut. Pasalnya, kata dia, salah satu permasalahan sektor agrikultur adalah petani yang kerap kebingungan menjual produknya.
"Hal ini menjadi hambatan bagi para petani untuk mendapatkan keuntungan, mereka hanya bisa pasrah menjual produknya dengan harga murah," ungkapnya.
Oleh karenanya, dia menilai, program program 100 Offtaker yang digagas Hipmi Jabar bidang menjadi solusi. Apalagi, program ini bisa bersinergi dengan program Petani Milenial yang digagas Gubernur Jabar, Ridwan Kamil.
tulis komentar anda