Dukung Program Ridwan Kamil, Hipmi Jabar Himpun Offtaker Serap Produk Petani Milenial

Selasa, 30 Maret 2021 - 18:11 WIB
loading...
Dukung Program Ridwan...
Ketua Hipmi Jabar, Surya Batara Kartik. Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jawa Barat telah menghimpun offtaker-offtaker sektor agrikultur guna mendukung pengembangan sektor agrikultur, termasuk program Petani Milenial yang digagas Gubernur Jabar, Ridwan Kamil.

Baca juga: Bertemu Gubernur Sumbar, Ridwan Kamil Gali Potensi Kerja Sama

Bekerja sama dengan Bank Jabar Banten (Bank BJB), para penjamin pembelian hasil panen agrikultur yang terhimpun dalam Hipmi Jabar tersebut siap menyerap berbagai produk agrikultur yang dihasilkan oleh para petani, termasuk petani yang tergabung dalam program Petani Milenial.

Baca juga: Ditanya tentang Capres 2024, Ridwan Kamil: Itu soal Takdir

Ketua Hipmi Jabar, Surya Batara Kartika mengatakan, sektor agrikultur merupakan sektor usaha paling potensial yang tetap tumbuh dan berkembang di tengah pandemi COVID-19 saat ini. Mengacu pada hal tersebut, pihaknya siap mendukung pengembangan sektor agrikultur yang kini gencar dilakukan Pemprov Jabar, termasuk program Petani Milenial yang digagas oleh Gubernur Jabar, Ridwan Kamil.

Dalam Peluncuran 100 Offtaker Hipmi Jabar dengan bank bjb di kawasan Jalan Banda, Kota Bandung, Senin (29/3/2021) petang, Surya menyatakan, sebagai wadah para pengusaha muda, Hipmi Jabar memiliki database para pengusaha berpengalaman yang bergerak di sektor agrikultur. Nantinya, mereka bakal berperan menyerap berbagai produk yang dihasilkan oleh para petani, termasuk petani milenial.

"Banyak pengusaha muda yang bergabung di Hipmi Jabar, termasuk pengusaha agrikuktur. Kita himpun dan data ulang mereka sesuai dengan kapasitasnya untuk menjadi offtaker produk-produk pertanian," ungkap Surya.

Menurut Surya, kehadiran offtaker-offtaker ini dapat menjadi solusi, khususnya bagi para petani dan masyarakat yang bergerak di sektor agrikultur, namun memiliki keterbatasan permodalan. Pasalnya, program ini didukung penuh oleh Bank BJB. Sehingga, kata Surya, program ini dapat menjadi jembatan antara petani dan pengusaha untuk menjalin kerja sama yang saling menguntungkan.

"Jadi, pasarnya itu sudah dijamin. Siapa yang mau jadi pengusaha rintisan di bidang agrikultur, ibaratnya, modalnya diberikan oleh bank bjb dan barangnya dibeli oleh Hipmi Jabar. Program 100 offtaker ini sudah berjalan lebih dari satu tahun. Ini bisa nyambung dengan program Petani Milenial," jelas Surya.

Tidak hanya mendapatkan dukungan permodalan, lanjut Surya, Hipmi Jabar pun bakal memberikan pendampingan kepada para petani dengan melibatkan para ahli, sehingga kualitas produk agrikultur yang dihasilkan dapat terjaga dan harga yang diperoleh menguntungkan kedua belah pihak.

"Ada dua cara untuk mengakses program ini. Pertama (petani) bisa menghubungi offtaker yang sudah tergabung di Hipmi Jabar atau bisa jga bergabung dengan program petani milenialnya Pemprov Jabar. Dari situ pun nanti akan larinya salah satu oftekernya di Hipmi Jabar juga," katanya.

Sementara itu, Divisi Kredit UMKM Bank BJB, Denny Mulyadi mengatakan, kerja sama yang dibangun pihaknya bersama Hipmi Jabar menjadi solusi bagi petani dan masyarakat yang bergerak di sektor agrikultur, agar memiliki kepastian saat memulai atau meningkatkan produksinya.

"Lewat program ini, hasil produksi bisa diserap dan dijual dengan harga yang stabil, termasuk pada saat kondisi hasil panen melimpah," katanya.

Pihaknya sendiri sudah menyiapkan dana hingga Rp1,1 triliun lewat pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) guna mendukung program pengembangan pertanian di Jabar, termasuk membiayai offtaker dalam menyerap produk-produk agrikultur.

Disinggung mekanismenya, Denny menjelaskan, Bank BJB akan memberikan pembiayaan untuk membiayai kebutuhan sektor agrikultur. Namun, petani ataupun peternak tidak akan menerima uang tunai. Pencairan modal tersebut akan masuk ke dalam rekening petani dan nantinya dipindahkan ke dalam rekening offtaker.

"Petani dan peternak ini nantinya akan menerima benih, menerima pupuk maupun pendampingan atau infrastruktur serta sarana produksinya. Saat hasil panen dibeli offtaker, maka uangnya masuk ke rekening para petani. Baru dari situ, petani dipotong untuk angsurannya. Offtaker juga dimungkinkan dibiayai saat panen raya karena hasil tani atau ternak harus dibeli kontan," jelasnya.

Masih di tempat yang sama, Kepala Biro (Kabiro) Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Jabar, Benny Bachtiar mendukung program yang dijalin Hipmi Jabar dan Bank BJB tersebut. Pasalnya, kata dia, salah satu permasalahan sektor agrikultur adalah petani yang kerap kebingungan menjual produknya.

"Hal ini menjadi hambatan bagi para petani untuk mendapatkan keuntungan, mereka hanya bisa pasrah menjual produknya dengan harga murah," ungkapnya.

Oleh karenanya, dia menilai, program program 100 Offtaker yang digagas Hipmi Jabar bidang menjadi solusi. Apalagi, program ini bisa bersinergi dengan program Petani Milenial yang digagas Gubernur Jabar, Ridwan Kamil.

"Teman-teman (offtaker dari Hipmi) inilah yang diharapkan menjadi jembatannya. Jadi kita berharap ada kolaborasi antara pengusaha, dalam hal ini Hipmi dengan para petani. Ini bisa memberikan kontribusi positif kepada saudara-saudara petani supaya mereka bisa hidup sejahtera," kata Benny.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3320 seconds (0.1#10.140)