Tradisi Berburu Suku Dayak dan Keyakinan Orangutan Punya Hubungan dengan Nenek Moyang

Sabtu, 20 Maret 2021 - 05:00 WIB
Seorang wanita cantik asal suku dayak dalam salah satu acara kampanye melindungi masa depan orangutan dan kelestarian hutan. Foto: iNews/Tsabita
Dahulu kala , berburu adalah cara hampir seluruh Suku Dayak di Kalimantan untuk bertahan hidup. Tradisi ini pun masih ada hingga kini. Meski ada pula yang bercocok tanam dengan metode ladang berpindah, namun berburu menjadi salah satu cara memenuhi kebutuhan protein yang kini tetap lestari, tak lekang oleh zaman.

Saat ini, tradisi berburu masih dilaksanakan oleh Suku Dayak Wehea. Sub Suku Dayak yang bermukim di Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur (Kaltim) ini masih rutin berburu ke dalam hutan.





Kanisius Baeng Lung, seorang remaja berusia 15 tahun dari Suku Dayak Wehea menceritakan pengalaman berburunya. Meski tidak setiap hari, berburu adalah salah satu cara mengisi waktu luangnya.



Apalagi selama pandemi Covid-19 yang mengharuskan sekolah dari rumah, kegiatan berburunya jadi lebih sering. Buruan utamanya adalah babi hutan. “Biasanya bersama teman-teman, kita berangkat dari pagi dan pulang sore hari,” kata siswa SMP ini kepada Sindonews.com, Kamis (18/3/2021).

Di Kecamatan Muara Wahau, banyak berdiri desa-desa yang dihuni Suku Dayak Wehea. Desa Nehas Liah Bing adalah desa utama yang menjadi pusat kegiatan dan ritual suku tersebut.

Di wilayah ini, masih banyak terdapat hutan yang terjaga dengan baik kelestariannya. Suku Dayak Wehea sangat menjaga hutan mereka karena menjadi sumber penghidupan sejak dahulu kala.

Kanisius mengaku, tujuan utamanya berburu ke dalam hutan adalah mencari babi hutan. Namun jika yang ditemukan payau atau kijang, mereka juga memburunya.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More