Simulasi Sekolah Tatap Muka, Ganjar: Jumlah Maksimal Per Kelas hanya 50%
Rabu, 17 Maret 2021 - 13:02 WIB
Tidak hanya siswanya, Ganjar meminta para guru juga disiplin dalam pelaksanaan protokol kesehatan. Sebab faktanya, ada guru yang beberapa waktu lalu yang positif Covid-19.
"Makanya tim asesor harus benar-benar melakukan assesment, SOP dan protokol kesehatan harus dipegang betul. Kalau terjadi pelanggaran ya harus diberikan tindakan tegas. Nanti saya akan pantau langsung," terangnya.
Ganjar menegaskan, pelaksanaan pembelajaran tatap muka harus melalui tahap uji coba. Saat inilah lanjut dia waktu yang tepat untuk melaksanakan itu.
"Sekarang uji coba, jadi Juli nanti mungkin pelaksanaannya akan sedikit massal. Namun saya sudah komunikasi ke Mendikbud agar tetap mempertimbangkan zonasi, kalau yang merah ya jangan. Termasuk kami mendorong agar Kemenkes memprioritaskan para guru dan tenaga pendidik segera divaksinasi," pungkasnya.
Sementara itu, para siswa yang bisa kembali masuk ke sekolah mengatakan sangat senang. Mereka menilai, pembelajaran tatap muka lebih memahamkan dibanding sistem daring.
"Senang sekali bisa kembali ke sekolah, karena bisa bertemu teman-teman. Sekolah daring hampir setahun, kadang rasanya jenuh dan nggak paham materi. Kalau tatap muka seperti ini, kita lebih paham karena dijelaskan langsung oleh guru," kata Ivana Clarista, salah satu siswi SMPN 6 Salatiga.
Hal senada disampaikan Ardan, siswa SDN Dukuh 01 Salatiga. Ardan mengatakan senang bisa kembali belajar di sekolah karena bisa bertemu dengan teman-temannya.
"Kalau sekolah di rumah susah, nggak bisa tanya. Saya lebih senang belajar di sekolahan daripada di rumah," katanya.
Ardan juga mengatakan telah diajarkan bagaimana cara menjaga diri agar tidak tertular Covid-19. Ia diajarkan untuk selalu menjaga jarak, cuci tangan menggunakan sabun, pakai masker dan menghindari kerumunan. "Pasti bisa menjaga, karena sudah diajari guru dan orang tua," ujarnya.
"Makanya tim asesor harus benar-benar melakukan assesment, SOP dan protokol kesehatan harus dipegang betul. Kalau terjadi pelanggaran ya harus diberikan tindakan tegas. Nanti saya akan pantau langsung," terangnya.
Ganjar menegaskan, pelaksanaan pembelajaran tatap muka harus melalui tahap uji coba. Saat inilah lanjut dia waktu yang tepat untuk melaksanakan itu.
"Sekarang uji coba, jadi Juli nanti mungkin pelaksanaannya akan sedikit massal. Namun saya sudah komunikasi ke Mendikbud agar tetap mempertimbangkan zonasi, kalau yang merah ya jangan. Termasuk kami mendorong agar Kemenkes memprioritaskan para guru dan tenaga pendidik segera divaksinasi," pungkasnya.
Sementara itu, para siswa yang bisa kembali masuk ke sekolah mengatakan sangat senang. Mereka menilai, pembelajaran tatap muka lebih memahamkan dibanding sistem daring.
"Senang sekali bisa kembali ke sekolah, karena bisa bertemu teman-teman. Sekolah daring hampir setahun, kadang rasanya jenuh dan nggak paham materi. Kalau tatap muka seperti ini, kita lebih paham karena dijelaskan langsung oleh guru," kata Ivana Clarista, salah satu siswi SMPN 6 Salatiga.
Hal senada disampaikan Ardan, siswa SDN Dukuh 01 Salatiga. Ardan mengatakan senang bisa kembali belajar di sekolah karena bisa bertemu dengan teman-temannya.
"Kalau sekolah di rumah susah, nggak bisa tanya. Saya lebih senang belajar di sekolahan daripada di rumah," katanya.
Ardan juga mengatakan telah diajarkan bagaimana cara menjaga diri agar tidak tertular Covid-19. Ia diajarkan untuk selalu menjaga jarak, cuci tangan menggunakan sabun, pakai masker dan menghindari kerumunan. "Pasti bisa menjaga, karena sudah diajari guru dan orang tua," ujarnya.
(shf)
tulis komentar anda