Penduduk Miskin di Sulut Meningkat, Desa dan Perkotaan Sama-sama Naik
Rabu, 17 Februari 2021 - 18:42 WIB
MANADO - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara ( Sulut ) mencatat pada September 2020, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Sulut mencapai 195,85 ribu orang (7,78%), naik 3,48 ribu orang dari kondisi Maret 2020 yang sebesar 192,37 ribu orang (7,62%).
Plt Kepala BPS Provinsi Sulut Norma Olga Frida Regar mengatakan, bila dibandingkan kondisi Maret 2020, persentase penduduk miskin didaerah perkotaan dan di daerah perdesaan sama-sama mengalami kenaikan.
"Di daerah perkotaan naik 0,09% poin menjadi 5,31%, sedangkan daerah pedesaan naik 0,39% poin menjadi 10,64%," kata Norma, Rabu (17/2/2021).
Selama periode Maret 2020 - September 2020, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebanyak 2,86 ribu orang (dari 68,80 ribu orang naik menjadi 71,66 ribu orang), sementara di daerah perdesaan naik sebanyak 0,62 ribu orang (dari 123,57 ribu orang naik menjadi 124,19 ribu orang).
"Peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih tinggi dibandingkan komoditas non makanan. Sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan pada Maret 2020 adalah sebesar 77,02%. Kondisi ini tidak jauh berubah dibandingkan kondisi Maret 2020 yaitu sebesar 76,95%," tutur Norma.
Jenis komoditas makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai gariskemiskinan di perkotaan maupun di perdesaan adalah beras, rokok kretekfilter, tongkol/tuna/cakalang. Sementara komoditas non makanan yangmemiliki pengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan maupun perdesaan adalah perumahan.
"Selama periode Maret 2020 - September 2020, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami peningkatan. Secara umum, pada periode 2014-2020, angka kemiskinan di Sulawesi Utara cenderung berfluktuatif namun menunjukkan tren yang menurun sejak tahun 2016," ujarnya.
Selama periode Maret 2014 - September 2020, persentase penduduk miskin Sulawesi Utara selalu berada di bawah angka kemiskinan nasional, yaitu berada di kisaran 7,51- 8,98. Persentase penduduk miskin tertinggi terjadi pada September 2015, sedangkan persentase terendah terjadi pada September 2019, yakni sebesar 7,51%.
“Persentase penduduk miskin Sulawesi Utara dan nasional pada periode 2014-2020 memiliki pola yang hampir sama. Perbedaan terjadi pada September 2015 dan Maret 2019, dimana persentasenya juga mengalami kenaikan sementara angka nasional menunjukkan penurunan," tandasnya.
Plt Kepala BPS Provinsi Sulut Norma Olga Frida Regar mengatakan, bila dibandingkan kondisi Maret 2020, persentase penduduk miskin didaerah perkotaan dan di daerah perdesaan sama-sama mengalami kenaikan.
"Di daerah perkotaan naik 0,09% poin menjadi 5,31%, sedangkan daerah pedesaan naik 0,39% poin menjadi 10,64%," kata Norma, Rabu (17/2/2021).
Baca Juga
Selama periode Maret 2020 - September 2020, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebanyak 2,86 ribu orang (dari 68,80 ribu orang naik menjadi 71,66 ribu orang), sementara di daerah perdesaan naik sebanyak 0,62 ribu orang (dari 123,57 ribu orang naik menjadi 124,19 ribu orang).
"Peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih tinggi dibandingkan komoditas non makanan. Sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan pada Maret 2020 adalah sebesar 77,02%. Kondisi ini tidak jauh berubah dibandingkan kondisi Maret 2020 yaitu sebesar 76,95%," tutur Norma.
Jenis komoditas makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai gariskemiskinan di perkotaan maupun di perdesaan adalah beras, rokok kretekfilter, tongkol/tuna/cakalang. Sementara komoditas non makanan yangmemiliki pengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan maupun perdesaan adalah perumahan.
"Selama periode Maret 2020 - September 2020, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami peningkatan. Secara umum, pada periode 2014-2020, angka kemiskinan di Sulawesi Utara cenderung berfluktuatif namun menunjukkan tren yang menurun sejak tahun 2016," ujarnya.
Selama periode Maret 2014 - September 2020, persentase penduduk miskin Sulawesi Utara selalu berada di bawah angka kemiskinan nasional, yaitu berada di kisaran 7,51- 8,98. Persentase penduduk miskin tertinggi terjadi pada September 2015, sedangkan persentase terendah terjadi pada September 2019, yakni sebesar 7,51%.
“Persentase penduduk miskin Sulawesi Utara dan nasional pada periode 2014-2020 memiliki pola yang hampir sama. Perbedaan terjadi pada September 2015 dan Maret 2019, dimana persentasenya juga mengalami kenaikan sementara angka nasional menunjukkan penurunan," tandasnya.
(nic)
tulis komentar anda