Efek Corona, Pembangunan Kota Medan Bakal Berkurang hingga 40 Persen
Jum'at, 17 April 2020 - 20:00 WIB
MEDAN - APBD Kota Medan Tahun Anggaran 2020 yang bersumber dari pemerintah pusat seperti, Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Alokasi Umum (DAU) diprediksi bakal berkurang hingga 40 persen.
Pengurangan alokasi anggaran 40 persen yang disebabkan untuk biaya penanggulangan pandemi Virus Corona (Covid-19) itu, juga bakal terjadi terhadaptransfer daerah maupun Dana Bagi Hasil (DBH) dari Pemerintah Provinsi Sumut serta Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Medan. (BACA JUGA: Peduli Tenaga Medis, Menantu Presiden Beri APD ke Puskesmas)
Akibatnya, proyeksi pembangunan yang sudah direncanakan terpaksa dibatalkan, akibat anggarannya sudah tersedot untuk penanggulangan wabah Covid-19.
Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Medan, Akhyar Nasution mengatakan, akibatpengurangan alokasi APBD tahun 2020 ini, tentu menyebabkan banyak program pembangunan yang sudah direncanakan terpaksa dibatalkan.
“Di samping itu mata anggaran yang ada dalam APBD juga dialihkan untuk penanganan Covid-19. Kondisi ini tidak hanya terjadi dengan Kota Medan saja, tetapi juga seluruh daerah di Indonesia," kataAkhyar Nasution, Jumat (17/4).
Dia mengatakan, semua APBD di daerah juga mengalami koreksi yang luar biasa. Kondisi itu menyebabkan banyak program pembangunan yang sudah dipersiapkan terpaksa dibatalkan. (BACA JUGA: Tak Dapat Bantuan Covid-19, Puluhan Penarik Betor Geruduk Kantor Wali Kota)
Akyar mengaku, seluruh daerah di Indonesia, termasuk Kota Medan fokus menangani Covid-19. Ditambah lagi Surat Keputusan Bersama (SKB) Mendagri dengan Menteri Keuangan, salah satu poinnya program pembangunan nimimal 50 persen dipotong, sehingga ada poin-poinnya yang harus dibatalkan.
“Dengan demikian program kerja di atas 50% terkoreksi. Jika APBD kita, 40 persen berkurang,” ungkapnya.
Akhyar berharap agar pandemi Covid-19 segera berakhir, sehingga program pembangunan yang telah dibatalkan dapat dilanjutkan kembali. Sebab, pandemi Covid-19 saat ini berimbas di seluruh dunia yang menyebabkan pengangguran dan kemiskinan meningkat.
"Kondisi ini menyebabkan ekonomi dunia mengalami kontraksi yang luar biasa. Kita berdoa pandemi Covid-19 secepatnya selesai supaya ekonomi kita normal kembali dan pembangunan dapat berjalan," tandasnya.
Pengurangan alokasi anggaran 40 persen yang disebabkan untuk biaya penanggulangan pandemi Virus Corona (Covid-19) itu, juga bakal terjadi terhadaptransfer daerah maupun Dana Bagi Hasil (DBH) dari Pemerintah Provinsi Sumut serta Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Medan. (BACA JUGA: Peduli Tenaga Medis, Menantu Presiden Beri APD ke Puskesmas)
Akibatnya, proyeksi pembangunan yang sudah direncanakan terpaksa dibatalkan, akibat anggarannya sudah tersedot untuk penanggulangan wabah Covid-19.
Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Medan, Akhyar Nasution mengatakan, akibatpengurangan alokasi APBD tahun 2020 ini, tentu menyebabkan banyak program pembangunan yang sudah direncanakan terpaksa dibatalkan.
“Di samping itu mata anggaran yang ada dalam APBD juga dialihkan untuk penanganan Covid-19. Kondisi ini tidak hanya terjadi dengan Kota Medan saja, tetapi juga seluruh daerah di Indonesia," kataAkhyar Nasution, Jumat (17/4).
Dia mengatakan, semua APBD di daerah juga mengalami koreksi yang luar biasa. Kondisi itu menyebabkan banyak program pembangunan yang sudah dipersiapkan terpaksa dibatalkan. (BACA JUGA: Tak Dapat Bantuan Covid-19, Puluhan Penarik Betor Geruduk Kantor Wali Kota)
Akyar mengaku, seluruh daerah di Indonesia, termasuk Kota Medan fokus menangani Covid-19. Ditambah lagi Surat Keputusan Bersama (SKB) Mendagri dengan Menteri Keuangan, salah satu poinnya program pembangunan nimimal 50 persen dipotong, sehingga ada poin-poinnya yang harus dibatalkan.
“Dengan demikian program kerja di atas 50% terkoreksi. Jika APBD kita, 40 persen berkurang,” ungkapnya.
Akhyar berharap agar pandemi Covid-19 segera berakhir, sehingga program pembangunan yang telah dibatalkan dapat dilanjutkan kembali. Sebab, pandemi Covid-19 saat ini berimbas di seluruh dunia yang menyebabkan pengangguran dan kemiskinan meningkat.
"Kondisi ini menyebabkan ekonomi dunia mengalami kontraksi yang luar biasa. Kita berdoa pandemi Covid-19 secepatnya selesai supaya ekonomi kita normal kembali dan pembangunan dapat berjalan," tandasnya.
(vit)
tulis komentar anda