Ini Cerita Mahasiswa Asal Thailand di Sidimpuan yang Tidak Bisa Pulang ke Negaranya
Minggu, 17 Mei 2020 - 20:32 WIB
PADANGSIDIMPUAN - Keinginan belasan mahasiswa asal Thailand di Kota Padangsidimpuan , Sumatera Utara, untuk bertemu dengan keluarga pada saat Hari Raya Idul Fitri harus tertunda.
Sebab mereka tidak dapat memiliki tiket pesawat dan tidak diizinkan untuk pulang ke negaranya.
Lantas, seperti apa kehidupan mereka di Kota Padangsidimpuan meski kampus mereka Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) sudah meliburkan mahasiswanya sejak beberapa bulan yang lalu. Lalu, bagaimana mereka mengisi hari libur mereka terutama pada saat Puasa Ramadhan.
SINDONews, sengaja mendatangi rumah kos-kosan mereka di Kelurahan Sihitang, Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara, Kota Padangsidimpuan, tepatnya tidak jauh dari kampus, Minggu (17/5/2020). (BACA JUGA: Warga Tionghoa di Pematangsiantar Terharu Dapat Sembako dari Walikota)
Sebagai mahasiswa IAIN, mereka tentunya memulai kehidupan dengan Salat Subuh berjamaah, terutama pada saat Ramadhan. Belasan mahasiswa asal negeri gajah itu lebih rajin untuk melaksanakan salat berjamah, terutama subuh.
Bagi mahasiswa pria, setelah melaksanakan ibadah, waktu luang dimanfaatkan untuk menjalin silaturrahmi antar sesama dan berdiskusi tentang mata perkuliahan. Setelah pemerintah menerapkan sistem belajar di rumah.
Tentunya, mereka harus bisa saling mengisi, karena harus belajar jarak jauh dengan dibimbing seorang dosen.
Khusus Puasa Ramadhan, kesibukan semakin bertambah. Siang menjelang sore, para mahasiswa dari berbagai jurusan itu terlihat sibuk mempersiapkan menu buka puasa yang akan dijual. Hasil dari penjualan akan dimanfaatkan untuk menambah stock keuangan yang dikirim oleh orangtua dari negaranya.
"Rindu kampung halaman itu pasti. Tapi di tengah situasi pandemi ini tidak bisa pulang, " ujar Asman Salae mahasiswa asal Thailand Program Studi Pendidikan Agama Islam. Mahasiswa yang akrab disapa Asman itu mengaku mendapatkan tiket pesawat.
Berjualan merupakan aktivitasnya sehari-hari terutama pada saat puasa Ramadhan. Tujuannya adalah untuk membantu orangtua mereka agar biaya yang akan dikirim tidak terlalu banyak.”Menu apa yang kami bisa buat, itu yang dijual agar bisa menambah penghasilan dan mengurangi beban orangtua. (BACA JUGA: Ironi! Berkumpul di Masjid Dilarang, Tapi di Mal dan Bandara Tidak)
Secara keseluruhan, kata Asman, jumlah mahasiswa asal Thailand yang menempuh pendidikan di IAIN Padangsidimpuan berjumlah 20 orang.Namun, empat rekannya sudah duluan pulang sebelum virus mematikan itu merebak.
Ketika ditanya tentang kesulitan yang dirasakan, Asman mengaku belum merasakan kesulitan, meski jauh dari orangtua."Tapi kalau kondisi semakin membaik kami ingin pulang karena mau libur semester,"tandasnya. (zia nasution)
Sebab mereka tidak dapat memiliki tiket pesawat dan tidak diizinkan untuk pulang ke negaranya.
Lantas, seperti apa kehidupan mereka di Kota Padangsidimpuan meski kampus mereka Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) sudah meliburkan mahasiswanya sejak beberapa bulan yang lalu. Lalu, bagaimana mereka mengisi hari libur mereka terutama pada saat Puasa Ramadhan.
SINDONews, sengaja mendatangi rumah kos-kosan mereka di Kelurahan Sihitang, Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara, Kota Padangsidimpuan, tepatnya tidak jauh dari kampus, Minggu (17/5/2020). (BACA JUGA: Warga Tionghoa di Pematangsiantar Terharu Dapat Sembako dari Walikota)
Sebagai mahasiswa IAIN, mereka tentunya memulai kehidupan dengan Salat Subuh berjamaah, terutama pada saat Ramadhan. Belasan mahasiswa asal negeri gajah itu lebih rajin untuk melaksanakan salat berjamah, terutama subuh.
Bagi mahasiswa pria, setelah melaksanakan ibadah, waktu luang dimanfaatkan untuk menjalin silaturrahmi antar sesama dan berdiskusi tentang mata perkuliahan. Setelah pemerintah menerapkan sistem belajar di rumah.
Tentunya, mereka harus bisa saling mengisi, karena harus belajar jarak jauh dengan dibimbing seorang dosen.
Khusus Puasa Ramadhan, kesibukan semakin bertambah. Siang menjelang sore, para mahasiswa dari berbagai jurusan itu terlihat sibuk mempersiapkan menu buka puasa yang akan dijual. Hasil dari penjualan akan dimanfaatkan untuk menambah stock keuangan yang dikirim oleh orangtua dari negaranya.
"Rindu kampung halaman itu pasti. Tapi di tengah situasi pandemi ini tidak bisa pulang, " ujar Asman Salae mahasiswa asal Thailand Program Studi Pendidikan Agama Islam. Mahasiswa yang akrab disapa Asman itu mengaku mendapatkan tiket pesawat.
Berjualan merupakan aktivitasnya sehari-hari terutama pada saat puasa Ramadhan. Tujuannya adalah untuk membantu orangtua mereka agar biaya yang akan dikirim tidak terlalu banyak.”Menu apa yang kami bisa buat, itu yang dijual agar bisa menambah penghasilan dan mengurangi beban orangtua. (BACA JUGA: Ironi! Berkumpul di Masjid Dilarang, Tapi di Mal dan Bandara Tidak)
Secara keseluruhan, kata Asman, jumlah mahasiswa asal Thailand yang menempuh pendidikan di IAIN Padangsidimpuan berjumlah 20 orang.Namun, empat rekannya sudah duluan pulang sebelum virus mematikan itu merebak.
Ketika ditanya tentang kesulitan yang dirasakan, Asman mengaku belum merasakan kesulitan, meski jauh dari orangtua."Tapi kalau kondisi semakin membaik kami ingin pulang karena mau libur semester,"tandasnya. (zia nasution)
(vit)
tulis komentar anda