Rencana Israel Caplok Wilayah Palestina Akan Timbulkan Konflik Besar

Minggu, 17 Mei 2020 - 19:40 WIB
Foto/SINDOnews
ANKARA - Rencana Israel untuk menganeksasi wilayah Tepi Barat, Palestina , akan menimbulkan kecaman luas dari belahan dunia. Turki memperingatkan bahwa kebijakan yang dikecam secara luas seperti itu akan mengarah pada lebih banyak konflik dan eskalasi.

Juru bicara kepresidenan Turki , Ibrahim Kalin mengatakan bahwa rezim Tel Aviv harus menghentikan kampanye ilegal. Dia lalu menyerukan masyarakat internasional untuk menghentikan kerusakan yang dibuat oleh Israel.

"Kebijakan pendudukan dan aneksasi Israel adalah undangan untuk lebih banyak konflik dan eskalasi. Israel harus menghentikan kegiatan ilegal dan dunia harus menghentikan vandalisme modern ini," ucap Kalin.( Baca:Habiskan Rp1 T di Pilgub dan Pilpres, Sandi Mengaku Sedikit Bloon )



Turki dan semua orang dengan rasa keadilan akan mendukung orang-orang Palestina," sambungnya dalam sebuah pernyataan di akun Twitternya, seperti dilansir PressTV pada Minggu (17/5/2020).

Aneksasi itu datang sebagai bagian dari apa yang disebut rencana Kesepakatan Abad Ini bentukan Amerika Serikat (AS), yang diumumkan pada 28 Januari. Rencana tersebut menyatakan pembentukan negara Palestina dalam bentuk kepulauan yang dihubungkan oleh jembatan dan terowongan.

Para pejabat Palestina mengatakan bahwa di bawah rencana AS tersebut, Israel akan mencaplok 30 hingga 40 persen dari Tepi Barat, termasuk semua kawasan Yerusalem Timur.

Sebelumnya, Raja Yordania, Abdullah II memperingatkan rencana Israel untuk menganeksasi wilayah Tepi Barat. Raja Abdullah mengatakan, jika Israel menganeksasi Tepi Barat, itu akan menyebabkan "konflik besar" dengan Yordania.

"Jika Israel benar-benar menganeksasi Tepi Barat pada bulan Juli, itu akan menyebabkan konflik besar-besaran dengan Yordania. Para pemimpin yang mengadvokasi solusi satu negara tidak mengerti apa artinya itu," katanya, dengan mengatakan bahwa akan ada lebih banyak kekacauan dan ekstremisme di wilayah tersebut.
(ihs)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content