Siloam Hospitals Manado Edukasi tentang Penyebab Kanker Serviks
Sabtu, 06 Februari 2021 - 07:17 WIB
MANADO - Melakukan hubungan seksual secara rutin dengan sejumlah/berlainan pasangan merupakan faktor utama penyebab kanker Serviks. Selain hubungan seksual diluar pernikahan, kebiasaan merokok pada wanita, turut memicu kehadiran virus dari Human Papillomavirus (HPV).
"Kanker serviks ini tidak dapat dilihat atau diraba karena terdapat didalam anatomi tubuh wanita sehingga diperlukan pemeriksaan lebih lanjut ke rumah sakit. Gejala umum yang timbul biasanya berupa keputihan dan menyebabkan cairan yang berbau tidak sedap," Dokter spesialis kebidanan dan kandungan Siloam Hospitals Manado, dr Bismarck Joel Laihad SpOG(K), melalui acara Webinar Health Talk "Penyebab dan Pencegahan Kanker Serviks" di Kota Manado, Sulawesi Utara, Jumat (5/2/2021).(Baca juga: 50 Perempuan Indonesia Meninggal Setiap Hari Akibat Kanker Serviks )
Menurut Bismarck, penyebab tingginya kasus kanker serviks melalui infeksi virus dari Human Papillomavirus (HPV), ditularkan melalui hubungan seksual sekitar 90% dan 10% terjadi melalui non seksual. Pada aspek lainnya, pasien umumnya terjangkit kanker serviks sebesar 70% dalam keadaan stadium 2B. Artinya stadium lanjut dan harus dilakukan tindakan operasi.(Baca juga: Siloam Hospital Group Siap Operasikan Rumah Sakit ke-40 di Surabaya )
"Umumnya datang dengan keluhan susah buang air kecil atau susah buang air besar, juga keluhan keputihan dilingkup organ vagina. Walaupun tidak semua keputihan merupakan gejala kanker serviks. Hal ini disebabkan karena penyakit ini tidak dapat dilihat ataupun diraba," pungkas dr Bismarck Joel Laihad SpOG(K).
Jumlah kasus kanker serviks di Indonesia yang dilaporkan pada tahun 2016 mencapai 348.809 kasus. Sementara menurut laporan Global Cancer Observatory di tahun 2018, diperkirakan terdapat 32.469 kasus per tahun kanker serviks di Indonesia, dengan angka kematian mencapai 18.279 orang.
Angka ini yang membuat Indonesia menduduki urutan kedua kasus kanker serviks terbanyak di dunia. Pada tahun 2019, penderita kanker serviks di Indonesia meningkat, yaitu sebesar 21.000 kasus baru setiap tahunnya. Indikasi yang menunjukkan bahwa kasus ini meningkat setiap tahunnya.
Kanker serviks juga merupakan kanker kedua terbanyak di Indonesia yang menyerang perempuan setelah kanker payudara. Ironisnya, 80% dari penderita kanker serviks datang dalam stadium lanjut, dan 94% pasien dari kasus tersebut meninggal dalam 2 tahun.
Bberapa hal yang dapat dilakukan kaum perempuan guna mencegah kanker serviks, antara lain, jalani pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang cukup nutrisi dan bergizi, selalu menjaga kesehatan tubuh dan sanitasi lingkungan, hindari pembersihan bagian genital dengan air yang kotor, jika perokok maka segera hentikan kebiasaan buruk ini, hindari berhubungan intim saat usia dini, selalu setia kepada pasangan anda, dan jangan bergonta-ganti apalagi diikuti dengan hubungan intim.
Kemudian lakukan pemeriksaan pap smear minimal lakukan selama 2 tahun sekali. Khususnya bagi yang telah aktif melakukan hubungan intim. Jika anda belum pernah melakukan hubungan intim, ada baiknya melakukan vaksinasi HPV. Vaksinasi HPV baik dilakukan saat berusia 9-26 tahun, artinya mencegah kanker serviks sudah bisa dilakukan sejak usia dini. Perbanyaklah konsumsi makanan sayuran yang kandungan beta karotennya cukup banyak, konsumsi vitamin C dan E.
"Kanker serviks ini tidak dapat dilihat atau diraba karena terdapat didalam anatomi tubuh wanita sehingga diperlukan pemeriksaan lebih lanjut ke rumah sakit. Gejala umum yang timbul biasanya berupa keputihan dan menyebabkan cairan yang berbau tidak sedap," Dokter spesialis kebidanan dan kandungan Siloam Hospitals Manado, dr Bismarck Joel Laihad SpOG(K), melalui acara Webinar Health Talk "Penyebab dan Pencegahan Kanker Serviks" di Kota Manado, Sulawesi Utara, Jumat (5/2/2021).(Baca juga: 50 Perempuan Indonesia Meninggal Setiap Hari Akibat Kanker Serviks )
Menurut Bismarck, penyebab tingginya kasus kanker serviks melalui infeksi virus dari Human Papillomavirus (HPV), ditularkan melalui hubungan seksual sekitar 90% dan 10% terjadi melalui non seksual. Pada aspek lainnya, pasien umumnya terjangkit kanker serviks sebesar 70% dalam keadaan stadium 2B. Artinya stadium lanjut dan harus dilakukan tindakan operasi.(Baca juga: Siloam Hospital Group Siap Operasikan Rumah Sakit ke-40 di Surabaya )
"Umumnya datang dengan keluhan susah buang air kecil atau susah buang air besar, juga keluhan keputihan dilingkup organ vagina. Walaupun tidak semua keputihan merupakan gejala kanker serviks. Hal ini disebabkan karena penyakit ini tidak dapat dilihat ataupun diraba," pungkas dr Bismarck Joel Laihad SpOG(K).
Jumlah kasus kanker serviks di Indonesia yang dilaporkan pada tahun 2016 mencapai 348.809 kasus. Sementara menurut laporan Global Cancer Observatory di tahun 2018, diperkirakan terdapat 32.469 kasus per tahun kanker serviks di Indonesia, dengan angka kematian mencapai 18.279 orang.
Angka ini yang membuat Indonesia menduduki urutan kedua kasus kanker serviks terbanyak di dunia. Pada tahun 2019, penderita kanker serviks di Indonesia meningkat, yaitu sebesar 21.000 kasus baru setiap tahunnya. Indikasi yang menunjukkan bahwa kasus ini meningkat setiap tahunnya.
Kanker serviks juga merupakan kanker kedua terbanyak di Indonesia yang menyerang perempuan setelah kanker payudara. Ironisnya, 80% dari penderita kanker serviks datang dalam stadium lanjut, dan 94% pasien dari kasus tersebut meninggal dalam 2 tahun.
Bberapa hal yang dapat dilakukan kaum perempuan guna mencegah kanker serviks, antara lain, jalani pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang cukup nutrisi dan bergizi, selalu menjaga kesehatan tubuh dan sanitasi lingkungan, hindari pembersihan bagian genital dengan air yang kotor, jika perokok maka segera hentikan kebiasaan buruk ini, hindari berhubungan intim saat usia dini, selalu setia kepada pasangan anda, dan jangan bergonta-ganti apalagi diikuti dengan hubungan intim.
Kemudian lakukan pemeriksaan pap smear minimal lakukan selama 2 tahun sekali. Khususnya bagi yang telah aktif melakukan hubungan intim. Jika anda belum pernah melakukan hubungan intim, ada baiknya melakukan vaksinasi HPV. Vaksinasi HPV baik dilakukan saat berusia 9-26 tahun, artinya mencegah kanker serviks sudah bisa dilakukan sejak usia dini. Perbanyaklah konsumsi makanan sayuran yang kandungan beta karotennya cukup banyak, konsumsi vitamin C dan E.
(nth)
tulis komentar anda