Diterpa Pandemi, Minat Warga Bandung Mengakses Aplikasi Kesehatan Tinggi
Jum'at, 22 Januari 2021 - 10:44 WIB
BANDUNG - Minat warga Bandung mengakses layanan kesehatan melalui aplikasi cukup tinggi. Kenaikan permintaan akses kesehatan online didorong kondisi pandemi yang menyebabkan pembatasan aktivitas masyarakat.
Menurut Chief Marketing Officer Halodoc Dionisius Nathaniel, Jawa Barat, khususnya Bandung merupakan salah satu daerah dengan konsentrasi pengguna Halodoc terbanyak.
Angka ini, terus meningkat setiap bulannya. Salah satu layanan kesehatan yang cukup banyak diakses yaitu layanan terkait COVID-19.
"Jumlah pembuatan janji di fasilitas layanan kesehatan melalui Halodoc untuk tes COVID-19 di Bandung terus meningkat. Kami mencatat kenaikan hingga 250% pada akhir Desember 2020 jika dibandingkan bulan sebelumnya," kata dia, Jumat (22/1/2021).
Menurut dia, tingginya minat masyarakat menjadi komitmen Halodoc memberikan akses terhadap layanan kesehatan yang tidak hanya mudah, namun juga aman dan terpercaya. Warga Bandung dapat dengan mudah membuat janji melalui aplikasi Halodoc untuk kemudian mendapatkan pengalaman tes yang aman dan minim kontak.
Apalagi, peningkatan kasus positif COVID-19 di Kota Bandung masih cukup tinggi, dengan puncak lebih dari 1.000 kasus positif aktif untuk pertama kalinya pada 16 Januari 2021. Semantara tingkat keterisian fasilitas kesehatan juga terus meningkat.
Baca juga: Bencana Alam, BPBD Kota Cimahi Sebut Banjir dan Puting Beliung Mendominasi
Terakhir, Halodoc juga membuka fasilitas drive thru Tes COVID-19 pertama di Bandung. Berlokasi di di Jalan Pelajar Pejuang 45 No.28, Lengkong dan beroperasi sejak pukul 07.00 WIB hingga 17.30 WIB. Mayarakat bisa melakukan Tes Cepat (Rapid) Antibodi, Tes Swab Antigen, hingga Tes PCR dengan harga Rp100.000 hingga 1,3 juta.
Baca juga: Kota Bandung Kembangkan Sistem Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi Informasi
“Ini bagian dari respon kami terhadap tingginya angka kasus positif COVID-19 berdasarkan data yang ada. Kami berharap dengan semakin banyaknya warga Bandung yang melakukan tes mandiri secara dini, maka masyarakat dapat segera melakukan tindakan kuratif maupun preventif yang diperlukan, sehingga dapat turut menekan laju penyebaran COVID-19,” ujar Dionisius.
Menurut Chief Marketing Officer Halodoc Dionisius Nathaniel, Jawa Barat, khususnya Bandung merupakan salah satu daerah dengan konsentrasi pengguna Halodoc terbanyak.
Angka ini, terus meningkat setiap bulannya. Salah satu layanan kesehatan yang cukup banyak diakses yaitu layanan terkait COVID-19.
"Jumlah pembuatan janji di fasilitas layanan kesehatan melalui Halodoc untuk tes COVID-19 di Bandung terus meningkat. Kami mencatat kenaikan hingga 250% pada akhir Desember 2020 jika dibandingkan bulan sebelumnya," kata dia, Jumat (22/1/2021).
Menurut dia, tingginya minat masyarakat menjadi komitmen Halodoc memberikan akses terhadap layanan kesehatan yang tidak hanya mudah, namun juga aman dan terpercaya. Warga Bandung dapat dengan mudah membuat janji melalui aplikasi Halodoc untuk kemudian mendapatkan pengalaman tes yang aman dan minim kontak.
Apalagi, peningkatan kasus positif COVID-19 di Kota Bandung masih cukup tinggi, dengan puncak lebih dari 1.000 kasus positif aktif untuk pertama kalinya pada 16 Januari 2021. Semantara tingkat keterisian fasilitas kesehatan juga terus meningkat.
Baca juga: Bencana Alam, BPBD Kota Cimahi Sebut Banjir dan Puting Beliung Mendominasi
Terakhir, Halodoc juga membuka fasilitas drive thru Tes COVID-19 pertama di Bandung. Berlokasi di di Jalan Pelajar Pejuang 45 No.28, Lengkong dan beroperasi sejak pukul 07.00 WIB hingga 17.30 WIB. Mayarakat bisa melakukan Tes Cepat (Rapid) Antibodi, Tes Swab Antigen, hingga Tes PCR dengan harga Rp100.000 hingga 1,3 juta.
Baca juga: Kota Bandung Kembangkan Sistem Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi Informasi
“Ini bagian dari respon kami terhadap tingginya angka kasus positif COVID-19 berdasarkan data yang ada. Kami berharap dengan semakin banyaknya warga Bandung yang melakukan tes mandiri secara dini, maka masyarakat dapat segera melakukan tindakan kuratif maupun preventif yang diperlukan, sehingga dapat turut menekan laju penyebaran COVID-19,” ujar Dionisius.
(boy)
tulis komentar anda