150 Difabel Ikut Terdampak Gempa Bumi di Sulbar
Kamis, 21 Januari 2021 - 23:05 WIB
MAMUJU - Gempa bumi bermagnitudo 6,2 SR yang mengguncang Sulawesi Barat (Sulbar) dengan dua daerah terparah yakni Kabupaten Mamuju dan Majene menimbulkan banyak korban. Sejauh ini tercatat ada 77.562 orang mengungsi. Di antara puluhan ribu korban itu, terdapat 150 orang difabel .
Jumlah itu dicatat Tim Relawan Kemanusiaan (TRK) Inklusi, Gema Difabel Mamuju dan Yayasan Pergerakan Difabel Indonesia untuk Kesetaraan (Perdik) .
"Sejauh ini yang terdata difabel yang menjadi korban terdampak sebanyak 150 orang," kata Direktur Perdik Sulsel , Abdul Rahman, kepada SINDOnews, Kamis (21/1/2021).
Rahman mengemukakan, angka tersebut kemungkinan akan terus bertambah. Sampai tujuh hari pascagempa , TRK difabel terus bergerak mengasesmen mereka yang belum sempat terdata. 150 orang penyintas difabel ini tersebar di sejumlah lokasi pengungsian di Mamuju dan Majene.
"Tim di lapangan masih bekerja mengumpulkan informasi untuk mengakses penyintas difabel ini. kita akses dan identifikasi mereka ini didominasi dari daerah mana saja, sembari mencatat kebutuhan mereka di tenda pengungsian . Kalau korban jiwa alhamdulilah tidak ada," ungkap Gusdur sapaan akrab Abdul Rahman.
Gusdur menjelaskan, pendataan kebutuhan dianggap penting mengingat difabel masuk dalam kategori kelompok rentan dan terdampak.
"Dari hasil input ini, analisis data sedang dilakukan dan akan merencanakan pendistribusian bantuan yang telah terhimpun," tuturnya.
Jumlah itu dicatat Tim Relawan Kemanusiaan (TRK) Inklusi, Gema Difabel Mamuju dan Yayasan Pergerakan Difabel Indonesia untuk Kesetaraan (Perdik) .
"Sejauh ini yang terdata difabel yang menjadi korban terdampak sebanyak 150 orang," kata Direktur Perdik Sulsel , Abdul Rahman, kepada SINDOnews, Kamis (21/1/2021).
Rahman mengemukakan, angka tersebut kemungkinan akan terus bertambah. Sampai tujuh hari pascagempa , TRK difabel terus bergerak mengasesmen mereka yang belum sempat terdata. 150 orang penyintas difabel ini tersebar di sejumlah lokasi pengungsian di Mamuju dan Majene.
"Tim di lapangan masih bekerja mengumpulkan informasi untuk mengakses penyintas difabel ini. kita akses dan identifikasi mereka ini didominasi dari daerah mana saja, sembari mencatat kebutuhan mereka di tenda pengungsian . Kalau korban jiwa alhamdulilah tidak ada," ungkap Gusdur sapaan akrab Abdul Rahman.
Gusdur menjelaskan, pendataan kebutuhan dianggap penting mengingat difabel masuk dalam kategori kelompok rentan dan terdampak.
"Dari hasil input ini, analisis data sedang dilakukan dan akan merencanakan pendistribusian bantuan yang telah terhimpun," tuturnya.
tulis komentar anda