25 Relawan Uji Klinis Vaksin Sinovac Positif COVID-19, Ini Kata Ridwan Kamil
Senin, 18 Januari 2021 - 23:32 WIB
BANDUNG - Tim Uji Klinis Vaksin Sinovac mengumumkan bahwa 25 orang relawan uji klinis vaksin Sinovac yang telah menjalani dua kali penyuntikan vaksin terkonfirmasi positif COVID-19 .
Menanggapi kabar tersebut, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil memberikan pembelaan. Sebagai bagian relawan uji klinis vaksin Sinovac, Ridwan Kamil menegaskan bahwa kabar tersebut jangan disimpulkan sebagai kegagalan uji klinis vaksin Sinovac.
Pria yang akrab disapa Kang Emil itu menjelaskan, relawan uji klinis vaksin Sinovac terbagi dua, yakni yang disuntik vaksin Sinovac dan placebo atau obat kosong yang tidak mengandung zat aktif dan tidak memberikan pengaruh apa-apa terhadap kesehatan.
"Nah, mungkin saja karena placebo kan artinya dia cairan netral yang tidak mempengaruhi, maka mungkin saja kelompok yang positif itu kelompok yang tidak disuntik vaksin, tapi placebo," ujar Ridwan Kamil seusai Rapat Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Jabar di Makodam III/Siliwangi, Kota Bandung, Senin (18/1/2021).
Adapun relawan yang disuntik vaksin Sinovac, namun tetap terpapar COVID-19, Kang Emil berkilah bahwa kasus tersebut harus diteliti lebih dalam, terutama kapan relawan bersangkutan terpapar COVID-19. Pasalnya, kata dia, antibodi baru terbentuk tiga bulan setelah penyuntikan kedua.
"Harus diliat dulu jadwal kena COVID-nya karena tim dokter menyatakan ke saya dan Pak Pangdam, antibodi muncul tiga bulan setelah suntikan kedua," imbuhnya.
Kang Emil menyebutkan, sebagai relawan uji klinis vaksin Sinovac, dirinya menerima suntikan pertama pada 25 Agustus 2020 dan suntikan kedua pada 14 September 2020.
"Dari September ke Desember itu terjadi proses antibodi. Mungkin saja kenanya sebelum H-30. Karena antibodinya belum maksimal, maka dia kena," ujarnya.
Karenanya, Kang Emil menekankan bahwa kabar 25 relawan uji klinis vaksin Sinovac terpapar COVID-19 harus dikaji lebih dalam.
Menanggapi kabar tersebut, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil memberikan pembelaan. Sebagai bagian relawan uji klinis vaksin Sinovac, Ridwan Kamil menegaskan bahwa kabar tersebut jangan disimpulkan sebagai kegagalan uji klinis vaksin Sinovac.
Pria yang akrab disapa Kang Emil itu menjelaskan, relawan uji klinis vaksin Sinovac terbagi dua, yakni yang disuntik vaksin Sinovac dan placebo atau obat kosong yang tidak mengandung zat aktif dan tidak memberikan pengaruh apa-apa terhadap kesehatan.
"Nah, mungkin saja karena placebo kan artinya dia cairan netral yang tidak mempengaruhi, maka mungkin saja kelompok yang positif itu kelompok yang tidak disuntik vaksin, tapi placebo," ujar Ridwan Kamil seusai Rapat Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Jabar di Makodam III/Siliwangi, Kota Bandung, Senin (18/1/2021).
Adapun relawan yang disuntik vaksin Sinovac, namun tetap terpapar COVID-19, Kang Emil berkilah bahwa kasus tersebut harus diteliti lebih dalam, terutama kapan relawan bersangkutan terpapar COVID-19. Pasalnya, kata dia, antibodi baru terbentuk tiga bulan setelah penyuntikan kedua.
"Harus diliat dulu jadwal kena COVID-nya karena tim dokter menyatakan ke saya dan Pak Pangdam, antibodi muncul tiga bulan setelah suntikan kedua," imbuhnya.
Kang Emil menyebutkan, sebagai relawan uji klinis vaksin Sinovac, dirinya menerima suntikan pertama pada 25 Agustus 2020 dan suntikan kedua pada 14 September 2020.
"Dari September ke Desember itu terjadi proses antibodi. Mungkin saja kenanya sebelum H-30. Karena antibodinya belum maksimal, maka dia kena," ujarnya.
Karenanya, Kang Emil menekankan bahwa kabar 25 relawan uji klinis vaksin Sinovac terpapar COVID-19 harus dikaji lebih dalam.
tulis komentar anda