Ribuan Warga di 3 Desa Kabupaten Pinrang Terisolasi Karena Tanah Ambles
Rabu, 13 Januari 2021 - 21:41 WIB
PINRANG - Ribuan kepala keluarga (KK) warga di tiga desa Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan terisolasi akibat tanah ambles dan tidak bisa dilalui kendaraan. Bencana itu dipicu hujan deras yang melanda kawasan ini, Selasa (12/1/2021).
Akibatnya, sejumlah tanah menjadi ambles . Akses jalan penghubung dari Desa Mesakada, Sali-Sali, serta Desa Suppirang tidak bisa dilalui.
Sejumlah warga pun saling bahu-membahu untuk membersihkan material longsor yang menutup akses antardesa. Warga hanya menggunakan alat seadanya agar jalan dapat dilalui kembali.
“Tanah yang labil disertai guyuran hujan dengan intensitas tinggi membuat tanah menjadi ambles . Akses jalan satu-satunya antardesa tertutup jadinya. Ada alternatif melewati Sulawesi Barat, tapi jauh,” kata warga, Rafael Rotte, Rabu (13/1/2021).
Kepala Dusun Salu Lamassa mengatakan, selain faktor tanah yang labil, warga menduga tanah ambles hingga menutup akses jalan lantaran banyaknya penebangan pohon secara liar. Akibatnya, tanah mudah longsor .
“Karena banyak pohon ditebang, sebagian untuk perkebunan, jadinya tebing tidak bisa ditahan. Kalau hujan deras, walaupun sebentar, di sini sering longsor, ” kata Lamassa.
Warga pun berharap agar pemerintah daerah setempat dapat mengerahkan alat berat untuk membersihkan material longsor. Dengan begitu, akses utama warga antardesa dapat dilalui kembali.
Akibatnya, sejumlah tanah menjadi ambles . Akses jalan penghubung dari Desa Mesakada, Sali-Sali, serta Desa Suppirang tidak bisa dilalui.
Sejumlah warga pun saling bahu-membahu untuk membersihkan material longsor yang menutup akses antardesa. Warga hanya menggunakan alat seadanya agar jalan dapat dilalui kembali.
“Tanah yang labil disertai guyuran hujan dengan intensitas tinggi membuat tanah menjadi ambles . Akses jalan satu-satunya antardesa tertutup jadinya. Ada alternatif melewati Sulawesi Barat, tapi jauh,” kata warga, Rafael Rotte, Rabu (13/1/2021).
Kepala Dusun Salu Lamassa mengatakan, selain faktor tanah yang labil, warga menduga tanah ambles hingga menutup akses jalan lantaran banyaknya penebangan pohon secara liar. Akibatnya, tanah mudah longsor .
“Karena banyak pohon ditebang, sebagian untuk perkebunan, jadinya tebing tidak bisa ditahan. Kalau hujan deras, walaupun sebentar, di sini sering longsor, ” kata Lamassa.
Warga pun berharap agar pemerintah daerah setempat dapat mengerahkan alat berat untuk membersihkan material longsor. Dengan begitu, akses utama warga antardesa dapat dilalui kembali.
(agn)
tulis komentar anda