COVID-19 Melonjak, IGD RS PKU Muhammadiyah Bantul Tutup Sementara
Selasa, 12 Januari 2021 - 12:54 WIB
BANTUL - Penyebaran COVID-19 semakin sulit dibendung. Banyaknya pasein yang harus dirawat akibat virus ini menjadikan beberapa rumah sakit penuh. Di Bantul manajemen RS PKU Muhammadiyah Bantul terpaksa menutup operasional pelayanan instalasi gawat darurat (IGD) pada hari ini (12/1/2021) hingga pukul 14.00 WIB.
Langkah penutupan ini dilakukan lantaran sejak Senin (11/1) pagi, jumlah pasien terus melonjak dan semua tempat tidur terisi. "IGD penuh untuk merawat pasien terpapar COVID-19," terang Manager Humas RS PKU Muhammadiyah Bantul, Wahyu Priyono, Selasa (12/1/2021). (Baca juga: Terungkap, Kasus COVID-19 Pertama di Prancis Terjadi Pada Desember)
Diapun langsung menetapkan ketersediaan kamar dengan melonjaknya pasien ini. Diperkirakan pukul 14.00 WIB sudah terisi sehingga pasien IGD bisa masuk bangsal. "Nanti ada pasien pulang sehingga pasien di IGD bisa masuk kamar dan IGD bisa dibuka kembali," tandasnya.
Wahyu melanjutkan, RS PKU Muhammadiyah Bantul memiliki 150 kamar. Dari jumlah tersebut, sebanyak 45 kamar telah disiapkan untuk pasien COVID-19. “Saat ini di IGD pasien yang dirawat baik umum maupun terduga terpapar COVID-19 sudah melebihi kapasitas normal yaitu 8 pasien. Bahkan tempat tidur ekstra dan meja-meja sudah dipergunakan untuk tempat tidur,” jelas dia. (Baca jgua: Ridwan Bae Tegaskan Kartu Prakerja Untungkan Masyarakat)
Juru Bicara Percepatan Penanganan COVID-19 Bantul , Sri Wahyu Joko Santosa membenarkan peningkatan kasus COVID-19. "Penularannya masif dengan tidak menimbulkan tanda-tanda atau gejala terpapar. Tapi saat inkunbasi, terlihat gejala dan dari uji swab dinyatakan positif tertular,” katanya.
Dilanjutkannya, sejak 5 sampai 12 Januari, sembilan kecamatan yaitu Banguntapan, Sewon, Pleret, Bantul, Jetis, Pandak, Kretek, Srandakan dan Sedayu dinyatakan zona merah.
Langkah penutupan ini dilakukan lantaran sejak Senin (11/1) pagi, jumlah pasien terus melonjak dan semua tempat tidur terisi. "IGD penuh untuk merawat pasien terpapar COVID-19," terang Manager Humas RS PKU Muhammadiyah Bantul, Wahyu Priyono, Selasa (12/1/2021). (Baca juga: Terungkap, Kasus COVID-19 Pertama di Prancis Terjadi Pada Desember)
Diapun langsung menetapkan ketersediaan kamar dengan melonjaknya pasien ini. Diperkirakan pukul 14.00 WIB sudah terisi sehingga pasien IGD bisa masuk bangsal. "Nanti ada pasien pulang sehingga pasien di IGD bisa masuk kamar dan IGD bisa dibuka kembali," tandasnya.
Wahyu melanjutkan, RS PKU Muhammadiyah Bantul memiliki 150 kamar. Dari jumlah tersebut, sebanyak 45 kamar telah disiapkan untuk pasien COVID-19. “Saat ini di IGD pasien yang dirawat baik umum maupun terduga terpapar COVID-19 sudah melebihi kapasitas normal yaitu 8 pasien. Bahkan tempat tidur ekstra dan meja-meja sudah dipergunakan untuk tempat tidur,” jelas dia. (Baca jgua: Ridwan Bae Tegaskan Kartu Prakerja Untungkan Masyarakat)
Juru Bicara Percepatan Penanganan COVID-19 Bantul , Sri Wahyu Joko Santosa membenarkan peningkatan kasus COVID-19. "Penularannya masif dengan tidak menimbulkan tanda-tanda atau gejala terpapar. Tapi saat inkunbasi, terlihat gejala dan dari uji swab dinyatakan positif tertular,” katanya.
Dilanjutkannya, sejak 5 sampai 12 Januari, sembilan kecamatan yaitu Banguntapan, Sewon, Pleret, Bantul, Jetis, Pandak, Kretek, Srandakan dan Sedayu dinyatakan zona merah.
(don)
tulis komentar anda