Berbagi Cerita saat Divaksin Sinovac, Ridwan Kamil: Tidak Ada Bengkak dan Demam
Senin, 11 Januari 2021 - 13:39 WIB
BANDUNG - Jelang vaksinasi COVID-19 serentak di Indonesia pekan ini, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil memberikan testimoninya terkait apa saja yang dia rasakan setelah disuntik vaksin COVID-19, Sinovac.
Seakan ingin meyakinkan masyarakat yang masih meragukan efektivitas vaksin, Ridwan Kamil menyebut dirinya tidak mengalami efek samping berarti setelah divaksin. Bahkan, dengan nada bercanda, dia menyebut bahwa tak ada perubahan pada kondisi fisiknya.
"Jadi, dulu katanya ada kekhawatiran ada bengkak, tidak. kekhawatiran demam tidak, kekhawatiran badan berubah juga tidak karena kita melaporkan, apalagi berubah menjadi warna hijau atau Spiderman gak ada," tegas Ridwan Kamil dalam konferensi pers yang digelar secara virtual dari Mapolda Jabar, Kota Bandung, Senin (11/1/2021).
Diketahui, Ridwan Kamil dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) menjadi relawan uji klinis vaksin Sinovac yang bakal diproduksi massal oleh PT Bio Farma. Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu pertama kali disuntik vaksin Sinovac di Puskesmas Garuda, Kota Bandung, Jumat (28/8/2020) lalu.
Dalam uji klinis yang digelar oleh Tim Uji Klinis dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) bekerja sama dengan PT Bio Farma itu, Kang Emil menjalani dua kali penyuntikan. Penyuntikan kedua pun sudah dilakukan di tempat yang sama pada Senin (14/9/2020) lalu.
"Saya mewakili mungkin yah, bertestimoni, kami ini sudah dua kali disuntik dan bulan depan akan dilaporkan Bio Farma ke BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) hasilnya. Bocorannya sementara hasilnya baik, kira-kira begitu. Tapi, definisi klinisnya bukan kewenangan saya," tutur Kang Emil.
"Kalau ditanya sebagai pribadi lah ya, saya lelaki di usia 49, hanya linu pegel selama 1 jam ya (Setelah divaksin). Jadi itu saya jujur apa adanya karena jarumnya tidak kecil. Kalau jarum untuk pengambilan darah agak kecil, kalau vaksin agak besar sedikit," ungkapnya. (Baca: Polres Batanghari Amankan 12.000 Liter Minya Ilegal).
Selain linu dan pegal, efek ringan lain yang dirasakannya, yakni kerap mengantuk menjelang magrib selama tiga hari setelah divaksin. "Biasanya tidak pernah, jadi hanya itu saja," imbuhnya.
Kang Emil meyakinkan, hingga saat ini, dirinya masih merasa sehat dan bugar di tengah mobilitasnya yang tinggi. Buktinya, kata Kang Emil, dirinya tak pernah absen dalam setiap agenda rapat-rapat pemerintahan, termasuk penanganan COVID-19 di Jabar. (Baca: Mengkhawatirkan! 3.000 Karyawan Pabrik di Karawang Terpapar COVID-19).
Meski begitu, Kang mengakui, agar kesehatannya terjaga dan terhindar dari COVID-19, dirinya selalu rutin berolahraga, mengonsumsi suplemen dan vitamin. Hal itu dilakukan sekadar untuk mengatakan kondisi tubuh dan kesehatannya.
Seakan ingin meyakinkan masyarakat yang masih meragukan efektivitas vaksin, Ridwan Kamil menyebut dirinya tidak mengalami efek samping berarti setelah divaksin. Bahkan, dengan nada bercanda, dia menyebut bahwa tak ada perubahan pada kondisi fisiknya.
"Jadi, dulu katanya ada kekhawatiran ada bengkak, tidak. kekhawatiran demam tidak, kekhawatiran badan berubah juga tidak karena kita melaporkan, apalagi berubah menjadi warna hijau atau Spiderman gak ada," tegas Ridwan Kamil dalam konferensi pers yang digelar secara virtual dari Mapolda Jabar, Kota Bandung, Senin (11/1/2021).
Diketahui, Ridwan Kamil dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) menjadi relawan uji klinis vaksin Sinovac yang bakal diproduksi massal oleh PT Bio Farma. Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu pertama kali disuntik vaksin Sinovac di Puskesmas Garuda, Kota Bandung, Jumat (28/8/2020) lalu.
Dalam uji klinis yang digelar oleh Tim Uji Klinis dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) bekerja sama dengan PT Bio Farma itu, Kang Emil menjalani dua kali penyuntikan. Penyuntikan kedua pun sudah dilakukan di tempat yang sama pada Senin (14/9/2020) lalu.
"Saya mewakili mungkin yah, bertestimoni, kami ini sudah dua kali disuntik dan bulan depan akan dilaporkan Bio Farma ke BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) hasilnya. Bocorannya sementara hasilnya baik, kira-kira begitu. Tapi, definisi klinisnya bukan kewenangan saya," tutur Kang Emil.
"Kalau ditanya sebagai pribadi lah ya, saya lelaki di usia 49, hanya linu pegel selama 1 jam ya (Setelah divaksin). Jadi itu saya jujur apa adanya karena jarumnya tidak kecil. Kalau jarum untuk pengambilan darah agak kecil, kalau vaksin agak besar sedikit," ungkapnya. (Baca: Polres Batanghari Amankan 12.000 Liter Minya Ilegal).
Selain linu dan pegal, efek ringan lain yang dirasakannya, yakni kerap mengantuk menjelang magrib selama tiga hari setelah divaksin. "Biasanya tidak pernah, jadi hanya itu saja," imbuhnya.
Kang Emil meyakinkan, hingga saat ini, dirinya masih merasa sehat dan bugar di tengah mobilitasnya yang tinggi. Buktinya, kata Kang Emil, dirinya tak pernah absen dalam setiap agenda rapat-rapat pemerintahan, termasuk penanganan COVID-19 di Jabar. (Baca: Mengkhawatirkan! 3.000 Karyawan Pabrik di Karawang Terpapar COVID-19).
Meski begitu, Kang mengakui, agar kesehatannya terjaga dan terhindar dari COVID-19, dirinya selalu rutin berolahraga, mengonsumsi suplemen dan vitamin. Hal itu dilakukan sekadar untuk mengatakan kondisi tubuh dan kesehatannya.
(nag)
tulis komentar anda