Sejak Tahun Baru, Banjir Rendam Ratusan Rumah Warga Tempuran Mojokerto
Senin, 11 Januari 2021 - 12:34 WIB
"Tidak mengungsi, kalau malam tidur di jalan, karena jalannya lebih tinggi jadi aman. Tahun-tahun sebelumnya juga seperti ini, banjir sampai berhari-hari. Semoga bisa secepatnya teratasi tidak banjir seperti ini terus," terang Suparti.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto Muhammad Zaini mengatakan, ada 272 rumah warga di Desa Tempuran, Kecamatan Sooko yang terendam banjir. Rinciannya 31 rumah di Dusun Tempuran dan 241 rumah di Dusun Bekucuk.
"Berdasarkan data yang saya terima, ada 272 rumah warga yang terendam. Ini sudah yang kesekian kalinya, karena memang curah hujan yang cukup tinggi sejak awal Januari 2021 kemarin," kata Zaini.
Banjir yang merendam ratusan rumah warga ini, kata Zaini, disebabkan kondisi sungai avour Watudakon yang mengalami pendangkalan. Sehingga sungai yang membentang di dari wilayah Kabupaten Jombang hingga Mojokerto itu, tidak mampu menampung saat debit air tinggi.
"Penyebabnya adalah terjadinya pendangkalan sungai. Sehingga yang diperlukan untuk mengatasi ini yakni tanggul dan normalisasi sungai. Karena tidak ada tanggul sama sekali," kata Zaini.
Sungai avour Watudakon berada di bawah naungan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas. Sehingga persoalan normalisasi semestinya menjadi kewenangan BBWS Brantas. Meski, Zaini tak menampik jika upaya normalisasi itu sudah berjalan di beberapa titik.
"Sebagian sudah, tapi belum selesai. Akan dilanjut bulan 4 atau 5 tahun 2021. Harusnya memang ada pembangunan tanggul dari Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Jombang hingga Desa Tempuran. Panjangnya sekitar tiga kilometer dengan ketinggian sekitar dua meter," tandas Zaini.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto Muhammad Zaini mengatakan, ada 272 rumah warga di Desa Tempuran, Kecamatan Sooko yang terendam banjir. Rinciannya 31 rumah di Dusun Tempuran dan 241 rumah di Dusun Bekucuk.
"Berdasarkan data yang saya terima, ada 272 rumah warga yang terendam. Ini sudah yang kesekian kalinya, karena memang curah hujan yang cukup tinggi sejak awal Januari 2021 kemarin," kata Zaini.
Banjir yang merendam ratusan rumah warga ini, kata Zaini, disebabkan kondisi sungai avour Watudakon yang mengalami pendangkalan. Sehingga sungai yang membentang di dari wilayah Kabupaten Jombang hingga Mojokerto itu, tidak mampu menampung saat debit air tinggi.
"Penyebabnya adalah terjadinya pendangkalan sungai. Sehingga yang diperlukan untuk mengatasi ini yakni tanggul dan normalisasi sungai. Karena tidak ada tanggul sama sekali," kata Zaini.
Sungai avour Watudakon berada di bawah naungan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas. Sehingga persoalan normalisasi semestinya menjadi kewenangan BBWS Brantas. Meski, Zaini tak menampik jika upaya normalisasi itu sudah berjalan di beberapa titik.
"Sebagian sudah, tapi belum selesai. Akan dilanjut bulan 4 atau 5 tahun 2021. Harusnya memang ada pembangunan tanggul dari Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Jombang hingga Desa Tempuran. Panjangnya sekitar tiga kilometer dengan ketinggian sekitar dua meter," tandas Zaini.
(msd)
tulis komentar anda