Rizki Ajak Ibu, Istri, Anak dan Sepupu Terbang bersama Sriwijaya Air ke Pontianak

Minggu, 10 Januari 2021 - 16:25 WIB
Foto Rizki bersama anak dan istrinya saat bertamu ke rumah Sekda Pangkalpinang. Foto: Istimewa
PANGKALPINANG - Kisah Rizki Wahyudi, korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 tujuan Jakarta-Pontianak , Sabtu (9/1/2021) merupakan anak berprestasi yang kini sukses menjadi Aparatur Sipil Negara ( ASN ) dan tulang punggung keluarga. Kisahnya pun makin menyayat karena dalam pesawat itu ikut juga anak, istri, ibu dan sepupunya.

Menurutnya paman korban, Rapin Akbar, Rizki sejak kecil sudah ditinggal sang ayah yang pisah dengan ibunya. Dia pun tumbuh besar bersama ibunya hingga bisa mengenyam pendidikan strata satu. (Sebelum Kecelakaan, Co-Pilot Sriwijaya Air Fadly Satrianto Sempat Ajak 3 Generasi Keluarganya Foto Bareng)

"Rizki itu bukan hanya ponakan tapi sudah saya anggap adik kandung saya sendiri. Karena dari kecil tidak bisa merasakan kasih sayang seorang bapak. Dari kecil orangtuanya pisah, jadi dari SD hingga kuliah semester 3, kami patungan untuk biaya sekolahnya,” tutur Rapin mengenang masa-masa bersama Rizki mulai dari SD hingga kuliah.

Di mata keluarga, kata Rapin, ponakannya itu merupakan sosok penurut dan patuh kepada orang tua. Bahkan sangat jarang keluar malam. “Anaknya sangat penurut, tidak pernah keluar rumah untuk hal yang tidak penting. Bisa dikatakan kutu buku anaknya," ucap dia. (Baca Juga: Sebelum Terbang, Rion Penumpang Pesawat Sriwijaya Sempat Kontak dengan Istri di Lubuklinggau)



Tak lama usai kuliah, pemuda yang lahir di Pangkalpinang 26 tahun lalu itu, menjadi abdi negara dan tengah mengemban tugas di Kamentrian Lingkungan Hidup dan Kehuatan (KLHK) dan ditempatkan di Kalimantan, sejak April 2019 lalu.

Dia pun, menjadi tulang punggung keluarga bersama ibu, termasuk sepupunya yang mengalami nasib sama seperti dia kecil dulu. Untuk itu, Sabtu kemarin, sebelum peristiwa naas tersebut, Rizki memboyong ibu, anak, istri dan sepupunya, ke Kalimantan untuk tinggal bersamanya di sana.

"Disana kan dia berkerja sering ke hutan, jadi ngajak ibunya untuk nemanin istrinya di rumah. Sepupunya si Nabila juga ikut karena dari kecil sudah tinggal sama ibunya Rizki, setelah orangtunya meninggal. Rencananya Nabila yang masih kelas 1 SMP akan disekolahkan di Kalimantan," katanya.

Rapin mengatakan, tak ada firasat akan lima anggota keluarganya dikabarkan menjadi korban. Sesaat sebelum keberangkatan bahkan, masih sempat berbicara dengan Rizki melalui video call dan membagikan foto-foto anaknya saat di bandara. (Baca Juga: Pramugari Mia Tresetyani Sempat Telpon Ibunya Sebelum Sriwijaya Air Jatuh)

"Jam 12 lewat menginfokan pesawatnya delay sampai jam 14.00 WIB. Di situ dia sempat nanya cuaca di Pangkalpinang seperti apa, saya jawab agak gerimis. Sempat menunjukan wajah anaknya yang lagi tidur," tuturnya.

Hingga kini, pihak keluarga masih menunggu kepastian dari pihak berwenang, terkait nasib anggota keluarganya itu. Untuk itu, Rapin bersama anggota keluarga lainnya, pergi ke posko pesawat jatuh Sriwijaya Air, di Jakarta sembari membawa data antimortem para korban. “Rizki belum meninggal. Walaupun meninggal apapun itu, tetap kita bawa ke sini," katanya. (Baca Juga: Fadly Satrianto, Co Pilot Sriwijaya Air Dikenal Ramah, Baik dan Pendiam)

Berdasarkan data Flight Radar, pesawat berjenis Boeing 737-524 tersebut hilang kontak tak lama setelah take off dari Bandara Soekarno-Hatta saat berada di perairan Kepulauan Seribu. Pesawat diketahui mengangkut 62 orang, terdiri atas 40 penumpang dewasa, 7 anak-anak dan 3 bayi serta 12 kru.
(nic)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content