Ada Jejak India, Majapahit, dan Belanda di Pulau Sabu

Minggu, 10 Januari 2021 - 05:01 WIB
Batu peringatan untuk Raja Majapahit. Foto istimewa
PULAU Sabu yang kerap juga disebut Sawu adalah nama sebuah daratan atau pulau yang berada di sebelah selatan perairan Laut Sawu, ada di sebelah timur Pulau Sumba, dan sebelah barat Pulau Rote. Secara administratif, Pulau Sabu bersama dua pulau kecil lainnya yaitu, Pulau Raijua dan Pulau Dana tergabung dalam wilayah Kabupaten Sabu Raijua, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kabupaten Sabu Raijua diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Mardiyanto pada 29 Oktober 2008 sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Kupang dengan payung hukum Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2008. Bupati pertama Kabupaten Sabu Raijua adalah Ir. Marthen L. Dira Tome dengan wakilnya Drs. Nikodemus N. Rihi Heke. (Baca juga: Yuk! Kunjungi Pulau Sabu, Surga Wisata di Tanah Timor)

Kembali ke Pulau Sabu, pulau ini luasnya 414 kmĀ². Ukurannya mini, namun di sini ditemukan jejak sejarah bangsa yang jauh ke masa silam. Di pulau kecil ini ditemukan jejak Kerajaan Majapahit, jejak bangasa India dan juga jejak Kolonial Belanda.



Untuk kalangan penduduk setempat, mereka lebih suka menyebut pulau ini dengan sebutan Rai Hawu yang berarti 'Tanah dari Hawu', bukan Sabu atau Sawu. Sementara untuk diri mereka sendiri, lebih karib dengan sebutan 'Do Hawu'. Menurut keyakinan mereka, nama pulau Hawu berasal dari nama "Hawu Ga", yaitu leluhur yang pertama tinggal di pulau mini itu.

Jejak India

Kapan dan dari mana leluhur pertama yang menempati pulau tersebut? Menurut kisah, pada abad ke-3 sampai abad ke-4 terjadi arus perpindahan penduduk yang cukup besar dari India Selatan ke Kepulauan Nusantara. Pemicu perpindahan besar-besaran itu tidak lain adalah amuk peperangan di India Selatan pada masa itu. Situasi perang berkepanjangan, kemiskinan akibat perang, serta korban jiwa mendorong penduduk negeri itu melakukan eksodus besar-besaran. (Baca juga: Pasar Bong dan Riwayat Kuatnya Persaudaraan Lintas Zaman)

Pulau Hawu atau Sawu menjadi tempat pemberhentian terakhir para pelarian perang itu. Bukti jejak kelompok dari India adalah ditemukannya syair-syair kuno dalam bahasa Sabu, Sawu atau Hawu itu. Dalam syair-syair kuno terlintas kata 'hura' yang menjadi penunjuk bahwa negeri asal orang Sabu terletak sangat jauh di seberang lautan di sebelah Barat yang bernama Hura.

Dan di India terdapat Kota Surat yang berada wilayah Gujarat Selatan, dekat Kota Bombay, Teluk Cambay, India Selatan. Kota Gujarat kala itu sudah terkenal sebagai pusat perdagangan di India Selatan dan menjadi kota pantai yang sudah berkembang di bidang palayaran. Kuat dugaan, kelompok pelarian perang dari Kota Surat (wilayah Gujarat) ini terdampar dan menetap di Pulau Sawu yang mungil dan aman.

Orang Sabu sendiri memang tidak dapat melafalkan kata Surat dan Gujarat sebagaimana mestinya, sehingga mereka menyebut kata Surat itu dengan Hura. Nah, konon para pendatang dari Kota Surat yang menjadi penghuni pertama pulau ini dipimpinan oleh Kika Ga dan saudaranya Hawu Ga. Keturunan Kika Ga inilah yang disebut orang Sabu (Do Hawu). Setelah kawin-mawin mereka kemudian menyebar di Pulau Sabu dan Raijua dan menjadi cikal bakal orang Sabu.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content