Selama Setahun, 2.504 Jiwa di KBB Terdampak Bencana, 4 Meninggal Dunia
Rabu, 06 Januari 2021 - 17:07 WIB
BANDUNG BARAT - Kejadian bencana tanah longsor menjadi yang paling banyak terjadi di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) selama tahun 2020. Untuk itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), KBB, meminta masyarakat tetetap waspada terhadap ancaman longsor yang bakal terjadi di 2021.
Berdasarkan data yang didapat dari BPBD KBB selama periode Januari-Desember, telah terjadi longsor sebanyak 143 kejadian. Jumlah jiwa terdampak 774 dengan korban meninggal satu orang. Sedangkan secara keseluruhan di KBB terjadi 345 kejadian bencana dengan total jiwa terdampak sebanyak 2.504 jiwa. (Baca juga: Penambang Emas di Bogor Tertimbun Tanah Longsor, Sudah 2 Hari Belum Bisa Dievakuasi)
"Bencana longsor tahun lalu mendominasi. Tahun ini pun kemungkinan sama, apalagi ada 11 kecamatan di KBB yang rawan longsor dan banjir bandang," terang Kepala Pelaksana BPBD KBB, Duddy Prabowo kepada SINDOnews, Rabu (6/1/2021).
Menurutnya, kecamatan rawan bencana di KBB di antaranya Kecamatan Rongga, Gununghalu, Cipongkor, Sindangkerta, Cililin. Lalu Kecamatan Cipatat, Saguling, Cisarua, Parongpong, Lembang, dan Ngamprah yang semuanya rawan longsor dan banjir bandang ketika musim penghujan datang.
Salah satu faktor yang meningkatkan risiko tanah longsor di 11 kecamatan tersebut, karena tingkat kemiringan lahannya rata-rata mencapai 25 hingga 30 derajat. Kondisi tanah yang labil dan tidak memiliki akar rambatan sehingga sangat rapuh ketika digerus air.
Hal tersebut diperparah dengan maraknya pembangunan permukiman sehingga daerah tangkapan air jadi berkurang. "Seperti kejadian longsor di Desa Jayagiri, Lembang, yang mengakibatkan seorang warga meninggal akhir tahun kemarin, dikarenakan daerahnya tebing dan banyak rumah warga dibangun," ucapnya.
Sebagai antisipasi dini potensi bencana di wilayah, pihaknya telah bekerjasama dengan BMKG untuk memasang alat deteksi pergerakan tanah di beberapa lokasi di antaranya Cililin, Cikalongwetan, Cisarua, Ngamprah, dan Saguling. (Baca juga: Dua Warga Sorong Tewas Tertimbun Tanah Longsor, Satu Rumah Rusak)
Termasuk menyiapkan 50 personel lapangan yang akan bergerak jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam. "Petugas piket selalu kami siapkan, apalagi saat ini hujan masih turun dengan intensitas tinggi," pungkasnya.
Berdasarkan data yang didapat dari BPBD KBB selama periode Januari-Desember, telah terjadi longsor sebanyak 143 kejadian. Jumlah jiwa terdampak 774 dengan korban meninggal satu orang. Sedangkan secara keseluruhan di KBB terjadi 345 kejadian bencana dengan total jiwa terdampak sebanyak 2.504 jiwa. (Baca juga: Penambang Emas di Bogor Tertimbun Tanah Longsor, Sudah 2 Hari Belum Bisa Dievakuasi)
"Bencana longsor tahun lalu mendominasi. Tahun ini pun kemungkinan sama, apalagi ada 11 kecamatan di KBB yang rawan longsor dan banjir bandang," terang Kepala Pelaksana BPBD KBB, Duddy Prabowo kepada SINDOnews, Rabu (6/1/2021).
Menurutnya, kecamatan rawan bencana di KBB di antaranya Kecamatan Rongga, Gununghalu, Cipongkor, Sindangkerta, Cililin. Lalu Kecamatan Cipatat, Saguling, Cisarua, Parongpong, Lembang, dan Ngamprah yang semuanya rawan longsor dan banjir bandang ketika musim penghujan datang.
Salah satu faktor yang meningkatkan risiko tanah longsor di 11 kecamatan tersebut, karena tingkat kemiringan lahannya rata-rata mencapai 25 hingga 30 derajat. Kondisi tanah yang labil dan tidak memiliki akar rambatan sehingga sangat rapuh ketika digerus air.
Hal tersebut diperparah dengan maraknya pembangunan permukiman sehingga daerah tangkapan air jadi berkurang. "Seperti kejadian longsor di Desa Jayagiri, Lembang, yang mengakibatkan seorang warga meninggal akhir tahun kemarin, dikarenakan daerahnya tebing dan banyak rumah warga dibangun," ucapnya.
Sebagai antisipasi dini potensi bencana di wilayah, pihaknya telah bekerjasama dengan BMKG untuk memasang alat deteksi pergerakan tanah di beberapa lokasi di antaranya Cililin, Cikalongwetan, Cisarua, Ngamprah, dan Saguling. (Baca juga: Dua Warga Sorong Tewas Tertimbun Tanah Longsor, Satu Rumah Rusak)
Termasuk menyiapkan 50 personel lapangan yang akan bergerak jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam. "Petugas piket selalu kami siapkan, apalagi saat ini hujan masih turun dengan intensitas tinggi," pungkasnya.
tulis komentar anda