KA Matarmaja Mendekat, Perempuan Berbaju Motif Bunga Malah Menantang
Senin, 04 Januari 2021 - 11:54 WIB
BLITAR - Perempuan berpakaian motif bunga warna merah diketahui sempat teriak sendiri sebelum Kereta Api Matarmaja yang melewati perlintasan kereta api di Desa Jugo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar , melindasnya.
"Saksi mendengar korban sempat berteriak sendiri," ujar Paur Humas Polres Blitar Bripka Didik Dwi kepada wartawan Senin (4/1/2021). Insiden kecelakaan itu berlangsung Senin (4/1) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB. (Baca juga: Liburan Berakhir, Ribuan Penumpang Kereta Padati Stasiun Bandung)
Postur perempuan tanpa identitas tersebut tidak terlalu tinggi. Sekitar 150 cm dengan rambut penuh uban. Ia mengenakan baju warna merah motif kembang yang dipadu rok hitam serta sandal jepit merah muda.
"Sebelum terjadi insiden, saksi melihat korban berjalan di atas rel kereta," kata Didik. Korban berjalan dari arah timur. Sambil menyusuri rel kereta, yang bersangkutan ngoceh sendiri. Sesekali juga teriak teriak sendiri.
Sementara di saat itu kereta api meluncur dari arah berlawanan (barat). Seolah menantang. Melihat sorot lampu kereta serta klakson yang dibunyikan kencang kencang, korban tetap bertahan. Korban tewas seketika dengan tubuh tergeletak sekitar 50 meter dari rumah saksi. (Baca juga: Ziarahi Makam Bung Karno, BPIP Jadikan Wafatnya Gus Dur Hari Perdamaian Politik Indonesia)
Menurut Didik, dari hasil olah TKP, petugas tidak menemukan satupun identitas yang melekat pada korban. Karenanya bagi siapapun yang merasa kehilangan anggota keluarganya, dihimbau menghubungi petugas. "Saat ini jenazah korban berada di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar," pungkas Didik.
"Saksi mendengar korban sempat berteriak sendiri," ujar Paur Humas Polres Blitar Bripka Didik Dwi kepada wartawan Senin (4/1/2021). Insiden kecelakaan itu berlangsung Senin (4/1) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB. (Baca juga: Liburan Berakhir, Ribuan Penumpang Kereta Padati Stasiun Bandung)
Postur perempuan tanpa identitas tersebut tidak terlalu tinggi. Sekitar 150 cm dengan rambut penuh uban. Ia mengenakan baju warna merah motif kembang yang dipadu rok hitam serta sandal jepit merah muda.
"Sebelum terjadi insiden, saksi melihat korban berjalan di atas rel kereta," kata Didik. Korban berjalan dari arah timur. Sambil menyusuri rel kereta, yang bersangkutan ngoceh sendiri. Sesekali juga teriak teriak sendiri.
Sementara di saat itu kereta api meluncur dari arah berlawanan (barat). Seolah menantang. Melihat sorot lampu kereta serta klakson yang dibunyikan kencang kencang, korban tetap bertahan. Korban tewas seketika dengan tubuh tergeletak sekitar 50 meter dari rumah saksi. (Baca juga: Ziarahi Makam Bung Karno, BPIP Jadikan Wafatnya Gus Dur Hari Perdamaian Politik Indonesia)
Menurut Didik, dari hasil olah TKP, petugas tidak menemukan satupun identitas yang melekat pada korban. Karenanya bagi siapapun yang merasa kehilangan anggota keluarganya, dihimbau menghubungi petugas. "Saat ini jenazah korban berada di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar," pungkas Didik.
(don)
tulis komentar anda