Libur Akhir Pekan Tahun Baru Sepi, Wisatawan Tersandera Aturan Rapid Test Antigen
Sabtu, 02 Januari 2021 - 23:39 WIB
BANDUNG BARAT - Kunjungan wisatawan ke objek wisata di akhir pekan libur Tahun Baru masih belum menunjukkan geliat yang menggembirakan. Meski carrying capacity yang diperbolehkan mencapai 50% dari total kapasitas objek wisata namun angka kunjungan masih terbilang minim.
GM Terminal Wisata Grafika Cikole (TWGC) Lembang Sapto Wahyudi mengatakan, wisatawan yang datang masih belum sesuai dengan harapan. Banyak faktor yang membuat angka kunjungan masih relatif sepi, salah satu yang paling berpengaruh adalah adanya kebijakan rapid test antigen.
"Banyak wisatawan yang kontak, mau datang, tapi mereka tanya dulu. Ada aturan harus rapid test antigen ga? Atau akan di cek ga di lokasi? Itu yang membuat wisatawan pikir-pikir buat liburan," terangnya, Sabtu (2/1/2021).
Diakuinya, banyak wisatawan dari Jakarta dan Jawa Tengah yang akan datang ke tempatnya akhirnya meng-cancel agenda liburan karena takut aturan itu. Apalagi Lembang masuk wilayah Bandung Raya yang khawatirnya seperti di Puncak Bogor, ketika tidak bawa surat rapid test antigen wisatawan disuruh balik lagi.
"Mungkin mereka mikirnya gini, kalau harus rapid test antigen dulu bayar Rp300.000/orang, satu keluarga ada 4-5 orang jadi berapa? Padahal tiket masuk ke objek wisata tidak semahal itu. Makanya mereka memilih menahan diri dulu tidak liburan," tuturnya. (Baca: Hendak Mencari Istrinya, Pemuda Minahasa Ini Tewas Ditikam).
Disinggung soal angka kunjungan, Sapto menyebutkan untuk okupansi penginapan dari 30 pondokan hanya terisi kurang dari setengahnya. Begitu juga untuk yang wisata tidak terlalu signifikan. "Secara keseluruhan tingkat kunjungan wisatawan masih 20-25% dari carrying capacity 50%," sebutnya.
Hal senada disampaikan Manajer Operasional Lembang Park and Zoo, Iwan Susanto. Dia menyebutkan, kondisi yang masih pandemi COVID-19 dan harus ada surat keterangan rapid test antigen jadi membuat males orang pergi ke luar kota. Sementara pengunjung yang datang ke tempatnya adalah wisatawan dari luar daerah terutama Jakarta. (Baca: Ini Sejumlah Kasus yang Bikin Heboh Kota Bandung Sepanjang 2020).
"Kondisinya belum memihak ke pelaku wisata, wisatawan masih minim. Apalagi kalau ke luar daerah harus ada rapid test antigen, orang jadi pikir dua kali, karena cost yang dikeluarkan jadi lebih mahal," tuturnya.
GM Terminal Wisata Grafika Cikole (TWGC) Lembang Sapto Wahyudi mengatakan, wisatawan yang datang masih belum sesuai dengan harapan. Banyak faktor yang membuat angka kunjungan masih relatif sepi, salah satu yang paling berpengaruh adalah adanya kebijakan rapid test antigen.
"Banyak wisatawan yang kontak, mau datang, tapi mereka tanya dulu. Ada aturan harus rapid test antigen ga? Atau akan di cek ga di lokasi? Itu yang membuat wisatawan pikir-pikir buat liburan," terangnya, Sabtu (2/1/2021).
Diakuinya, banyak wisatawan dari Jakarta dan Jawa Tengah yang akan datang ke tempatnya akhirnya meng-cancel agenda liburan karena takut aturan itu. Apalagi Lembang masuk wilayah Bandung Raya yang khawatirnya seperti di Puncak Bogor, ketika tidak bawa surat rapid test antigen wisatawan disuruh balik lagi.
"Mungkin mereka mikirnya gini, kalau harus rapid test antigen dulu bayar Rp300.000/orang, satu keluarga ada 4-5 orang jadi berapa? Padahal tiket masuk ke objek wisata tidak semahal itu. Makanya mereka memilih menahan diri dulu tidak liburan," tuturnya. (Baca: Hendak Mencari Istrinya, Pemuda Minahasa Ini Tewas Ditikam).
Disinggung soal angka kunjungan, Sapto menyebutkan untuk okupansi penginapan dari 30 pondokan hanya terisi kurang dari setengahnya. Begitu juga untuk yang wisata tidak terlalu signifikan. "Secara keseluruhan tingkat kunjungan wisatawan masih 20-25% dari carrying capacity 50%," sebutnya.
Hal senada disampaikan Manajer Operasional Lembang Park and Zoo, Iwan Susanto. Dia menyebutkan, kondisi yang masih pandemi COVID-19 dan harus ada surat keterangan rapid test antigen jadi membuat males orang pergi ke luar kota. Sementara pengunjung yang datang ke tempatnya adalah wisatawan dari luar daerah terutama Jakarta. (Baca: Ini Sejumlah Kasus yang Bikin Heboh Kota Bandung Sepanjang 2020).
"Kondisinya belum memihak ke pelaku wisata, wisatawan masih minim. Apalagi kalau ke luar daerah harus ada rapid test antigen, orang jadi pikir dua kali, karena cost yang dikeluarkan jadi lebih mahal," tuturnya.
(nag)
tulis komentar anda