Terlalu! Banjir di Surabaya Ternyata Disebabkan Limbah Kasur

Selasa, 29 Desember 2020 - 22:13 WIB
Limbah kasur ditemukan di berbagai selokan di Surabaya yang menyumbat aliran air ke arah laut. Foto/Ist
SURABAYA - Dalam beberapa hari terakhir Kota Surabaya diguyur hujan dengan intensitas tinggi. Beberapa wilayah pun terjadi banjir di berbagai jalan protokol serta perkampungan. Setelah ditelusuri, salah satu penyebab banjir di Kota Pahlawan karena limbah kasur di selokan.

(Baca juga: Hujan Deras Siang Hingga Sore, Jalan-jalan Utama Kota Surabaya Jadi Sungai)

Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana menuturkan, saat terjadi genangan air, petugas Dinas PU dan Bina Marga juga menemukan limbah kasur yang menyumbat saluran box culvert. Hal itu yang kemudian mengakibatkan aliran air saat hujan deras kemarin menjadi tidak lancar, sehingga terjadi genangan. “Kemarin di Sukomanunggal kita juga menemukan tiga kasur,” kata WS, panggilan akrab Whisnu Sakti Buana, Selasa (29/12/2020).

(Baca juga: Geger Cabai Rawit Diberi Pewarna Merah Beredar di Purwokerto)

Dia melanjutkan, perlu adanya kesadaran bersama masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan terutama di sungai yang kemudian merugikan banyak orang. “Kita juga lakukan imbauan lewat camat dan lurah agar kesempatan hujan itu tidak malah buang sampah di sungai,” tegasnya.

Pihaknya berharap, masyarakat sadar akan pentingnya kebersihan dan membuang sampah di tempat yang telah disediakan. Sebab, untuk mencegah terjadinya genangan, juga diperlukan peran serta dan kesadaran dari masyarakatnya.

Selain itu, katanya, dari hasil evaluasi berdasarkan laporan BMKG Juanda, ada kecenderungan kenaikan elevasi air laut dalam dua hari terakhir. Sedangkan puncaknya, diprediksi pada 31 Desember 2020 nanti.

"Makanya ini juga akan kita antisipasi. Besok kita akan rapat khusus bagaimana menangani itu agar tidak sampai ada genangan yang lebih lama," katanya.

Diamenjelaskan, karena elevasi air laut naik, sehingga beberapa pompa di Balongsari harus dimatikan. Ini dilakukan agar air itu tidak meluber ke pemukiman warga di sekitar. Sehingga proses surutnya genangan yang terjadi di beberapa titik itu menjadi lebih lama. “Karena hanya satu pompa, sehingga genangan surutnya membutuhkan waktu yang lama,” katanya.

Menurut dia, wilayah Barat Surabaya ini berbeda dengan Surabaya Timur. Di Surabaya Barat, sangat minim lahan untuk resapan air karena langsung berbatasan dengan banyaknya bangunan pabrik. Hal ini berbeda dengan kondisi wilayah Surabaya Timur yang masih ada mangrove dan tambak, sehingga tidak terlalu signifikan walaupun air laut itu naik.

“Nah ini yang perlu kita evaluasi nanti di Surabaya Barat, kalau misalkan memungkinkan perlu kita rancang bikin waduk atau bozem yang lebih besar lagi,” katanya.
(shf)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content