Tertinggi Ketiga Kasus Covid-19, Rusia Perpanjang Lockdown
Kamis, 14 Mei 2020 - 13:37 WIB
MOSKOW - Rusia memiliki 232.000 kasus virus corona atau tertinggi kedua setelah Amerika Serikat (AS). Dalam 24 jam terakhir, Moskow melaporkan 10.899 kasus dan mengalami kenaikan di atas 10.000 setiap harinya. Setelah pandemi corona menurun di Eropa, kini Rusia justru menjadi hotspot Covid-19. Itu dikarenakan jumlah kasus corona terus bertambah dari hari ke hari.
"Saya yakin Rusia menghitung korban infeksi virus corona dengan akurat sama seperti Italia, belgia dan Amerika Serikat," kata Andrei Chernyayev, dokter yang bekerja di Kementerian Kesehatan Rusia, kepada Moscow Times.
Meski mencatat jumlah kasus positif terbanyak kedua di dunia, Rusia melaporkan angka kematian yang cukup rendah dan mencapai 2.116 orang. Sejauh ini Moskow adalah pusat penyebaran di Rusia. Lebih dari setengah jumlah kasus positif dan jumlah kematian terkait Covid-19 berada di Moskow.
Parahnya, banyak para pejabat pemerintahan yang juga terinfeksi virus korona. Terbaru adalah juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov. Dia merupakan pejabat terbaru yang dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 setelah Perdana Menteri (PM) Mikhail Mishustin. Selain itu, Menteri Kebudayaan, Olga Lyubimova; serta Menteri Konstruksi, Vladimir Yakushev juga dilaporkan menderita virus corona.
Sejumlah media Rusia melaporkan Peskov, yang telah menjadi jubir Putin sejak 2012, kini berada di rumah sakit. "Ya, saya sakit. Saya kini menjalani perawatan," kata Peskov sebagaimana dikutip beberapa kantor berita, dilansir BBC. Peskov mengatakan kepada kantor berita TASS bahwa dia terakhir bertemu secara langsung Presiden Putin lebih dari sebulan lalu. Putin diketahui bekerja dari kediamannya di luar ibu kota Moskow dan, menurut Kremlin, kesehatannya menjadi prioritas utama. (Baca juga: Rusia Siap Bantu Venezuela Selidiki Invasi Tentara Bayaran AS )
Sementara itu, sebanyak lima pasien Covid-19 meninggal dunia di St Petersburg, Rusia, pada Selasa (12/5), setelah rumah sakit tempat mereka dirawat dilalap api. Kebakaran yang menghanguskan ruang perawatan intensif tersebut tampaknya dipicu oleh korsleting pada unit ventilator, sebagaimana dilaporkan sejumlah kantor berita Rusia. Api telah dipadamkan dan sebanyak 150 orang sudah dievakuasi dari rumah sakit.
Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pelonggaran isolasi wilayah di tengah semakin meningkatnya infeksi virus corona. Hal sama juga dilakukan Pemerintah India yang juga memilih untuk mempelonggar lockdown. (Baca juga: China Lockdown Dua Kota, Tanda-tanda Gelombang Kedua Pandemi Corona? )
Putin menegaskan, mulai kemarin akan diberlakukan pelonggaran lockdown, namun dia tetap meminta masyarakat tetap bekerja dari rumah dan bisnis tetap tutup. Langkah pelonggaran dikarenakan angka pengangguran telah mencapai 1,4 juta. Skala pelonggaran juga diberlakukan secara perlahan-lahan, tetapi pasti.
“Seluruh pertemuan publik dilarang. Semua warga Rusia yang berusia di atas 65 tahun juga diminta tetap di rumah,” kata Putin, dilansir Reuters. “Sektor konstruksi dan pertania diizinkan untuk beroperasi kembali,” paparnya.
"Saya yakin Rusia menghitung korban infeksi virus corona dengan akurat sama seperti Italia, belgia dan Amerika Serikat," kata Andrei Chernyayev, dokter yang bekerja di Kementerian Kesehatan Rusia, kepada Moscow Times.
Meski mencatat jumlah kasus positif terbanyak kedua di dunia, Rusia melaporkan angka kematian yang cukup rendah dan mencapai 2.116 orang. Sejauh ini Moskow adalah pusat penyebaran di Rusia. Lebih dari setengah jumlah kasus positif dan jumlah kematian terkait Covid-19 berada di Moskow.
Parahnya, banyak para pejabat pemerintahan yang juga terinfeksi virus korona. Terbaru adalah juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov. Dia merupakan pejabat terbaru yang dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 setelah Perdana Menteri (PM) Mikhail Mishustin. Selain itu, Menteri Kebudayaan, Olga Lyubimova; serta Menteri Konstruksi, Vladimir Yakushev juga dilaporkan menderita virus corona.
Sejumlah media Rusia melaporkan Peskov, yang telah menjadi jubir Putin sejak 2012, kini berada di rumah sakit. "Ya, saya sakit. Saya kini menjalani perawatan," kata Peskov sebagaimana dikutip beberapa kantor berita, dilansir BBC. Peskov mengatakan kepada kantor berita TASS bahwa dia terakhir bertemu secara langsung Presiden Putin lebih dari sebulan lalu. Putin diketahui bekerja dari kediamannya di luar ibu kota Moskow dan, menurut Kremlin, kesehatannya menjadi prioritas utama. (Baca juga: Rusia Siap Bantu Venezuela Selidiki Invasi Tentara Bayaran AS )
Sementara itu, sebanyak lima pasien Covid-19 meninggal dunia di St Petersburg, Rusia, pada Selasa (12/5), setelah rumah sakit tempat mereka dirawat dilalap api. Kebakaran yang menghanguskan ruang perawatan intensif tersebut tampaknya dipicu oleh korsleting pada unit ventilator, sebagaimana dilaporkan sejumlah kantor berita Rusia. Api telah dipadamkan dan sebanyak 150 orang sudah dievakuasi dari rumah sakit.
Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pelonggaran isolasi wilayah di tengah semakin meningkatnya infeksi virus corona. Hal sama juga dilakukan Pemerintah India yang juga memilih untuk mempelonggar lockdown. (Baca juga: China Lockdown Dua Kota, Tanda-tanda Gelombang Kedua Pandemi Corona? )
Putin menegaskan, mulai kemarin akan diberlakukan pelonggaran lockdown, namun dia tetap meminta masyarakat tetap bekerja dari rumah dan bisnis tetap tutup. Langkah pelonggaran dikarenakan angka pengangguran telah mencapai 1,4 juta. Skala pelonggaran juga diberlakukan secara perlahan-lahan, tetapi pasti.
“Seluruh pertemuan publik dilarang. Semua warga Rusia yang berusia di atas 65 tahun juga diminta tetap di rumah,” kata Putin, dilansir Reuters. “Sektor konstruksi dan pertania diizinkan untuk beroperasi kembali,” paparnya.
(don)
tulis komentar anda