Prediksi BI Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan IV
Senin, 28 Desember 2020 - 09:26 WIB
SURABAYA - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) Jawa Timur (Jatim) memprediksi, pada triwulan IV 2020 pertumbuhan ekonomi Jatim sebesar 0 persen. Capaian itu lebih baik dari triwulan III 2020, dimana ekonomi Jatim minus 3,75%. Sementata triwulan II minus 5,90%
Kepala KPBI Jatim, Difi Ahmad Johansyah mengatakan, secara umum perekonomian Jatim mulai stabil dalam hitungan bulan ke bulan. Bangkitnya ekonomi Jatim terlihat dari sisi geliat usaha masyarakat dengan menerapkan protokol kesehatan.
"Kami akan terus mendorong konsumsi dan belanja masyarakat serta perdagangan antardaerah. Selain itu ada beberapa kebijakan seperti suku bunga rendah, nilai rupiah stabil, hingga kondisi likuiditas, termasuk kredit," katanya, Senin (28/12/2020).
(Baca juga: Sudah Ada Korban, Berikut Riwayat Penularan COVID-19 di ITS )
Dia menambahkan percepatan pemulihan ekonomi juga akan lebih tinggi jika ada investasi asing masuk. Untuk itu diperlukan kebijakan sinergi yang mendukung kemudahan investasi.
"Kami akan terus melakukan kerja sama dengan berbagai pihak guna mendorong masuknya investasi. Baik dari dalam maupun luar negeri. Di samping itu, kami mendorong pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam jangka panjang," imbuh Difi.
(Baca juga: Resepsi Pejantan Tangguh Nikahi Dua Wanita Sekaligus Tak Patuhi Protokol Kesehatan )
Difi juga menyampaikan bahwa kenaikan angka kasus COVID-19 yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir ini sempat diperhitungkan oleh BI. Karena dikhawatirkan akan bisa mempengaruhi proyeksi pertumbuhan ekonomi di akhir tahun 2020.
"Asumsi kami, jika vaksin sudah dijalankan, ekonomi dunia pulih dan kepercayaan investor akan kembali ada. Harapan saya hanya tinggal menunggu waktu saja untuk mengembalikan pertumbuhan ekonomi Jatim," terangnya.
Kepala KPBI Jatim, Difi Ahmad Johansyah mengatakan, secara umum perekonomian Jatim mulai stabil dalam hitungan bulan ke bulan. Bangkitnya ekonomi Jatim terlihat dari sisi geliat usaha masyarakat dengan menerapkan protokol kesehatan.
"Kami akan terus mendorong konsumsi dan belanja masyarakat serta perdagangan antardaerah. Selain itu ada beberapa kebijakan seperti suku bunga rendah, nilai rupiah stabil, hingga kondisi likuiditas, termasuk kredit," katanya, Senin (28/12/2020).
(Baca juga: Sudah Ada Korban, Berikut Riwayat Penularan COVID-19 di ITS )
Dia menambahkan percepatan pemulihan ekonomi juga akan lebih tinggi jika ada investasi asing masuk. Untuk itu diperlukan kebijakan sinergi yang mendukung kemudahan investasi.
"Kami akan terus melakukan kerja sama dengan berbagai pihak guna mendorong masuknya investasi. Baik dari dalam maupun luar negeri. Di samping itu, kami mendorong pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam jangka panjang," imbuh Difi.
(Baca juga: Resepsi Pejantan Tangguh Nikahi Dua Wanita Sekaligus Tak Patuhi Protokol Kesehatan )
Difi juga menyampaikan bahwa kenaikan angka kasus COVID-19 yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir ini sempat diperhitungkan oleh BI. Karena dikhawatirkan akan bisa mempengaruhi proyeksi pertumbuhan ekonomi di akhir tahun 2020.
"Asumsi kami, jika vaksin sudah dijalankan, ekonomi dunia pulih dan kepercayaan investor akan kembali ada. Harapan saya hanya tinggal menunggu waktu saja untuk mengembalikan pertumbuhan ekonomi Jatim," terangnya.
(msd)
tulis komentar anda