Pembangunan Tanggul dan Normalisasi Sungai Jadi Solusi Banjir Makassar
Kamis, 24 Desember 2020 - 08:06 WIB
MAKASSAR - Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan-Jeneberang (BBWS-PJ) Kementrian PUPR, merancang solusi penanganan banjir di Kota Daeng, termasuk membangun tanggul dan normalisasi sungai .
Bahkan, Perumahan Kodam III Kelurahan Katimbang Kecamatan Biringkanayya menjadi titik banjir terparah di Kota Makassar. Aliran sungai yang meluap dan tidak adanya tanggul mengakibatkan air menyebar hingga ke pemukiman warga.
Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan-Jeneberang (BBWS-PJ) Kementrian PUPR juga akan melakukan normalisasi sungai, pembangunan tanggul hingga kolam regulasi di Kampung Jambua Kabupaten Maros menjadi jalan keluar.
Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA) BBWS-PJ Kementrian PUPR, Saleh Thalib mengakui Perumahan Kodam III Biringkanayya dan sekitarnya sudah menjadi langganan banjir setiap tahun
Itu dikarenakan aliran Sungai Bangkala dan Sungai Tallo yang meluap sehingga menyebar dan masuk pemukiman penduduk. Terlebih lagi, wilayah Kodam III merupakan dataran rendah dan berada di daerah aliran sungai (DAS).
"Di hulu Sungai Bangkala itu ada cekungan resapan (Kampung Jambua) sudah tidak bisa menampung air sehingga itu mengalir ke hilir yang bermuara ke Sungai Tallo . Pada saat bersamaan permukaan aliran Sungai Tallo juga naik karena curah hujan yang tinggi sehingga air itu meluap dan masuk ke pemukiman warga," kata Saleh, kepada KORAN SINDO, kemarin.
Dengan kondisi demikian, daerah cekungan resapan air pada bagian hulu Sungai Bangkala di Kampung Jambua Kabupaten Maros perlu dibangun kolam regulasi untuk menampung air sementara saat hujan tinggi. Luasnya kurang lebih 50 hektar.
Tidak hanya itu, normalisasi aliran sungai juga harus dilakukan agar tidak terjadi pendangkalan. "Selain itu perlu juga dibuatkan tanggul atau parapet untuk menjaga jika terjadi limpasan dari Sungai Bangkala," papar dia.
Bahkan, Perumahan Kodam III Kelurahan Katimbang Kecamatan Biringkanayya menjadi titik banjir terparah di Kota Makassar. Aliran sungai yang meluap dan tidak adanya tanggul mengakibatkan air menyebar hingga ke pemukiman warga.
Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan-Jeneberang (BBWS-PJ) Kementrian PUPR juga akan melakukan normalisasi sungai, pembangunan tanggul hingga kolam regulasi di Kampung Jambua Kabupaten Maros menjadi jalan keluar.
Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA) BBWS-PJ Kementrian PUPR, Saleh Thalib mengakui Perumahan Kodam III Biringkanayya dan sekitarnya sudah menjadi langganan banjir setiap tahun
Itu dikarenakan aliran Sungai Bangkala dan Sungai Tallo yang meluap sehingga menyebar dan masuk pemukiman penduduk. Terlebih lagi, wilayah Kodam III merupakan dataran rendah dan berada di daerah aliran sungai (DAS).
"Di hulu Sungai Bangkala itu ada cekungan resapan (Kampung Jambua) sudah tidak bisa menampung air sehingga itu mengalir ke hilir yang bermuara ke Sungai Tallo . Pada saat bersamaan permukaan aliran Sungai Tallo juga naik karena curah hujan yang tinggi sehingga air itu meluap dan masuk ke pemukiman warga," kata Saleh, kepada KORAN SINDO, kemarin.
Dengan kondisi demikian, daerah cekungan resapan air pada bagian hulu Sungai Bangkala di Kampung Jambua Kabupaten Maros perlu dibangun kolam regulasi untuk menampung air sementara saat hujan tinggi. Luasnya kurang lebih 50 hektar.
Tidak hanya itu, normalisasi aliran sungai juga harus dilakukan agar tidak terjadi pendangkalan. "Selain itu perlu juga dibuatkan tanggul atau parapet untuk menjaga jika terjadi limpasan dari Sungai Bangkala," papar dia.
tulis komentar anda