Vaksin COVID-19, Gubernur Banten Usul Anak Sekolah dan Guru Diutamakan
Rabu, 23 Desember 2020 - 23:50 WIB
SERANG - Bantuan vaksin COVID-19 Sinovac untuk Provinsi Banten belum menemui titik terang. Kuota yang ditentukan pada awal akan mendapatkan 8,1 juta kabarnya akan mengalami penyusutan hingga 1,5 juta.
Gubernur Banten, Wahidin Halim , mengaku tidak mengetahui secara pasti kapan bantuan vaksin COVID-19 akan didistribusikan ke Banten. "Katanya dulu 8 juta, tapi kabar terakhir kita dapat 1,5 juta,” katanya kepada awak media, Rabu (23/12/2020).
(Baca juga: Penumpang Membeludak, Bandara Ngurah Rai Tambah Fasilitas Rapid Test Antigen)
Orang nomor satu di Banten itu merasa galau dan didiskriminasi lantaran tidak dapat divaksin karena faktor usia lebih dari 59 tahun. Menurutnya, seharusnya vaksin itu dilihat dari asas manfaatnya dan bisa untuk siapa saja.
(Baca juga: Risma Rangkap Jabatan, Pengamat Hukum Tata Negara: Apa yang Mau Dipertahankan?)
“Saya belum tahu vaksin itu, saya termasuk yang nggak divaksin nanti. Diskriminasi, diatas (usia) 59 (tahun) tidak divaksin katanya. Jangan dibeda-bedain ngapa, saya tersinggung. Iya orang pada divaksin biar nyaman, galau kan nggak gini juga, kalau saya bukan stigmanya tapi manfaatnya,” ungkapnya.
Jika bisa, pria yang kerap disapa WH itu mengusulkan vaksin diprioritaskan untuk anak sekolah. Sehingga, mereka aman untuk menggelar tatap muka. “Saya usul anak sekolah diutamakan dan guru. Saya usulkan Dinkes, anak sekolah diprioritaskan,” paparnya.
Di tempat yang sama, Jubir satgas percepatan penanganan COVID-19 Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti menjelaskan, vaksin Corona jenis Sinovac tidak dapat diberikan kepada masyarakat yang di bawah usia 18 tahun dan di atas 59 tahun. Orang yang telah disuntik vaksin sebanyak 2 kali akan aman selama satu tahun.
Gubernur Banten, Wahidin Halim , mengaku tidak mengetahui secara pasti kapan bantuan vaksin COVID-19 akan didistribusikan ke Banten. "Katanya dulu 8 juta, tapi kabar terakhir kita dapat 1,5 juta,” katanya kepada awak media, Rabu (23/12/2020).
(Baca juga: Penumpang Membeludak, Bandara Ngurah Rai Tambah Fasilitas Rapid Test Antigen)
Orang nomor satu di Banten itu merasa galau dan didiskriminasi lantaran tidak dapat divaksin karena faktor usia lebih dari 59 tahun. Menurutnya, seharusnya vaksin itu dilihat dari asas manfaatnya dan bisa untuk siapa saja.
(Baca juga: Risma Rangkap Jabatan, Pengamat Hukum Tata Negara: Apa yang Mau Dipertahankan?)
“Saya belum tahu vaksin itu, saya termasuk yang nggak divaksin nanti. Diskriminasi, diatas (usia) 59 (tahun) tidak divaksin katanya. Jangan dibeda-bedain ngapa, saya tersinggung. Iya orang pada divaksin biar nyaman, galau kan nggak gini juga, kalau saya bukan stigmanya tapi manfaatnya,” ungkapnya.
Jika bisa, pria yang kerap disapa WH itu mengusulkan vaksin diprioritaskan untuk anak sekolah. Sehingga, mereka aman untuk menggelar tatap muka. “Saya usul anak sekolah diutamakan dan guru. Saya usulkan Dinkes, anak sekolah diprioritaskan,” paparnya.
Di tempat yang sama, Jubir satgas percepatan penanganan COVID-19 Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti menjelaskan, vaksin Corona jenis Sinovac tidak dapat diberikan kepada masyarakat yang di bawah usia 18 tahun dan di atas 59 tahun. Orang yang telah disuntik vaksin sebanyak 2 kali akan aman selama satu tahun.
tulis komentar anda