Pakai Anggaran Miliaran, Penggunaan Gedung DPRD Bulukumba Tak Maksimal
Rabu, 13 Mei 2020 - 21:18 WIB
Gedung DPRD Bulukumba belum digunakan secara maksimal. Foto: Istimewa
BULUKUMBA - Dua tahun sudah gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bulukumba diresmikan oleh Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah. Namun hingga kini, gedung yang menggunakan anggaran miliaran itu belum juga digunakan secara maksimal.
Diketahui, pembangunan gedung dikerjakan dalam tiga tahap. Pengerjaan tahap pertama memakan ‎anggaran sebesar Rp2,3 miliar pada tahun 2016. Sementara tahap kedua pada tahun 2017, menggunakan anggaran kurang lebih Rp4,5 miliar. Kemudian pada tahap ketiga di tahun 2018, pembangunan gedung itu menelan anggaran sedikitnya Rp3,8 miliar.
Pembina Forum Pelajar dan Mahasiswa Bulukumba, Muhammad Rusli Codet, menilai jika pengawasan DPRD pada gedung baru dinilai lemah. Pasalnya, meski telah diresmikan dua tahun lalu, gedung itu hingga kini masih saja terabaikan dan belum dimanfaatkan.
"Sudah dua tahun berlalu gedung itu diresmin tapi belum juga difungsikan sebagaimana mestinya. Ini artinya, DPRD lemah melakukan pengawasan diinternalnya sendiri apalagi di luar," tegasnya, Rabu, (13/05/2020).
Selain itu, menurut Rusli Codet. Anggaran miliaran rupanya tak menjamin kualitas bangunan gedung baru para wakil rakyat tersebut. Terbukti di beberapa tempat yang telah mengalami banyak kerusakan, seperti pada plafon dibeberapa ruangan, tegel di ruang paripurna, hingga fasilitas toilet yang tidak terawat.
"Besarnya anggaran yang digunakan ternyata tidak semewah dengan kualitasnya. Sudah ada beberapa bagian yang sudah rusak, padahal belum digunakan dan anggarannya besar untuk sebuah gedung yang mewah," ujarnya.
Ketua DPRD Bulukumba, Rijal saat dikonfirmasi awak media menyebutkan jika ruangan Fraksi di gedung baru DPRD telah digunakan oleh seluruh fraksi. Hanya saja, sebagian gedung juga tak dapat digunakan.
"Tapi seluruh fraksi sudah menempati ruangan digedung sebelah," ucapnya.
Diketahui, pembangunan gedung dikerjakan dalam tiga tahap. Pengerjaan tahap pertama memakan ‎anggaran sebesar Rp2,3 miliar pada tahun 2016. Sementara tahap kedua pada tahun 2017, menggunakan anggaran kurang lebih Rp4,5 miliar. Kemudian pada tahap ketiga di tahun 2018, pembangunan gedung itu menelan anggaran sedikitnya Rp3,8 miliar.
Pembina Forum Pelajar dan Mahasiswa Bulukumba, Muhammad Rusli Codet, menilai jika pengawasan DPRD pada gedung baru dinilai lemah. Pasalnya, meski telah diresmikan dua tahun lalu, gedung itu hingga kini masih saja terabaikan dan belum dimanfaatkan.
"Sudah dua tahun berlalu gedung itu diresmin tapi belum juga difungsikan sebagaimana mestinya. Ini artinya, DPRD lemah melakukan pengawasan diinternalnya sendiri apalagi di luar," tegasnya, Rabu, (13/05/2020).
Selain itu, menurut Rusli Codet. Anggaran miliaran rupanya tak menjamin kualitas bangunan gedung baru para wakil rakyat tersebut. Terbukti di beberapa tempat yang telah mengalami banyak kerusakan, seperti pada plafon dibeberapa ruangan, tegel di ruang paripurna, hingga fasilitas toilet yang tidak terawat.
"Besarnya anggaran yang digunakan ternyata tidak semewah dengan kualitasnya. Sudah ada beberapa bagian yang sudah rusak, padahal belum digunakan dan anggarannya besar untuk sebuah gedung yang mewah," ujarnya.
Ketua DPRD Bulukumba, Rijal saat dikonfirmasi awak media menyebutkan jika ruangan Fraksi di gedung baru DPRD telah digunakan oleh seluruh fraksi. Hanya saja, sebagian gedung juga tak dapat digunakan.
"Tapi seluruh fraksi sudah menempati ruangan digedung sebelah," ucapnya.
(agn)
tulis komentar anda