Cuaca Ekstrem, Kawasan Wisata Bantimurung Tutup Sementara
Minggu, 20 Desember 2020 - 13:10 WIB
MAROS - Dinas Pariwisata Kabupaten Maros menutup sementara kawasan wisata alam Bantimurung . Hal ini dilakukan menyusul tingginya debit air di kawasan tersebut yang diakibatkan intensitas curah hujan di Kabupaten Maros cukup tinggi beberapa hari terakhir.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Maros , M Ferdiansyah menuturkan, penutupan kawasan wisata alam Bantimurung ini akan dilakukan sampai debit air di lokasi tersebut cukup aman untuk dinikmati pelancong.
Saat ini, kata dia, ketinggian air telah melewati batas jembatan dan jalan akses ke air terjun. Meski masih bisa dilewati pejalan kaki, namun dikhawatirkan akan ada korban bila pelancong tidak berhati-hati.
“Kita tutup dulu KWA Bantimurung per tanggal hari ini. Karena kita tidak mau kalau kondisi ini masih ada pengunjung yang mendekat ke aliran sungai, karena sangat bahaya, jangan sampai ada kejadian yang tidak kami inginkan terjadi," ujar Ferdiansyah, Minggu (20/12/2020).
Ferdiansyah melanjutkan, selain alasan keselamatan, pihaknya bersama Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung juga butuh waktu untuk melakukan pemulihan pasca cuaca ekstrim menerjang kawasan Bantimurung . Akibat luapan air tersebut, beberapa fasilitas Bantimurung tidak bisa digunakan.
“Jadi untuk waktu dibukanya itu tidak ada tanggal tentu, karena kita tidak bisa memastikan sampai kapan cuaca ekstrem berlangsung. Setelah dianggap aman untuk dibuka, kita harus melakukan pemulihan lagi, pembersihan dan penataan ulang sarana prasarana yang terdampak luapan air,” jelas Ferdiansyah.
Senada dengan itu, Kepala Bidang Pariwisata Disbudpar Maros, Yusriadi Arief mengungkapkan, dengan ditutupnya Taman Wisata Bantimurung ini, secara otomatis, tidak ada lagi pemasukan PAD yang dipungut Dinas Pariwisata. Karenanya dia mengaku, Dinas Pariwisata mengalami kerugian material. Sedangkan untuk penurunan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sendiri ditaksir Rp40-an juta dalam sepekan.
“Kita tunggu dulu berakhirnya cuaca ekstrem, tapi untuk kerugian pendapatan itu sudah jelas menurun karena tren pengunjung pada hari Senin hinga Kamis rerata minimal 100an pengunjung, sedangkan Jumat, Sabtu dan Minggu lebih dari 1.000 pengunjung, jadi jika kalikan retribusi masuk sebesar Rp30.000, total dalam sepekan ada sekira Rp40 juta lebih kita kehilangan PAD,” tandasnya.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Maros , M Ferdiansyah menuturkan, penutupan kawasan wisata alam Bantimurung ini akan dilakukan sampai debit air di lokasi tersebut cukup aman untuk dinikmati pelancong.
Saat ini, kata dia, ketinggian air telah melewati batas jembatan dan jalan akses ke air terjun. Meski masih bisa dilewati pejalan kaki, namun dikhawatirkan akan ada korban bila pelancong tidak berhati-hati.
“Kita tutup dulu KWA Bantimurung per tanggal hari ini. Karena kita tidak mau kalau kondisi ini masih ada pengunjung yang mendekat ke aliran sungai, karena sangat bahaya, jangan sampai ada kejadian yang tidak kami inginkan terjadi," ujar Ferdiansyah, Minggu (20/12/2020).
Ferdiansyah melanjutkan, selain alasan keselamatan, pihaknya bersama Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung juga butuh waktu untuk melakukan pemulihan pasca cuaca ekstrim menerjang kawasan Bantimurung . Akibat luapan air tersebut, beberapa fasilitas Bantimurung tidak bisa digunakan.
“Jadi untuk waktu dibukanya itu tidak ada tanggal tentu, karena kita tidak bisa memastikan sampai kapan cuaca ekstrem berlangsung. Setelah dianggap aman untuk dibuka, kita harus melakukan pemulihan lagi, pembersihan dan penataan ulang sarana prasarana yang terdampak luapan air,” jelas Ferdiansyah.
Senada dengan itu, Kepala Bidang Pariwisata Disbudpar Maros, Yusriadi Arief mengungkapkan, dengan ditutupnya Taman Wisata Bantimurung ini, secara otomatis, tidak ada lagi pemasukan PAD yang dipungut Dinas Pariwisata. Karenanya dia mengaku, Dinas Pariwisata mengalami kerugian material. Sedangkan untuk penurunan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sendiri ditaksir Rp40-an juta dalam sepekan.
“Kita tunggu dulu berakhirnya cuaca ekstrem, tapi untuk kerugian pendapatan itu sudah jelas menurun karena tren pengunjung pada hari Senin hinga Kamis rerata minimal 100an pengunjung, sedangkan Jumat, Sabtu dan Minggu lebih dari 1.000 pengunjung, jadi jika kalikan retribusi masuk sebesar Rp30.000, total dalam sepekan ada sekira Rp40 juta lebih kita kehilangan PAD,” tandasnya.
(agn)
tulis komentar anda