Pilkada 2020, 15 Ketua Parpol di Sulsel Tumbang

Senin, 14 Desember 2020 - 08:29 WIB
Ketua DPW PKB Sulsel , Azhar Arsyad menuturkan, setiap partai pasti selalu ada evaluasi. Bukan hanya sebatas soal pilkada, dan bukan evaluasi dalam hal mencari kesahalan ketua partainya.

"Tapi evaluasi ialah memperbaiki di masa depan. Mendorong kader soal menang kalah hal biasa, tapi saya bangga sebagai ketua DPW karena merasa bahwa tanggung jawab partai dalam melatih calon pemimpin, saya bisa buka ruang itu. Bangga juga saya kalau kader kita maju, persoalan menang kalah, itu ialah soal lain," tuturnya.

Bagi Ketua Fraksi PKB DPRD Sulsel ini, tak ada seorang pun yang bisa memastikan paslon tertentu bisa menang atau kalah. Kata dia, tetap ada evaluasi tapi tidak terbatas soal DPC, tapi lebih luas untuk memperbaiki lagi ke depan.

"Kegagalan itu mungkin dalam pengertian sempit itu kegagalan. Tapi dalam pengertian luas buat partai adalah ruang untuk memperbaiki sel-sel partai hingga ke tingkat bawah, di pilkada ini," sebutnya.



Misalnya kata dia, membentuk jaringan sampai di TPS, itu di pilkada ini bisa dimanfaatkan. “Dan itu kita akan lihat di pileg berikutnya, apakah berdampak positif atau mengkonsolidir partai atau tidak," sambung Arsyad.

Gerindra menyumbang satu ketua partainya yang tumbang. Arsyad Kasmar selaku Ketua DPC Gerindra Luwu Utara harus puas di posisi buncit perolehan suara sementara. Arsyad yang berpaket dengan Andi Sukma hampir pasti kalah.

Sekretaris DPD Gerindra Sulsel , Darmawangsyah Muin menuturkan, pihaknya tak akan memberi sanksi kepada ketua partai yang kalah. Namun hanya diberi sedikit sentuhan evaluasi.

"Iya, ada beberapa daerah yang terpaksa kita berikan (evaluasi), karena persoalan mereka ngotot untuk maju dan kebetulan yang maju ialah kader kita. Seperti Luwu Utara, kita hormati dia (Arsyad) sebagai ketua DPC, dan target menang tidak dipikirkan, tapi minimal memanaskan mesin (partai) di Luwu Utara," sebut Wakil Ketua DPRD Sulsel ini.

Sementara itu, Arsyad Kasmar mengaku siap dievaluasi sebagai Ketua DPC Gerindra Lutra . Dia memahami, setiap partai punya pertimbangan dalam mengeluarkan suatu kebijakan.



"Kapan saja dievaluasi, saya siap saja tak ada masalah. Cuma Partai Gerindra tidak berfungsi ke bawah, tak ada mesin politik berjalan, tak ada kontribusi mesin politk. Namanya prajurit apa kata komandan, ikut saja lah," beber Arsyad.

Calon Bupati Lutra usungan Gerindra ini mengaku, salah satu alasan mesin partai tak jalan karena ada dua kader Gerindra yang maju. Selain dia, ada juga Rahmat Laguni yang menjadi pasangan Muh Thahar Rum. “Iya, salah satunya juga, kan terpecah. Itulah namanya risiko politik, tiba masa tiba akal,” tandasnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More