Bupati Sinjai Buktikan Bangun Jembatan Permanen Penghubung Desa Aska-Salohe
Sabtu, 12 Desember 2020 - 11:40 WIB
SINJAI - Timang, (40), warga Kalamisu, Desa Aska, Kecamatan Sinjai Selatan, Kabupaten Sinjai terenyum bahagia ketika melihat pembangunan jembatan Kalamisu-Salohe hampir rampung, Jumat (11/12/2020).
Timang adalah satu diantara ratusan warga Jenna, Kalamisu, Desa Aska yang merasakan penderitaan jika ingin melintas menuju ibu Kota Kabupaten Sinjai .
Betapa tidak, sejak kampung pedalaman Sinjai itu dihuni oleh manusia, baru saat ini ada pembangunan jembatan.
"Awalnya saya ragu dengan ungkapan, Pak Bupati Andi Seto Asapa (ASA) melalui orang-orang di sini jika ia akan bangun jembatan itu," tutur Timang.
Sebab sudah beberapa kali pemilihan kepala daerah, pemilihan gubernur, pilpres hingga pemilihan legislatif, janji tim suksesnya tak ada yang terwujud.
Timang baru mulai percaya jika jembatan di Sungai Kalamisu resmi dibangun saat mobil truk mulai lalu lalang membawa material sirtu dan bahan besi jembatan.
Ia mengungkapkan, sejak kecil ia sering menerobos air banjir sungai. "Maumi diapa kalau tidak lintasi air banjir maka kami harus bermalam di rumah warga di sebelah (Desa Salohe, Kecamatan Sinjai Timur)," kata Timang.
Tak hanya Timang yang merasakan hal demikian, Callu seorang warga Jenna juga ikut merasakan penderitaan melintasi jalan itu.
Timang adalah satu diantara ratusan warga Jenna, Kalamisu, Desa Aska yang merasakan penderitaan jika ingin melintas menuju ibu Kota Kabupaten Sinjai .
Betapa tidak, sejak kampung pedalaman Sinjai itu dihuni oleh manusia, baru saat ini ada pembangunan jembatan.
"Awalnya saya ragu dengan ungkapan, Pak Bupati Andi Seto Asapa (ASA) melalui orang-orang di sini jika ia akan bangun jembatan itu," tutur Timang.
Sebab sudah beberapa kali pemilihan kepala daerah, pemilihan gubernur, pilpres hingga pemilihan legislatif, janji tim suksesnya tak ada yang terwujud.
Timang baru mulai percaya jika jembatan di Sungai Kalamisu resmi dibangun saat mobil truk mulai lalu lalang membawa material sirtu dan bahan besi jembatan.
Ia mengungkapkan, sejak kecil ia sering menerobos air banjir sungai. "Maumi diapa kalau tidak lintasi air banjir maka kami harus bermalam di rumah warga di sebelah (Desa Salohe, Kecamatan Sinjai Timur)," kata Timang.
Tak hanya Timang yang merasakan hal demikian, Callu seorang warga Jenna juga ikut merasakan penderitaan melintasi jalan itu.
tulis komentar anda