Jembatan Bolong yang Angker hingga Rokok Penolak Murka
Sabtu, 12 Desember 2020 - 05:00 WIB
MAMUJU - Bagi setiap warga Sulawesi Barat hingga Selatan atau bahkan luar Sulawesi pun, tidak ada yang tidak kenal dengan Jembatan Bolong, di Desa Takandeang, Kecamatan Tappalang, Kabupaten Mamuju.
Setiap orang yang ingin ke Mamuju, Ibukota Sulawesi Barat (Sulbar) pasti melalui jembatan ini jika memilih jalur darat, karena merupakan trans penghubung Makassar-Mamuju. Dari namanya saja, orang sudah terbayang tentang keangkerannya (bolong) berarti hitam, yang berada di tikungan tajam dengan kondisi jalan dari dua sisi merupakan jalan menurun dan sempit, bukan hanya fisiknya namun aura di sekitar jembatan itu juga hitam (mendung), ditambah lokasinya yang tampak berada di lembah.
Di jembatan ini, sudah banyak nyawa melayang akibat kecelakaan, ada yang disebabkan kerusakan kendaraan, human error hingga menyangkutpautkan dengan hal-hal mistis, apalagi jika terjadi pada malam Jumat. Konon, kecelakaan yang terjadi karena ‘penunggu’ jembatan sedang minta tumbal atau sedang usil mengganggu pengendara yang lewat. (Baca Juga: Kisah Cinta Saudagar Tiongkok Tan Bun An dengan Gadis Palembang Siti Fatimah di Pulau Kemaro)
Tidak jarang beberapa pengendara yang lewat terkadang mengalami mesin mati secara tiba-tiba, atau bahkan sang penunggu jembatan menampakkan dirinya ketika ada yang melewati jembatan tersebut.
Hal itu pun diakui salah seorang warga Pekkabata, Polewali, Sofyan Ibrahim ,40. Dia mengaku sering melewati jalur tersebut ketika masih muda, sekitar tahun 90-an. Dia bahkan sering melihat sosok sacral yang dipercaya sebagai penunggu Jembatan Bolong.
“Dulu waktu masih muda, saya sering bolak-balik dari Polewali ke Mamuju menggunakan sepeda motor, setiap saya lewat di Jembatan Bolong pasti saya singgah, entah itu malam atau siang. Saya singgah merokok dan pasti simpan sebagian rokok di jembatan. Kata orang tua untuk berbagi sama penunggunya agar tidak murka,” tutur dia kepada SINDONews.
Dia pun menyakini itu, sehingga setiap melewati jembatan tersebut, dia merasa tenang dan tidak ada gangguan seperti kebanyakan cerita orang. Namun demikian, dia menyebutkan bahwa mistis dan mahluk halus itu benar adanya dan perlu diyakini keberadaannya. (Baca Juga: Monumen Kresek, Saksi Sejarah Peristiwa Madiun)
Sofyan pun menyarankan agar setiap orang yang ingin melewati jembatan itu, meski kini telah berubah bentuk dan bergeser dari tempat awalnya pascarenovasi, agar pengendara motor maupun mobil untuk membunyikan klaksonnya sebagai isyarat.
Cerita berbeda namun penuh mistis disampaikan sopir angkutan kota dalam provinsi, tujuan Majene-Palu, Zulfikar (28). Dia mengaku sering dikagetkan dengan sosok berkelebat di depan bahkan samping mobilnya saat melewati Jembatan Bolong.
Setiap orang yang ingin ke Mamuju, Ibukota Sulawesi Barat (Sulbar) pasti melalui jembatan ini jika memilih jalur darat, karena merupakan trans penghubung Makassar-Mamuju. Dari namanya saja, orang sudah terbayang tentang keangkerannya (bolong) berarti hitam, yang berada di tikungan tajam dengan kondisi jalan dari dua sisi merupakan jalan menurun dan sempit, bukan hanya fisiknya namun aura di sekitar jembatan itu juga hitam (mendung), ditambah lokasinya yang tampak berada di lembah.
Di jembatan ini, sudah banyak nyawa melayang akibat kecelakaan, ada yang disebabkan kerusakan kendaraan, human error hingga menyangkutpautkan dengan hal-hal mistis, apalagi jika terjadi pada malam Jumat. Konon, kecelakaan yang terjadi karena ‘penunggu’ jembatan sedang minta tumbal atau sedang usil mengganggu pengendara yang lewat. (Baca Juga: Kisah Cinta Saudagar Tiongkok Tan Bun An dengan Gadis Palembang Siti Fatimah di Pulau Kemaro)
Tidak jarang beberapa pengendara yang lewat terkadang mengalami mesin mati secara tiba-tiba, atau bahkan sang penunggu jembatan menampakkan dirinya ketika ada yang melewati jembatan tersebut.
Hal itu pun diakui salah seorang warga Pekkabata, Polewali, Sofyan Ibrahim ,40. Dia mengaku sering melewati jalur tersebut ketika masih muda, sekitar tahun 90-an. Dia bahkan sering melihat sosok sacral yang dipercaya sebagai penunggu Jembatan Bolong.
“Dulu waktu masih muda, saya sering bolak-balik dari Polewali ke Mamuju menggunakan sepeda motor, setiap saya lewat di Jembatan Bolong pasti saya singgah, entah itu malam atau siang. Saya singgah merokok dan pasti simpan sebagian rokok di jembatan. Kata orang tua untuk berbagi sama penunggunya agar tidak murka,” tutur dia kepada SINDONews.
Dia pun menyakini itu, sehingga setiap melewati jembatan tersebut, dia merasa tenang dan tidak ada gangguan seperti kebanyakan cerita orang. Namun demikian, dia menyebutkan bahwa mistis dan mahluk halus itu benar adanya dan perlu diyakini keberadaannya. (Baca Juga: Monumen Kresek, Saksi Sejarah Peristiwa Madiun)
Sofyan pun menyarankan agar setiap orang yang ingin melewati jembatan itu, meski kini telah berubah bentuk dan bergeser dari tempat awalnya pascarenovasi, agar pengendara motor maupun mobil untuk membunyikan klaksonnya sebagai isyarat.
Cerita berbeda namun penuh mistis disampaikan sopir angkutan kota dalam provinsi, tujuan Majene-Palu, Zulfikar (28). Dia mengaku sering dikagetkan dengan sosok berkelebat di depan bahkan samping mobilnya saat melewati Jembatan Bolong.
tulis komentar anda