Rumah Apung di Pulau China Bawean Rusak Dihantam Ombak
Jum'at, 11 Desember 2020 - 20:16 WIB
GRESIK - Rumah apung wisatawan di Pulau China Bawean Gresik rusak dihantam ombak. Padahal proyek menelan Rp870 juta itu baru digarap 2019 lalu. Padahal, Rumah Apung itu rencananya bakal digunakan untuk wisatawan saat libur natal dan tahun baru ini.
Namun, bangunan berukuran 12x8 meter, dan bakal menjadi icon wisata di Pulau Cina itu rusak dihantam ombak dan hanyut terhempas hingga ke bibir pantai. "Karena ombak kemarin Rabu (9/12) malam, hanyut sampai pantai. Bergeser sampai 600 meter dari tempat semula," kata Kepala Desa Telukjatidawang, Fahrur Rozi saat dihubungi melalui selulernya, Jumat (11/12/2020). (Baca Juga: Libur Akhir Tahun, Satgas Ajak Perkuat Disiplin Protokol Kesehatan)
Rozi menyebutkan, ada bagian bangunan Rumah Apung yang mengalami kerusakan, meski tidak terlalu parah. Salah satunya gabus yang menjadi landasan bawah dari Rumah Apung. (Baca juga: PDIP Anggap Kekalahan di Blitar Peristiwa Luar Biasa)
"Terkena batu yang ada di pinggir pantai, jadi rusak semua" imbuhnya. Pihak desa hanya sebatas mengamankan, karena proses perbaikan menjadi ranah Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) Gresik.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas PUPR Gunawan Setijadi menyebutkan, anggaran Rumah Apung sejauh ini belum diusulkan. Sehingga belum ada proses perbaikan. Namun, pihaknya akan melakukan survei untuk memetakan secara pasti kerusakan apa saja yang terjadi di Rumah Apung. “Nanti kami programkan di APBD perubahan atau Perubahan Anggaran Keuangan (PAK)," ujarnya. (Baca Juga: Tangis Tiwi Pecah, Hasil Hitung Cepat Pecundangi Adik Ipar Ganjar Pranowo di Pilbup Purbalingga)
Diketahui, pembangunan Rumah Apung ini diproyeksikan sebagai tempat istirahat bagi wisatawan di Pulau Noko dan Cina. Khususnya, bagi wisatanya yang lelah usai melakukan snorkeling dengan melihat panorama indah bawah laut. Alokasi anggaran untuk proyek ini mencapai sekitar Rp870 juta, dengan pengerjaan sudah dilakukan sejak tahun 2019.
Namun, bangunan berukuran 12x8 meter, dan bakal menjadi icon wisata di Pulau Cina itu rusak dihantam ombak dan hanyut terhempas hingga ke bibir pantai. "Karena ombak kemarin Rabu (9/12) malam, hanyut sampai pantai. Bergeser sampai 600 meter dari tempat semula," kata Kepala Desa Telukjatidawang, Fahrur Rozi saat dihubungi melalui selulernya, Jumat (11/12/2020). (Baca Juga: Libur Akhir Tahun, Satgas Ajak Perkuat Disiplin Protokol Kesehatan)
Rozi menyebutkan, ada bagian bangunan Rumah Apung yang mengalami kerusakan, meski tidak terlalu parah. Salah satunya gabus yang menjadi landasan bawah dari Rumah Apung. (Baca juga: PDIP Anggap Kekalahan di Blitar Peristiwa Luar Biasa)
"Terkena batu yang ada di pinggir pantai, jadi rusak semua" imbuhnya. Pihak desa hanya sebatas mengamankan, karena proses perbaikan menjadi ranah Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) Gresik.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas PUPR Gunawan Setijadi menyebutkan, anggaran Rumah Apung sejauh ini belum diusulkan. Sehingga belum ada proses perbaikan. Namun, pihaknya akan melakukan survei untuk memetakan secara pasti kerusakan apa saja yang terjadi di Rumah Apung. “Nanti kami programkan di APBD perubahan atau Perubahan Anggaran Keuangan (PAK)," ujarnya. (Baca Juga: Tangis Tiwi Pecah, Hasil Hitung Cepat Pecundangi Adik Ipar Ganjar Pranowo di Pilbup Purbalingga)
Diketahui, pembangunan Rumah Apung ini diproyeksikan sebagai tempat istirahat bagi wisatawan di Pulau Noko dan Cina. Khususnya, bagi wisatanya yang lelah usai melakukan snorkeling dengan melihat panorama indah bawah laut. Alokasi anggaran untuk proyek ini mencapai sekitar Rp870 juta, dengan pengerjaan sudah dilakukan sejak tahun 2019.
(nic)
tulis komentar anda