Pasien COVID-19 Overload, RSHS Minta Pemprov Tambah Kapasitas Gedung BPSDM
Kamis, 03 Desember 2020 - 14:55 WIB
BANDUNG - Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung mencatat penambahan jumlah pasien COVID-19 yang cukup tinggi dalam beberapa pekan terakhir. Untuk menambah ruang perawatan, RSHS telah mengajukan penambahan ruang perawatan di Gedung BPSDM kepada Pemprov Jabar.
Direktur Perencanaan, Organisasi dan Umum RSHS Bandung drg. Muhammad Kamaruzzaman mengakui, dibanding bulan Oktober, pada November terjadi peningkatan yang cukup signifikan pasien COVID-19. Tingkat hunian tempat tidur khusus COVID rata-rata diatas 90%. Saat ini saja sudah 94%.
(Baca juga: Kasus Meningkat, Satu Tower Isolasi Mandiri di Wisma Atlet Dialihfungsikan untuk Perawatan )
"Artinya memang RS harus berupaya ada penambahan kapasitas, baik itu peningkatan kualitas pelayanan atau mendatangkan alat bantuan ecmo dari pusat. Tapi, langkah yang bisa dinaikan saat ini kami fokus layanan gejala yang middle sampai berat," kata dia.
Menurut Kamaruzzaman, RSHS telah mengusulkan kepada Promotor Jabar untuk membuka gedung 2 BPSDM. Karena kondisi gedung 1, nyaris penuh. Sehingga , nantinya pasien yang telah sembuh atau beberapa ringan bisa diarahkan ke BPSDM.
"Nanti rencananya, Gedung Kemuning 4 di RSHS akan kita jadikan ruang perawatan khusus COVID, kemarin kan hanya ruang transit. Nanti kalau penuh lagi akan kita buka Kemuning 5, jadi 4 dan 5 itu ruang Covid-19 perawatan," jelas dia.
Ruang Kemuning, kata dia, setiap lantainya memilki kapasitas 40 tempat tidur. Sehingga akan ada penambahan 80 tempat tidur. Sehingga total tempat khusus COVID sekitar 179 ruangan. Hal ini juga mempertimbangkan kapasitas UGD RSHS yang mayoritas penuh.
(Baca juga: Rumah Mahfud MD Dikepung Massa, Pemuda Muhammadiyah Siap Terjunkan Kokam )
Saat ini, kata dia, pasien dengan kondisi ringan tanpa gejala bakal diteruskan ke Gedung BKSDM milik Pemprov Jabar. Alternatif lainnya, yaitu mengembalikan ke RS yang dirujuk, atau isolasi di rumah.
Kendati begitu, dia memastikan, kondisinya fluktuatif. Misalnya beberapa hari lalu kondisi tempat tidur sudah lebih dari 96%. Tetapi sekarang turun jadi 94%, kapasitas belum melebihi 100%.
"Tapi kalau diatas 90% memang sudah dianggap melebihi kapasitas. Artinya ini terkait dengan SDM, alatnya harus ada yang menjaga 24 jam. Tapi Alhamdulillah banyak bantuan obat-obatan dan alat canggih sangat membantu," jelas dia
Direktur Perencanaan, Organisasi dan Umum RSHS Bandung drg. Muhammad Kamaruzzaman mengakui, dibanding bulan Oktober, pada November terjadi peningkatan yang cukup signifikan pasien COVID-19. Tingkat hunian tempat tidur khusus COVID rata-rata diatas 90%. Saat ini saja sudah 94%.
(Baca juga: Kasus Meningkat, Satu Tower Isolasi Mandiri di Wisma Atlet Dialihfungsikan untuk Perawatan )
"Artinya memang RS harus berupaya ada penambahan kapasitas, baik itu peningkatan kualitas pelayanan atau mendatangkan alat bantuan ecmo dari pusat. Tapi, langkah yang bisa dinaikan saat ini kami fokus layanan gejala yang middle sampai berat," kata dia.
Menurut Kamaruzzaman, RSHS telah mengusulkan kepada Promotor Jabar untuk membuka gedung 2 BPSDM. Karena kondisi gedung 1, nyaris penuh. Sehingga , nantinya pasien yang telah sembuh atau beberapa ringan bisa diarahkan ke BPSDM.
"Nanti rencananya, Gedung Kemuning 4 di RSHS akan kita jadikan ruang perawatan khusus COVID, kemarin kan hanya ruang transit. Nanti kalau penuh lagi akan kita buka Kemuning 5, jadi 4 dan 5 itu ruang Covid-19 perawatan," jelas dia.
Ruang Kemuning, kata dia, setiap lantainya memilki kapasitas 40 tempat tidur. Sehingga akan ada penambahan 80 tempat tidur. Sehingga total tempat khusus COVID sekitar 179 ruangan. Hal ini juga mempertimbangkan kapasitas UGD RSHS yang mayoritas penuh.
(Baca juga: Rumah Mahfud MD Dikepung Massa, Pemuda Muhammadiyah Siap Terjunkan Kokam )
Saat ini, kata dia, pasien dengan kondisi ringan tanpa gejala bakal diteruskan ke Gedung BKSDM milik Pemprov Jabar. Alternatif lainnya, yaitu mengembalikan ke RS yang dirujuk, atau isolasi di rumah.
Kendati begitu, dia memastikan, kondisinya fluktuatif. Misalnya beberapa hari lalu kondisi tempat tidur sudah lebih dari 96%. Tetapi sekarang turun jadi 94%, kapasitas belum melebihi 100%.
"Tapi kalau diatas 90% memang sudah dianggap melebihi kapasitas. Artinya ini terkait dengan SDM, alatnya harus ada yang menjaga 24 jam. Tapi Alhamdulillah banyak bantuan obat-obatan dan alat canggih sangat membantu," jelas dia
(msd)
tulis komentar anda